Katok! Katok!
Bersamaan dengan lokasi tempat minum mereka malam itu, Chohee juga mengirimkan sebuah pesan.
Kamu benar-benar tidak apa-apa menemaniku minum malam ini?
Laki-laki itu mendecakkan lidahnya, ia pun membalas pesan itu.
Sudah terlambat jika kamu baru menanyakan itu sekarang, aku sudah dalam perjalanan ke sana.
Belum, ia belum menjalankan mobilnya. Namun, berada di dalam mobil itu termasuk "sedang dalam perjalanan", 'kan?
"Baiklah, Jimin, ayo jalan sekarang. Chohee tidak akan bisa pulang sendiri setelah minum, jadi kamu harus ada di sisinya untuk mengantarnya pulang." Laki-laki itu berbicara sendiri dalam mobilnya. Sesaat berikutnya, Jimin sudah benar-benar dalam perjalanan ke tempat gadis itu.
Begitu sampai, ia bisa melihat Chohee yang berdiri di luar kedai, ia pun turun dan menghampiri gadis itu. "Kenapa tidak masuk?" tanyanya.
"Aku berubah pikiran," jawab gadis itu polos.
Laki-laki itu tahu alasan yang akan digunakan gadis di hadapannya ini, tapi ia tidak akan pernah terbiasa. "Jadi, kamu mau bagaimana? Mau langsung pulang?"
"Tidak. Aku ingin minum di rumahmu." jawab gadis itu lagi.
"Baiklah. Ayo kita ke minimarket dan beli minuman yang kamu mau," ucap laki-laki itu, ia menyerah.
Chohee yang melihat Jimin setuju pun merasa senang. Mereka pun masuk ke mobil Jimin dan menuju ke minimarket terdekat. Begitu sampai, mereka turun dan masuk ke dalam. Chohee dengan cepat berjalan menuju rak bagian botol-botol berwarna hijau yang biasa disebut sebagai "soju" dan Jimin berjalan pelan, tidak jauh di belakangnya.
Tangan gadis itu begitu lincah bergerak mengambil botol-botol soju yang terpampang rapi di rak. "Kamu akan ambil berapa banyak?" tanya Jimin. Laki-laki dengan kacamata itu bingung melihat temannya mengambil cukup banyak botol soju.
"Aku tahu di lemari pendinginmu masih ada. Jadi, aku akan meminum yang disana dan ini sedikit, kemudian menyimpan sisanya," jawab gadis itu. Ia kemudian berjalan ke arah kasir dan membayarnya. "Sudah. Ayo pulang," ucap Chohee, langsung berjalan keluar minimarket.
Suasana di antara dua orang yang sudah berteman dari kecil tidak pernah aneh. Selalu ada pembicaraan, entahkah itu aneh, atau hanya mengingat masa kanak-kanak mereka yang penuh dengan warna.
Tanpa sadar, mereka sudah sampai di apartemen Jimin. Mereka pun turun dan masuk ke apartemen tersebut. "Baiklah, tidak mungkin kita hanya minum, kan?" tanya Chohee dengan senyuman yang menandakan bahwa ia akan melakukan sesuatu. "Umm ... aku tidak akan minum banyak. Lagipula, apa yang ingin kamu beli?"
"Ah! Tidak seru! Bagaimana kamu tau kalau aku akan membeli sesuatu?"
"Tentu saja aku tahu. Kamu lupa berapa lama kita berteman?" Jimin kemudian tertawa puas melihat ekspresi wajah Chohee yang kesal karena laki-laki itu bisa membaca gerak-gerik dan juga keinginannya.
"Baiklah .... Aku ingin meminta tolong."
"Ya?"
"Aku belum makan malam. Jadi, aku akan memesan ayam."
"Hanya itu?"
"Ya, hanya itu."
"Baiklah. Aku akan membantumu dengan senang hati. Tapi ..."
"Tapi?" Gadis itu berharap sebuah 'tapi' dari Park Jimin tidak merugikan dirinya dan ayam-beernya nanti.
"Aku tidak akan makan banyak."
"Tidak masalah. Kamu hanya perlu membantuku menghabiskan." Lagipula ia belum makan malam, jadi tidak masalah jika ia makan banyak, begitulah pikirnya.
"Baiklah."
Ibu jari gadis itu bergerak dengan cepat di atas layar ponsel, memesan ayam dari salah satu toko ayam kesukaannya. Tentu saja, mereka menunggu ayam datang sambil berbincang. Selalu ada perbincangan hangat di antara mereka.
Begitu ayam yang dipesan Chohee sampai, gadis itu langsung menyerbunya dan membuka kotak ayam tersebut dan Jimin mengambil gelas minum, sekalian membuka satu botol soju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Drunk? ✔
Short StorySebuah kisah singkat nan rumit tentang bagaimana Hwang Chohee menjalankan rencana ketidaksengajaannya.