Gelas demi gelas, gadis itu meminumnya dengan niat, seakan ia tahu tujuannya adalah untuk menghilangkan kesadarannya. Toleransi minum gadis yang terus meminum soju itu seperti orang-orang pada umumnya; tidak begitu kuat, tidak juga begitu lemah. Sampai di botol hijau tua yang ke empat, kata-kata yang diucapkan gadis itu mulai melantur.
"Chohee-ya, apa tidak terlalu banyak minum? Kamu akan sakit besok kalau kamu terus minum," ucap Jimin. Kekhawatiran terekspresikan dengan jelas melalui suara dan wajahnya.
"Tidak. Aku adalah gadis super." Jimin tersenyum mendengar pernyataan gadis di hadapannya itu, gadis bernama Hwang Chohee itu selalu bersikap dan berkata-kata seperti anak-anak saat sedang mabuk. Kebiasaan yang Jimin tahu dengan sangat pasti. Meskipun ia tahu kebiasaan itu, Jimin masih merasa gelisah karena tidak bisa memprediksi kalimat apa yang akan dikatakan Chohee.
"Kenapa kamu berkata demikian? Setahuku, kamu adalah gadis biasa," ucap Jimin, menjahili Chohee.
"Kenapa? 'Kenapa' kamu bilang? Tentu saja karena ...," ada keraguan, oleh karena itu kalimatnya terputus. Gadis itu meminum satu lagi gelas soju, "tentu saja karena aku berhasil menyimpan perasaan pada seseorang selama enam belas tahun."
"Enam belas tahun? Kepada siapa? Apa dia membalas perasaanmu? Kenapa kamu tidak menyatakan perasaanmu padanya? Jika dia tidak merasakan hal yang sama, aku akan menghajar orangnya, katakan saja namanya." Jimin menghujani Chohee dengan berbagai pertanyaan, gadis yang dihujani begitu banyak pertanyaan hanya bisa membalasnya dengan tersenyum, setidaknya untuk sekarang.
"Apa aku harus menjawab semua pertanyaanmu?"
"Eum, jika kamu mau, silahkan. Jika tidak, jawablah satu pertanyaan ini."
"Ya?"
"Siapa orangnya?" tanya Jimin. Laki-laki itu terlihat serius. Sangat serius. Pandangan laki-laki itu tidak lepas dari gadis yang ada di hadapannya. Seolah-olah jawaban itu tidak akan terdengar jika ia tidak menatap mata gadis itu.
"Sebelum aku menjawabnya, berjanjilah satu hal padaku."
"Baiklah," jawab laki-laki itu dengan yakin.
"Apa pun jawabanku, tolong katakanlah juga dengan jujur pendapatmu dan pandanganmu." Gadis itu menunduk. Tidak. Bukan sedih. Akan tetapi, ia takut untuk menatap mata laki-laki bernama Park Jimin di hadapannya.
"Tentu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Drunk? ✔
Short StorySebuah kisah singkat nan rumit tentang bagaimana Hwang Chohee menjalankan rencana ketidaksengajaannya.