Prolog

2.6K 92 58
                                    

Prolog

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prolog

Mungkin bagi sebagian orang menikah di usia muda terdengar cukup mengasyikkan. Terlebih kalau calonnya itu tampan dan anak konglomerat. Dijamin. Jiwa-jiwa mama mudanya pasti langsung meronta-ronta.

Tapi, lain cerita untuk Amara. Tidak pernah terlintas sedikit pun di otaknya untuk menikah di usia 21 tahun. Amara itu gadis yang cukup ambisius. Ia memiliki cita-cita yang tinggi. Gadis itu berkeinginan untuk menikmati hasil jerih payahnya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menikah.

Bahkan, gadis itu malah sempat berpikiran untuk tidak usah menikah. Toh, tidak ada larangannya juga kan? Dia juga bisa kok bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Tidak perlu ada laki-laki disampingnya.

Namun namanya kehidupan pasti ada saja halang rintangnya. Kadang kita berada diatas. Kadang kita berada dibawah. Kadang kita diberikan keberuntungan. Dan kadang kita diberikan cobaan.

Seperti apa yang dialami Amara sekarang. Gadis belia itu terpaksa harus menikah dengan seorang pria yang usianya lebih tua 3 tahun darinya. Mungkin pria itu akan merasa senang-senang saja dijodohkan dengan Amara.

Tapi kalau Amara? Cih, melihat pria itu bernapas saja sudah berhasil memancing emosinya.

Seluruh perjodohan ini itu diadakan tanpa se-pengetahuannya. Hanya karena perusahaannya membutuhan suntikan dana besar. Thomas, ayah Amara, tega menjual dirinya ke anak rekan bisnisnya sendiri.

Terdengar sangat menyedihkan bukan?

Maka jangan heran kalau sekarang pria dengan setelan jas hitam itu pusing sendiri menghadapi Amara yang sejak tadi tak berhenti menangis.

"Mau sampai kapan kamu nangis terus?" ucap Arthur dengan suara beratnya.

Amara tahu Arthur mencoba mengajaknya berbicara. Tetapi Amara lebih memilih untuk diam dan terus menangis. Bahkan kalau Amara beruntung, malam ini juga Amara ingin membuat pria itu tak tahan dengan sikapnya lalu menceraikannya.

"Aku nggak tahu mau sampai kapan kamu terus-terusan nangis. Tapi yang jelas, ada satu hal penting yang harus kamu tahu"

Arthur melihat Amara mulai mengangkat kepalanya. Tidak apa-apa gadis itu tidak menyahuti perkataannya. Yang penting gadis itu masih mau mendengarkan perkataannya.

"Kita menikah bukan karena keinginan aku. Bukan juga karena keinginan kamu. Kita berdua menikah karena dijodohkan. Kalau kamu benci dengan pernikahan ini, aku pun juga begitu. Aku ngerti perasaan kamu sekarang. Aku juga ngerti kenapa kamu gak bisa berhenti menangis. Tapi, bukankah lebih baik kalau kita anggap pernikahan ini seperti pernikahan main-main? Kamu nggak perlu bersikap seperti selayaknya seorang istri. Kamu bebas melanjutkan hidup kamu. Anggap kita dua orang yang tidak mengenal satu sama lain. Bahkan kalau kamu mau menjalin hubungan dengan pria lain itu juga hak-mu. Aku gak akan ngelarang. Kamu dengar itu, Amara?" jelas Arthur panjang lebar.

Ya, Amara sangat mendengar perkataan Arthur. Perempuan itu bahkan menganggukan kepalanya saat Arthur bertanya dengannya tadi.

"Sekarang hapus air matamu. Aku capek. Aku mau istirahat"

Amara makin menjauhkan dirinya saat Arthur bilang ingin istirahat. Apakah mereka akan se-kamar berdua? Ah, tidak tidak. Amara tidak akan bisa tidur kalau ada seseorang disampingnya.

"Bahkan aku nggak akan tidur satu ranjang denganmu, Amara. Aku tidur di kamar samping. Kalau ada apa-apa, kamu bisa ketuk pintu kamarku" jelasnya.

Amara menghela napas lega. Beruntung ia tidak harus berbagi tempat tidur dengan pria ini.

"Semua pakaianmu ada di lemari itu. Sedangkan perlengkapan wanita mu ada di buffet itu. Kalau ada yang kurang, kamu bisa membelinya sendiri. Aku taruh kartu kreditku di laci meja rias. Apa sudah cukup jelas, Amara?"

Amara mengangguk kembali untuk kedua kalinya. Perkataan Arthur lebih dari jelas.

"Good girl. Kalau gitu aku mau ke kamar dulu. Jangan lupa ganti gaunmu. Penampilanmu sangat berantakan malam ini"

***

Holaaaaa, guys!♡

Kalian datang dari jalur apa nih?
.
.
Anyway, terima kasih yaa gengss udah mau mampir ke ceritaku<3
.
.
Kalian tahu gak sih sebenernya aku nulis cerita ini tuh random banget wkwkwk. Jadi aslinya ini tuh cerita keduaku. Sebelumnya aku udah nulis cerita yang genre-nya teen fiction (masih di draf blm ku publish). Tapi karena waktu itu tiba-tiba otakku mentok nggak ada ide buat lanjutin ceritaku yang pertama. Akhirnya aku kepikiran buat nulis ini hehehehehe☺🔫
.
.
⚠🔞Oya, aku juga mau wanti-wanti nih ke kalian. Bagi kalian yang usianya masih dibawah 18 tahun. Diharapkan bijak dalam membaca cerita ini yaa. Karena ceritaku yang ini berbau 1821 banget. Jadi jangan salahkan aku kalau nanti terdapat unsur-unsur atau kalimat-kalimat yang cukup membuat bulu kuduk merinding🔞⚠
.
.
Anddd btw, ini castnyaa yaaa👇

☘AMARA GRIZELDA CARIDDI☘

☘AMARA GRIZELDA CARIDDI☘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ARTHUR ROMAN SALVADOR

🕊Jangan lupa Vote+Comment ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🕊Jangan lupa Vote+Comment ya guys. Dukungan kalian sangat berharga untuk keberlangsungan cerita ini🤗

.
.
🎉So, see you on the next part!🎉

ARTHUR & AMARA [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang