Hari ini Jakarta terlihat sangat cerah dengan matahari yang bersinar diatas langit. Aku merenggangkan tubuhku sebentar lalu bergegas untuk mandi dan bersiap untuk kesekolah.
Selesai mandi dan bersiap, aku menuruni tangga menuju ruang makan. Riuh ramai terdengar dari ruang makan. Semuanya sudah berkumpul disana dan tengah bercanda seraya mengobrol bersama. Hal yang tak asing lagi bagiku.
Dengan segera aku bergegas menuju meja makan dan mendudukan diri di tempat dudukku. "Pagi Sa" sapa saudari kembarku. Aku hanya tersenyum singkat.
Obrolan masih berlanjut tanpa aku yang menimbrung pada obrolan tersebut. Entah apa yang mereka bicarakan, terdengar sangat asik dan random.
Oh ya aku belum memperkenalkan diriku. Namaku Salsa Zheana Mahira, lebih akrab di panggil Salsa. Aku siswi kelas XI SMA. Badanku tidak terlalu kecil dan tidak pula terlalu gendut. Sedikit berisi dan cukup tinggi.
Pipiku tidak terlalu tembam, namun sedikit tirus. Alisku lumayan tebal dan hitam, dengan bulu mata lentik yang membingkai kelopak mataku. Hidungku cukup mancung dan mataku tidak terlalu besar ataupun sipit. Kulitku berwarna putih agak kecoklatan.
Aku mempunyai kembaran bernama Salma Vheana Maeda, tinggi kami terpaut 3 cm. Dia lebih pendek daripada aku. Rambut sebahu dan wajah imutnya membuat dia cukup famous di sekolahku.
Fisik kami tidak terlalu berbeda jauh. Hanya saja mata Salma lebih bulat daripada mataku dan pipinya lebih tembam dari pada aku. Sedikit berbeda memang.
Selain itu, aku juga memiliki seorang kakak laki-laki bernama Raditya El Vano. Badannya atletis dan wajahnya yang tampan menjadi daya tarik tersendiri untuk para kaum hawa. Kami bertiga satu sekolah. Aku dan Bang Radit hanya terpaut 1 tahun.
Aku terlahir dari pasangan bernama Ardi & Rita. Mama dan Papaku adalah seorang pengusaha sukses dan namanya cukup terkenal. Cabang perusahaannya ada di mana-mana. Mama yang bergerak di bidang fashion, sedangkan Papa yang bergerak di bidang tekstil.
Kami hidup dengan sangat berkecukupan tanpa kekurangan apapun. Ya mungkin hanya aku yang tidak merasakan kasih sayang dari Mama dan Papa.
Aku menikmati sarapan ku dengan hikmad tanpa menperdulikan obrolan mereka sama sekali, toh mereka juga tidak menanyakan sesuatu pada diriku dan tidak mengajakku mengobrol sama sekali. Mereka larut dalam topik obrolan yang dibahas.
Selesai sarapan aku bergegas untuk berangkat kesekolah. "Ma, Pa, Salsa berangkat dulu" pamit ku seraya tersenyum simpul. Setelah menyalami tangan Mama dan Papa aku bergegas keluar rumah.
Jika ditanya, mengapa aku tidak berangkat bersama Bang Radit dan Salma? Karna Aku selalu berangkat bersama dengan sahabatku. Aku sangat anti berangkat bersama Kakak dan kembaranku, karna aku hanya akan menjadi nyamuk yang tidak di anggap keberadaannya.
Setelah membuka gerbang, aku mendapati seorang remaja laki-laki seumuranku yang tengah berdiri menyandar pada motor ninja miliknya. "Ck!, lama!" keluhnya.
Aku terkekeh singkat, "ya maaf. Tadi rada telat bangunnya" ucapku.
Namanya Zeanno Aditama, sahabat masa kecilku yang selalu disampingku jika aku membutuhkannya. Laki-laki berwajah tampan dan terkadang iseng ini memiliki sifat friendly dan sangat peduli dengan orang-orang yang disayang nya.
Rumah kami saling berdampingan. Bahkan balkon kamarku dan kamar Zean saling berhadap-hadapan. Kadang-kadang Zean suka memanjat balkonku untuk sekedar menemaniku menikmati gelapnya malam.
Setelah memakai helm dan menaiki kuda besi milik Zean. Zean melajukan motornya menuju kesekolah.
• • •
"SALSA!!" Teriakan heboh itu menyambutku saat baru saja menuruni motor Zean. Seorang gadis dengan rambut yang dikuncir setengah itu berlari menghampiriku dengan tatapan riangnya, bak anak kecil."Ck! Masih pagi! Nggak usah teriak-teriak bisa?" tanya Zean sedikit kesal. Arum menyenggir kuda.
"Ya maaf. Sensi amat masnya"
Namanya Sintia Arumika, teman sekelasku dan juga teman dari masa SMP. Gadis bermulut pedas dan suka ceplas-ceplos. Tingginya setara dengan tinggi Salma, dengan rambut se pundak dan pipi yang lumayan tirus.
"Bodo!" ketus Zean lalu berjalan begitu saja meninggalkan kami. Entah kenapa dengan Zean pagi ini, ia terlihat seperti tidak mood. Apa karna dia lama menungguku? Ah sepertinya tidak!. Biasanya juga begitu, dan itupun tidak bisa dikategorikan 'lama'.
"Kenapa tuh bocah?" aku menggedikan bahu tanda tidak tau. "Si Salma belum berangkat?"
"Belum" balas ku singkat.
"Gue heran deh, perasaan kalian serumah tapi nggak pernah tu pulang dan berangkat bareng. Dari SMP malah" kami berjalan beriringan menuju kelas yang berada di lantai 2.
"Dari SD malah"
"Serius?!" aku mengangguk. "Kok bisa sih?"
"Ya bisa lah. Kalo gue berangkat sama mereka, yang ada gue cuman jadi nyamuk. Mereka bakal sibuk sama dunia mereka sendiri-sendiri"
Arum mengangguk paham. Sesampainya dikelas, Aku menghampiri Zean yang sedang menelungkupkan kepalanya diantara lipatan tangan. Aku mengusap lembut rambut hitam milik Zean.
Zean mendongak, alisnya terangkat sebelah, "kenapa?" tanyanya. Aku mendudukkan diri di kursi samping Zean, dan menyimpan tas diatas meja.
"Lo kenapa? Kek nggak mood gitu?" tanyaku yang sudah penasaran.
"Nggak papa, cuman ngantuk aja" ucapnya.
"Gadang lo?" dia mengangguk lesu lalu kembali ke posisi awalnya. "Ck! Kebanyakan begadang sih, jadi ngantuk kan lo?" aku mencibir nya.
"Gue lagi nggak mood Sa, jangan ganggu dulu" aku mengangguk samar lalu memindahkan tasku ke belakang badanku.
Tak lama, Salma memasuki kelas dengan senyum cerianya. "Pagi semua!!" sapanya riang. Semua atensi beralih kearahnya.
"Pagi juga Salma!" sapa mereka bersamaan.
"Kiww, neng Salma tambah cantik aja" goda salah satu teman laki-lakiku yang langsung mendapat sorakan dari yang lainnya. Salma tertawa pelan lalu berlalu menghampiri Arum.
Ya seperti inilah, Salma bagaikan ratu dikelasku. Semua laki-laki dikelasku sangat menyegani Salma. Semua orang sangat menyukai Salma, baik dari guru sampai satpam sekolah dan pegawai kantin.
Semuanya sangat menyukai Salma. Cantik dan berprestasi, itulah definisi dari Salma. Aku tidak iri dengan Salma. Sama sekali tidak.
-23 Jan 2022

KAMU SEDANG MEMBACA
Jakarta : 365 Day
Novela Juvenil⚠️ FRIENDZONE AREA ⚠️ "Saya tidak suka memiliki anak yang bodoh, kamu tau?!. Itu hanya akan mempermalukan keluarga saja!" "Maaf..." "Salsa janji nilainya nggak akan seburuk kemarin." • • • "Gue beruntung kenal lo Sal." "Gue nggak akan bisa jela...