HMT 4 - GAIRAH LIAR

151K 1.7K 12
                                    

"Gantilah pakaianmu, aku mau ke kamar mandi dulu," tukas Theresa setelah menaruh stelan kemeja putih dengan celana kain milik Charles di tepi ranjang. Dia tersenyum tipis pada Aaron yang sedang menatapnya.

"Kenapa melihatku seperti itu? Apa kamu tak pernah melihat wanita sebelumnya?" Theresa kembali tersenyum dengan pipinya yang bersemu merah karena tatapan Aaron akan dirinya.

"Ah, tidak. Terima kasih," jawab Aaron dengan gelagat salah tingkah tak karuan. Sebenarnya dia sangat menyukai memandangi wanita cantik di hadapannya itu.

"Baiklah, aku tinggal, ya." Theresa pun berjalan menuju kamar mandi. Sepasang mata Aaron memandangi pinggul wanita itu yang hampir menghilang di balik pintu kaca kamar mandi.

"Astaga, aku bisa gila!" Aaron menggelengkan kepalanya dengan perasaan tak karuan. Dia sangat kepanasan melihat Theresa. Gairahnya tiba-tiba saja mendorong dirinya akan Theresa.

Sementara itu Theresa sedang berendam di dalam bathtub. Busa tebal menutupi sebagian tubuh polosnya. Dia memejamkan matanya merasakan relax. Dia ingin melupakan kejadian tadi. Dia sangat ketakutan! Dia benci pada Charles yang meninggalkan dirinya seorang diri.

Aaron berdiri di depan pintu kaca kamar mandi yang tidak tertutup rapat. Dia menelan saliva melihat Theresa yang sedang berendam di dalam bathtub. Kulit putih licin wanita itu membuatnya menegang tanpa komando. Ingin rasanya dia menghampiri Theresa.

Theresa mulai membuka matanya. Dia kaget melihat Aaron yang sedang berdiri di pintu. Apa yang sedang pria itu lakukan? Theresa segera menyambar handuk guna menutupi tubuh polosnya. Dia lantas keluar dari bathtub.

"Aaron, kamu?" Theresa berdiri di depan Aaron. Dia menatap pria di hadapannya itu. Aaron masih bertelanjang da-da. Tubuhnya sangat bagus. Kekar dan menggairahkan. Theresa menatapnya dengan intens.

"Maaf, Nyonya. Aku hanya ingin ke kamar mandi." Aaron menunduk merasa tak enak hati pada Theresa. Sepertinya wanita itu sudah melihatnya yang sedang mengintainya tadi. Dia sangat takut Theresa akan marah padanya.

"Tak apa. Masuklah!" Theresa tersenyum dan mempersilakan Aaron memasuki kamar mandi.

Aaron menatapnya tak percaya. Apakah Theresa ingin mengajaknya mandi bersama? Pikirnya mulai me-sum.

"Aaron," bisik Theresa sembari meraih jemari Aaron yang masih berdiri di hadapannya. Dia merasa kepanasan melihat postur tubuh pria itu yang sangat bagus.

"Nyonya," ucap Aaron kala jemari Theresa mulai menjelajahinya. Sentuhan itu begitu nikmat baginya. Bahkan membangkitkan gairahnya lebih besar lagi.

"Apakah kamu pernah bercinta dengan seorang gadis?" tanya Theresa sembari mengusap pipi Aaron. Dia menatapnya penuh damba. Pria muda ini sudah membuatnya sangat terbakar. Dia menginginkannya.

"Belum, Nyonya. Kenapa Anda menanyakan hal itu?" Aaron semakin gugup dan gemetaran karena remahan nakal jemari Theresa akan tubuhnya. Sepertinya dia tak bisa menahannya lagi. Gejolak ini terlalu dahsyat.

"Bagaimana jika aku menjadi wanita pertama yang merasakan dirimu," bisik Theresa sembari meliarkan jemarinya pada setiap inci tubuh Aaron. Perlahan jemari itu semakin turun pada perut hingga membuka ritsleting celana kain yang Aaron kenakan.

"Ah, Nyonya." Aaron mengerang saat jemari nakal Theresa menjamah area yang sudah menegang. Celana kainnya sudah lolos ke lantai. Bahkan Theresa juga menyingkirkan semuanya. Kini tubuhnya terpampang di hadapan Theresa tanpa sehelai benang pun.

"Oh, besar dan sangat panjang! Aku ingin merasakannya," bisik Theresa mulai binal. Dia lantas berjongkok di depan Aaron. Tangannya mengusap-usap kebanggaan pria itu lalu dimasukkannya ke dalam mulut.

"Ah, Nyonya." Aaron ber-de-sah hebat saat Theresa mulai bermain.

"Besar sekali. Hmm!" Theresa semakin menggila dibuatnya.

"Aahh! Nyonya! Ini nikmat sekali!" Aaron merasa sedang melayang-layang karena kenikmatan yang ditimbulkan oleh Theresa.
Dia pun bersandar pada dinding kaca kamar mandi. Lantas dia menekan kepala Theresa agar lebih dalam lagi melakukannya.

Aaron memejamkan matanya sembari mengigit bibir bawah. Dia meledak di dalam mulut Theresa. Ini sangat nikmat baginya. Dia pun membuka matanya perlahan. Theresa sedang tersenyum puas padanya.

"Kamu suka, Aaron? Ini sangat nikmat, bukan?" Theresa membersihkan sudut bibirnya sembari tersenyum puas. Dia pun segera berdiri di depan Aaron. Tangannya melepaskan handuk yang menutupi tubuhnya.

Aaron membulatkan matanya melihat tubuh polos Theresa yang tersaji di hadapannya kini. Dia menelan ludah kasar. Tubuh itu sangat indah dan tercium wangi. Apalagi kedua bongkahan yang besar. Dia pun segera meraih pipi Theresa lantas menyatukan bibir mereka.

Ciuman itu lebih dari apapun. Sementara jemarinya mulai menyentuh area paling sensitif si wanita. Theresa membuka kedua kakinya agar Aaron mudah melakukannya.

"Kamu nakal sekali, Aaron." Theresa tersenyum sembari mendorong Aaron darinya. Dia lantas berlari memasuki bathtub.

"Nyonya, please! Aku ingin merasakannya," bujuk Aaron yang sudah tak tahan ingin bercinta dengan istri bosnya itu. Dia pun mengejar Tessa sampai memasuki bathtub.

"Aku mencintaimu, Theresa." Aaron membelai rambut basah Theresa yang duduk di depannya. Kemudian dia mendekap tubuh polos wanita itu dari belakang. Dia meremas kedua bongkahan Theresa. Sangat besar dan kenyal.

"Aaron, aku juga mencintai kamu." Theresa memutar tubuhnya menghadap pada pria tampan di belakangnya itu. Dia lantas mendekatkan wajahnya pada Aaron. Pria itu pun segera menyambutnya dengan senang.

"Aaron ... aahh!" Theresa melenguh sembari bersandar pada tepi bathtub. Matanya terpejam tak menentu merasakan permainan Aaron. Ini sangat nikmat baginya. Dia bahkan sudah sangat lama tidak disentuh seperti ini.

"Aku tak tahan lagi, Theresa." Aaron segera keluar dari bathtub. Dia lantas meraih Theresa ke da-da. Pria itu menggendong wanitanya menuju ranjang.

"Aaron," erang Theresa saat Aaron merebahkan tubuhnya di tengah ranjang. Apa pun yang akan pria itu lakukan padanya, dia sudah pasrah.

"Bolehkah?" Aaron berbisik dengan napasnya yang sudah memburu. Menegaskan gairahnya yang besar pada Theresa.

"Lakukanlah, Sayang." Theresa mengecup bibir Aaron. Matanya sudah berkabut oleh hasrat yang panas.

Aaron tersenyum puas. Dia pun mulai mengecup seluruh tubuh polos Theresa. Dia bahkan meninggalkan beberapa tanda merah di beberapa titik sensitif si wanita.

Theresa meremas tumpukkan bantal yang menopang kepalanya. Tubuhnya ingin menggelinjang menahan sensasi yang sedang Aaron berikan padanya.

"Arghhhh!" Theresa melenguh hebat kala dirinya mencapai puncak.

Napas Theresa masih terengah-engah usai pelepasan tadi. Sementara Aaron mulai mendekat lagi padanya. Pria itu tersenyum seringai melihat Theresa tergolek pasrah. Dia pun segera melanjutkan permainan.

"Aaron ... " Theresa tak henti berdesah kala Aaron mulai menghujam dengan hentakkan kuat.

Aaron memejamkan matanya merasakan kenikmatan akan Theresa. Hangat dan masih terasa sempit. Dia sangat menyukainya.

Oh, sh-it! Ini sangat nikmat!

Aaron dan Theresa terbuai dalam kenikmatan itu. Keduanya pun terus bercinta sampai beberapa kali. Theresa tak menyangka Aaron cukup mahir di atas ranjang. Dia sangat terpuaskan malam ini.

"Aku akan meledak, Sayang." Aaron mendekap tubuh polos Theresa semakin erat seiring hentakkan yang kuat.

"Ayo kita ledakkan bersama, Aaron!" Theresa pun tak kalah gilanya. Dia mendekap punggung Aaron sembari membuka kedua kakinya lebar-lebar.

Gelombang dahsyat kenikmatan pun menerpa keduanya. Aaron meledak di dalam Theresa. Ini sangat nikmat baginya. Sementara Theresa tergolek lemas dengan napasnya yang terengah-engah. Sungguh nikmat sekali! Dirinya sangat terpuaskan.

"Terima kasih, Sayang." Aaron mengecup pucuk kepala Theresa sebelum dirinya berguling pada kasur kosong di sampingnya. Kemudian dia meraih tubuh polos Theresa ke dekapan. Dia pun memejamkan matanya sembari tersenyum tipis.

Malam ini dirinya sangat puas. Ini akan menjadi awal dari petualangan cintanya dengan Theresa.

BELENGGU HASRAT ISTRI BOSKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang