HMT 5 - CANDU BERCINTA

129K 1.4K 35
                                    

Waktu menunjukkan pukul 5 pagi. Aaron terjaga dari tidurnya. Ia menoleh pada Theresa yang masih bergelung dalam pelukannya. Astaga! Wanita itu sangat cantik kala sedang tertidur. Aaron mengulas senyum gemas melihat Theresa.

Percintaan semalam pasti membuat Theresa kelelahan, pikir Aaron. Dia pun menurunkan wajahnya meraih ciuman kilas pada bibir ranum Theresa. Sepasang mata indah wanita itu terbuka perlahan. Aaron tersenyum menyambutnya.

"Pagi, Nyonya." Aaron menatap Theresa dengan penuh damba. Dia sudah jatuh hati pada wanita yang lebih tua darinya itu.

"Aaron, jam berapa ini? Aku ada wawancara pukul sepuluh." Theresa berusaha bangkit. Sepasang matanya mencari jam weker untuk melihat waktu. Dia tak boleh terlambat datang ke acara penting siang ini. Charles bisa saja menghukum dirinya jika ia melakukan kesalahan.

"Tenanglah, ini baru jam 5 pagi. Kamu istirahatlah dulu," tukas Aaron sembari merebahkan tubuh Theresa yang hanya mengenakan lingerie tipisnya.

"Aaron, apakah setelah ini kamu akan tetap menganggap aku ini adalah istri bosmu?" tanya Theresa sembari meraih jemari Aaron lalu menatapnya dengan lembut.

"Di mata dunia kamu adalah istri bosku. Tapi bagiku kamu adalah kekasihku, Theresa. Aku mencintai kamu. Sangat," balas Aaron lantas mengecup jemari Theresa sembari menatapnya sungguh.

"Aaron, apa kamu tidak takut jika Organisasi EXO mengetahui semua ini? Kamu pasti akan dikeluarkan dari EXO." Theresa menatap Aaron. Pendar matanya tampak sedih. Organisasi EXO milik EXO Company Group juga. Dia tak ingin Aaron mendapatkan masalah nantinya.

"Theresa, aku akan menghadapi semuanya demi kamu. Aku sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi di dunia ini. Cintamu telah memberikan aku kehidupan baru. Terima kasih," tukas Aaron kembali mengecup jemari Theresa.

"Aku juga sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi, Aaron. Aku bahagia bisa merasakan cinta dan perhatian darimu." Theresa mengusap titik kecil pada sudut matanya. Dia terharu mendengar ketulusan Aaron padanya.

"Benarkah seperti itu? Lantas bagaimana dengan Presdir Bosley?" Aaron menatap dalam-dalam pada Theresa kali ini.

"Aku akan bercerita padamu, Aaron. Hanya padamu." Theresa membasahi bibirnya lalu melanjutkan ucapannya, "aku menikah dengan Charles karena suatu kesepakatan. Artinya kami hanya menikah di atas kertas saja. Tak ada kemesraan di dalam pernikahan kami. Semua ini terjadi karena perusahaan kami yang hampir tutup saat itu." Theresa tampak sedih mengingat semua itu.

"Lantas sekarang bagaimana? Apakah kamu akan tetap bersama Presdir?" Aaron sedih membayangkan perasaan Theresa.

Wanita itu menikah karena suatu kesepakatan, bukan karena cinta. Pantas Presdir Bosley tampak begitu acuh padanya. Namun tidak mulai sekarang! Karena mulai sekarang dirinya akan selalu ada untuk Theresa. Aaron berjanji pada dirinya sendiri.

"Aku tak bisa meninggalkan Charles begitu saja, Aaron. Begitupun dengan Charles, dia juga tidak akan bisa meninggalkan diriku begitu saja. Karena kami sama-sama terikat suatu kesepakatan yang mutlak. Jika diantara kami ada yang ingin mengakhiri pernikahan ini maka, dia harus merelakan seluruh sahamnya." Theresa memalingkan wajahnya kemudian.

Aaron hanya terdiam. Kenapa Theresa sampai melakukan kesepakatan konyol seperti itu?

"Tak apa, jangan sedih. Mulai sekarang kamu takkan kesepian lagi, Theresa. Aku akan selalu ada untukmu. Aku janji." Aaron duduk sembari menggenggam jemari Theresa. Dia ingin menjadi kekuatan bagi wanita itu.

Theresa pun bangkit dan duduk di samping Aaron. Dia tersenyum pahit dan langsung memeluk pria tampan di hadapannya itu. Mungkin Aaron adalah Malaikat yang dikirim oleh Tuhan untuknya. Dia merasa menemukan dunia barunya bersama Aaron.

"Theresa," bisik Aaron sembari tersenyum seringai pada wanita cantik di hadapannya itu.

"Huum," balas Theresa sembari menanggah pada wajah Aaron.

Pria itu hanya tersenyum dan segera menurunkan wajahnya pada Theresa. Dia meraih ciuman pada bibir ranum wanita itu.

Aaron menyapu bibir kenyal Theresa penuh gairah. Tangannya menelusup ke dalam lingerie wanita itu. Dia lantas menariknya ke atas dan menurunkan ciumannya di sana.

"Aah, Aaron. Kamu nakal sekali!" Theresa meremas rambut tebal Aaron. Pria itu sedang menyusu padanya layaknya bayi yang sedang kehausan.

Kedua bongkahan Theresa sangat besar dan padat. Aaron sangat menyukainya. Dia pun terus memainkan dua bola besar itu dengan bengis. Sementara Theresa hanya pasrah akan kehendak kekasihnya itu.

"Tak ingin bercinta lagi?" bisik Theresa sembari beranjak dari ranjangnya. Dia tersenyum nakal pada Aaron yang masih duduk di tengah ranjang.

"Nyonya, tolong jangan menggodaku! Hei!" Aaron segera beringsut dari ranjang setelah Theresa melempar lingerie tipisnya ke wajah pria itu. Wanita itu berlari sembari tertawa kecil menuju kamar mandi. Aaron pun mengejarnya.

"Jangan membuatku buas, Sayang. Aku bisa menyiksamu nanti," bisik Aaron setelah berhasil mendesak tubuh Theresa pada dinding kaca kamar mandi. Hujan shower membasahi tubuh polos keduanya.

"Lakukanlah, Aaron. Aku menginginkanmu," balas Theresa sembari tersenyum nakal pada Aaron. Jemarinya mulai liar menyentuh tubuh pria di hadapannya itu.

"Baiklah. Aku akan membuatmu puas pagi ini, Sayang." Aaron tersenyum seringai. Dia lantas menyerang bibir ranun Theresa penuh hasrat. Puas bertukar saliva, Aaron pun menurunkan ciumannya pada bagian paling sensitif bagi seorang Theresa Bosley.

Dia membelai dengan banyak ciuman. Theresa memejamkan matanya sembari menggigit bibir bawahnya menahan. gejolak kenikmatan yang sedang Aaron berikan padanya.

"Aah, Aaron. Terus Sayang ..." Theresa tak henti meracau. Dia bahkan membuka lebar kedua tungkainya, seolah menyajikan miliknya untuk Aaron nikmati. Ini sungguh sangat nikmat baginya. Dia sampai merasakan sensasi gila hingga berulang kali.

"Sudah basah, Sayang." Aaron bangkit sembari menyeka bibirnya dengan punggung tangannya. Miliknya sudah mengeras maksimal ingin segera memasuki Theresa. Dia pun segera meraih Theresa ke pelukan. Lantas menggendong wanita itu menuju pada ranjang dengan seprai yang masih berantakkan.

"Cumbui aku, Sayang." Theresa berkata ke wajah Aaron yang sudah berada di atasnya. Dia melingkarkan kedua tangannya pada belakang leher Aaron lantas menariknya turun padanya.

Bibir keduanya saling berpangutan mesra. Sementara Aaron terus bermain dengan tempo yang cepat. Berjuta kenikmatan mereka rasakan secara bersamaan. Aaron atau pun Theresa sama-sama sangat menggila saat ini.

"Aah, Sayang. Ini sangat luar biasa. Oh, sh-it!" Theresa terus meracau kala Aaron menggumuli tubuhnya.

"Ikuti mauku, Sayang." Aaron menggerakkan pinggangnya sembari berdiri. Sementara Theresa tampak sedang duduk pada tepi meja riasnya. Kedua tangannya bertumpu ke belakang dengan wajahnya yang menanggah.

"Oh!" Theresa semakin liar karena kenikmatan itu. Dia melingkarkan kedua tungkainya pada pinggang Aaron. Sementara kedua tangannya mendekap punggung kekar pria itu sampai bibir keduanya saling bertautan mesra.

"Aah, Theresa ..."

Setelah puas bercinta mereka pun mandi bersama. Usai berpakaian rapi keduanya segera meninggalkan apartemen.

Theresa berjalan di depan Aaron. Keduanya tampak seperti bos dengan bawahannya. Tak ada yang mencurigakan, tak ada yang mencolok. Namun saat di dalam kamar keduanya sudah seperti pasangan yang baru saja menikah.

BELENGGU HASRAT ISTRI BOSKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang