Satu bulan berlalu sejak hari dimana Harsa dan Galaksi bertengkar. Bintang pun dibuat heran dengan perubahan sikap keduanya. Galaksi yang semakin posesif serta Harsa yang selalu menghindar.
"Galaksi, kamu apain Harsa?" Tanya Bintang pada Galaksi saat mereka sedang menyantap makanan mereka di kantin.
"Ngga diapa apain. Dia nya aja kali sadar kalau kalian ngga cocok" Jawab Galaksi dengan santai.
Sebenarnya Galaksi masih sering memikirkan perkataan Harsa, namun tetap saja dia merasa bahwa tindakannya benar. Bintang tidak boleh dimanfaatkan oleh orang lain.
"Makan yang banyak, tadi pagi kita ga sempet sarapan kan"
Bintang hanya mengangguk merespon ucapan dari kembarannya itu.
Di sisi lain, Harsa sedang berada di rooftop sekolah sendirian. Termenung memikirkan banyak hal, termasuk sikapnya yang malah menjauhi Bintang.
"Bego banget, kenapa gue malah menghindar dari Bintang" Gumamnya.
"Itu karena lo bego"
Harsa tersentak kaget mendengar perkataan itu dan mendapati Jerga duduk disampingnya.
"Sejak kapan lo ada disini?" Tanya Harsa.
"Sejak Lo nangis" Jawab Jerga sambil meminum soda miliknya.
"Anjing"
"Lah kok ngamuk?" Jerga menatap Harsa yang malah menundukkan kepalanya.
"Lo kenapa ngga bilang kalau daritadi ada disini"
"Lo nangisnya terlalu menghayati, kalau gue bilang, yang ada lo malah berhenti nangis. Lo tau ngga Sa? Nangis itu ngga bikin orang kelihatan lemah. Mungkin lo udah sering denger perkataan ini, tapi gue tetep pengen kasih tau. Jangan malu kalau ada yang liat lo nangis. Emang pendapat orang mengenai kehidupan dan orang lain itu beda beda, tapi coba lo pikir, emang ada orang yang pengen punya masalah? Ada orang yang bisa nahan semua masalahnya tanpa air mata? Semua orang berhak nangis. Jangan selalu buat pikiran kalau cowo nangis itu artinya dia lemah, banci, alay, itu mah pemikiran bodoh. Di Undang Undang aja kagak ada larangan buat nangis" Jelas Jerga panjang lebar yang membuat Harsa tercengang.
"Sebulan lebih kenal sama lo, gue baru tau lo bisa sedewasa ini. Gue kira lo cuma bisa julid aja" Kata Harsa yang dibalas dengan pukulan dari Jerga.
"Sembarangan mulut lo, gue udah keren gini masih aja di katain. Lo tau kagak, tadi gue mendadak merasa jadi Najwa Shihab versi cowo" Ucap Jerga sambil memukul dada tanda sedang menyombongkan diri.
"Wlek, Najwa Shihab darimana. Tapi oke lah, karena lo udah bikin mood gue bagus nih. Makasih Jer wkwkwk"
"Yoi bro. Lain kali kalau mau cerita, lo bisa ke gue. Gue mungkin emang gabisa ngasih solusi, tapi gue yakin gue bisa jadi tempat lo cerita biar beban yang lo tanggung bisa sedikit berkurang. Cerita masalah ke orang lain itu perlu Sa, jangan disimpen sendiri terlalu lama. Jangan selalu berpikir kalau lo bisa selesain semua sendiri"
Setelah itu, Harsa dan Jerga malah memutuskan untuk bolos kelas. Padahal Jerga adalah ketua kelas. Jangan di tiru ya!!
—
"Harsa"
Harsa yang baru saja pulang dari sekolah di kejutkan dengan kehadiran Sang Ayah di ruang tamu.
"Papa kok udah pulang?" Tanya Harsa mencoba untuk terlihat biasa saja
"Apa apaan maksud kamu bolos kelas?" Tanya Hendri, Ayah dari Harsa.
"Papa tau darimana?"
"Menurut kamu? Udah Papa bilang buat ngga macam macam ya Raharsa. Kamu mau nilai kamu turun? Papa sengaja pindahin kamu ke sekolah itu agar kamu bisa menjadi Juara karena Papa tau kamu tidak akan pernah bisa mengalahkan Rachel. Namun kamu malah bolos sekolah?" Bentak Hendri.
"Pa, aku minta maaf. Aku ngga bermaksud bolos sekolah, tapi tadi aku ngerasa ngga enak badan. Jadi aku mutusin buat ngga masuk kelas, dan aku lupa izin. Maaf Pa" Jelas Harsa dengan kepala menunduk.
Mama Harsa yang sedari tadi mendengar keributan segera menghampiri anak dan suaminya itu.
"Hei hei ini ada apa?"
"Ck. Anak kamu ini, sudah berani bolos kelas. Kamu harusnya sadar diri kalau kamu ini bodoh. Mau jadi apa kamu dimasa depan? Peringkat 2 itu tidak cukup"
"Mas, aku sudah bilang ya jangan selalu tekan Harsa tentang itu. Peringkat tidak menjamin masa depan orang" Bela Mama Harsa. Harsa segera memegang tangan ibu nya.
"Tau apa kamu hah? Kamu saja tidak lulus SMA karena hamil diluar nikah, dan lihat. Kamu jadi apa sekarang? Hanya ibu rumah tangga yang bahkan masih sering membuat saya marah dengan tidak menghormati saya" Amuk Papa Harsa.
"Mas, kita sudah sepakat untuk tidak mengungkit hal itu lagi. Tapi sekarang aku tanya, siapa yang mabuk malam itu? Aku atau kamu? Ini semua salah kamu ya. Kamu pikir aku mau punya anak saat aku bahkan belum siap?"
"Kamu berani salahin saya? Kamu benar benar tidak tau diri ya"
Harsa yang merasa pertengkaran mereka semakin melebar pun berniat melerai.
"Mama, Papa, cukup. Tidak usah dilanjutkan. Harsa minta maaf sekali lagi ke Papa karena sudah bolos dan selalu jadi peringkat ke 2. Maaf tidak bisa mengalahkan Rachel. Di sekolah baru, Harsa bakal berusaha sekeras mungkin agar menjadi nomor 1. Harsa ngga akan bolos lagi. Maaf" Ucap Harsa.
"Bagus. Kalau begitu sana ke kamar mu. Belajar, jangan main game terus"
Harsa hanya mengangguk dan melenggang pergi menuju kamarnya. Sejujurnya perkataan orang tua nya tadi membuatnya sakit. Apa dia cerita saja ke Jerga seperti perkataan temannya tadi di rooftop sekolah?
•
•
•Tbc.
Update lagi hehe. Di chap sebelumnya, maksud aku team Harsa atau Galaksi itu pas mereka berantem ya. Bukan buat dijodohin sama Bintang😭 Galaksi kan kembarannya Bintang😩
Btw maaf kalau ada typo. ngebut soalnya hehe.
Voment yaa!!! Aku suka baca komen komen orang soalnya walau ngga aku bales, soalnya kadang bingung mau bales apa, tapi takut dikata sombong juga😔
YOU ARE READING
RAHARSA || HARUHIYYIH
Fanfiction"Nama lo cantik, jadi pacar gw yuk" "Bintang, Bulan mana?" "Bintang dilangit itu banyak. Tapi kalo lo cuma satu. Makanya gw maunya lo aja ngga mau yang lain" Kata orang Bintang itu cantik banget, walau ngga selalu ada tapi selalu mengundang perhatia...