The Real Queen

17 1 0
                                    


Eleanor tidak suka barang branded. Dia membenci segala hal yang akan membuatnya seperti penggemar rendahan. Semua hal yang dimilikinya pun tidak boleh ada yang menyamai dan tidak ada yang memiliki sesuatu yang sama seperti miliknya. Termasuk itu dalam hal pakaian, sepatu, tas maupun aksesoris. Semua pakaian yang dikenakan Eleanor baik itu pakaian kerja atau pakaian untuk acara-acara tertentu dijahit oleh penjahit keluarganya dan desainer kepercayaannya. Jadi bisa dipastikan tidak ada merk dari brand apapun yang menempel di tubuhnya. Prada, Chanel, Gucci, Armani, Burberry, Hermes, Fendi dan teman-temannya mungkin dianggap Eleanor hanya seperti brand idola para rakyat jelata seperti Rere. Dan sekalipun ada sebuah brand yang dimilikinya, seperti jam tangan atau kacamata, itupun dipesan khusus dan biasanya dari hasil desain orang-orang yang sudah dikenalnya. Namun jujur saja Eleanor lebih suka memakai barang-barang buatan lokal, apalagi kalau itu handmade. Seperti tas tangan yang dipakainya ke kantor setiap hari merupakan karya eksklusif seniman tas kulit terkenal dari Bali.

Hal itulah yang membuat Eleanor berbeda dari kebanyakan wanita. Normalnya wanita akan menyukai apa itu yang disebut shoping. Tapi Eleanor, kemanapun dia pergi dan bahkan ke belahan dunia mana saja, dia lebih menghindari keramaian. Sehingga hampir dipastikan dia tidak pernah menginjakkan kakinya di Mall atau pusat perbelanjaan manapun di dunia. Bahkan untuk kebiasaan yang satu ini pun Rere nyaris gila dibuatnya. Sebab Eleanor tidak akan pernah mau makan makanan yang dimasak oleh orang yang tidak dikenalnya. Bahkan sekalipun makanan itu dibeli dari restaurant bintang tujuh atau dimasak chef professional. (Dalam hal ini Rere sering berpikir Eleanor separanoid Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara)

Setiap hari, bahkan untuk sarapan, makan siang dan makan malam, Eleanor lebih memilih pulang dan menyantap makanan yang dimasak oleh juru masak di rumahnya. Masakan sederhana dari bahan-bahan segar yang diambil dari kebun dan hasil tangkapan nelayan setempat, dengan porsi secukupnya hingga tidak menyisakan sebutir nasi atau bumbu sedikipun di piring setelah dia selesai makan. Bahkan saking pelit dan iritnya, Eleanor tidak pernah menawari Rere makanan dari rumahnya. Eleanor akan makan di meja makannya dengan tenang. Sementara Rere mendapat kebebasan makan siang di restaurant manapun sendiri.

Padahal juru masak di rumah Eleanor pun bukan koki bintang lima atau chef terkenal, juru masaknya hanya perempuan paruh baya yang sudah mengabdi di keluarga Eleanor sejak kakek-neneknya masih hidup. Di rumah tua di kawasan Surabaya Barat −yang merupakan rumah lama kakek dan neneknya itupun−Eleanor hanya memperkerjakan tiga orang; satu juru masak, satu bagian bersih-bersih dan satu lagi supir yang merangkap penjaga. Ketiganya nyaris sudah memasuki usia pensiun. Eleanor memang seperti itu. Casing luarnya saja yang terlihat seperti perempuan muda pemilik perusahaan Holding Company yang sukses. Tapi sebetulnya mentalnya sudah serupa pamannya yaitu Liem Hok, pria nyentrik yang usianya sudah separuh abad.

Namun kali ini, karena sebuah persaingan konyol dengan teman sekaligus musuh bebuyutannya dari masa lalu, Eleanor terpaksa menginjakkan kakinya di Paragon Mall untuk memesan secara langsung sepasang sepatu branded eksklusif yang hanya ada beberapa unit di dunia. Tentu itu karena majalah murahan yang dibaca Rere pagi tadi. Yang memuat informasi provokatif dari si teman beracun itu, sehingga membuat permusuhan lama itupun kembali muncul ke permukaan. Semua bermula dari hari itu ketika sebuah majalah murahan terbit dan mencantumkan nama Eleanor.

Majalah Gosip High Class (edisi special tahun baru)

Menguak Pernikahan Kedua Sang Milyader

-Bagian 2-

−Alih-alih memanggilnya tuan putri, dulu kami justru lebih senang menyebutnya sebagai penyihir. Yah... semacam penyihir yang mampu mendapatkan apapun yang diinginkannya dengan sihir yang disebut uang." Komentar calon mempelai wanita saat kami mencoba bertanya tentang persahabatannya dengan Dirut HS Group, Eleanor Liemsudibyo. Tampaknya calon istri Jimmy Kwok ini bukanlah orang biasa, dia bukan hanya cucu dari salah satu pengusaha ternama. Namun lingkup pergaulannya pun terbilang kelas atas karena berteman baik dengan salah satu anggota keluarga kerajaan sawit di Indonesia.

Stiletto Si Wanita Penyihir (Short Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang