Epilog

1.7K 102 2
                                    

Happy Reading!

"Ren!" Haru berlari kecil ketika melihat sosok kenta dihadapannya. Omega itu langsung menubruk tubuh besar sang alpha, kenta terkekeh menepuk punggung hangat haru pelan.

"Hi omega, bagaimana kabarmu manis?" Kenta masih mengusap punggung sempit itu, haru semakin mengeratkan pelukannya kepada sang alpha.

"Buruk, sangat buruk. Lihat betapa jahatnya dirimu yang baru memberiku undangan pertunanganmu secara mendadak? Kau tau betapa kesusahannya diriku karenamu?!" Kenta mengerutkan dahinya, dia tak mengerti dengan omega yang masih menempel padanya ini.

"Maksudnya bagaimana, aku tak paham?"

"Dia kesusahan memilih baju, semua bajunya tak muat pada tubuh gembilnya itu. Kau tau betapa sulitnya aku membujuknya untuk menggunakan bajuku?" Nampak sean baru memasuki ruangan dengan memasukkan tangannya disaku, dia mengangkat bahunya dan menaikan alisnya.

"Benar juga, sekarang omega ini menjadi gemuk" Celetuk kenta yang sukses mendapatkan pukulan perut dari haru. Wajahnya kesal, ia melepaskan pelukannya lalu beralih ke sean. Dia memeluk sean erat lalu mendongak menatap wajah alpha itu.

"Ada apa haru?"

"Ren jahat padaku, dia mengataiku gemuk" Bibirnya mengerucut lucu. Dia, sean menatap kenta dengan sinis. Alpha dihadapannya akan menyusahkannya.

"Ken bisakah kau menjaga mulutmu? Kau tau betapa susahnya aku nanti karena mulutmu itu?" Kenta tergelak, dia mengangkat bahunya tak acuh. Senyum menyebalkan tercetak di wajahnya yang tampan.

"Semoga Tuhan melindungimu"

"Sean, jadi aku menyusahkanmu selama ini yah?" Benar saja, bibir mungil itu akan membuatnya luluh lantah. Sean menunduk, mengecup kerucut lucu itu, tak lupa kedua pipi gembilnya yang merona manis.

"Tidak sayang, aku mencintaimu dan aku rela jadi budakmu asal itu agar selalu bersamamu"

"Sayang Sean, aku tidak sayang ren. Dia menyebalkan!"

"Hei..Dasar tukang pamer!"

***

"Bibi aku merindukanmu" Haru memeluk ibu kenta, sudah lama dia merindukan wanita itu. Bibi yang merawatnya seperti putranya sendiri dan menyayanginya tak kenal batas itu masih nampak cantik dan anggun.

"Aku juga haru. Jadi bagaimana ayah ibumu dan adikmu?"

"Semua baik, hanya saja aku sekarang tinggal bersama sean jadi aku jarang bertemu mereka" Wanita paruh baya itu mengangguk dengan senyum simpul. Tangannya mengusap perut buncit omega itu, wajahnya tampak sumringah ketika merasakan kehidupan bergerak didalam sana.

"Mereka sehat kan?" Haru mengangguk. Senyum terpatri di bibirnya. Manis, sangat manis. Dari belakang sean datang dan memeluk omega itu, haru tersentak dan memukul lengan kekar sean.

"Kau membuatku terkejut" Sean mencium leher sang omega, dia terkekeh geli melihat wajah menggemaskan haru.

"Maaf sayang, kau sangat cantik hingga aku tak bisa meninggalkanmu barang sedetikpun" Haru mencebik dan menatap sang bibi. Meminta perlindungan lebih tepatnya, atau sean akan terus menempel seperti ini tak kenal tempat.

"Bibi lihat sean, dia sangat usil dan menyebalkan" Sang bibi terkekeh.

"Lanjutkan kegiatan kalian, aku akan menyambut tamu di depan" Haru semakin kesal, bibinya juga tak mau menolongnya. Binar matanya nampak berbias menggemaskan, selalu secantik itukah omega itu selama ini.

"Jadi kapan acara ini di mulai?" Tanya haru pada sean yang masih memeluk dirinya.

"Sebentar lagi"

***

(ROMBAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang