Chapter 9

3.3K 619 35
                                    


Babang Riley kambeeeeekkk...


semoga kalian suka yaaa...


*** 



"Jika kau tidak ingin aku jatuh cinta padamu, kenapa kau bersikeras menikahiku?"

"Karena aku ingin menidurimu, dan syarat yang Ken ajukan padaku untuk bisa tidur denganmu hanya menikahimu. Ken bisa membunuhku jika aku menidurimu di belakangnya."

Aku mendengkus pelan. "Sepertinya aku menantikan yang kedua, saat Ken membunuhmu karena meniduriku dibelakangnya."

Riley melepaskan tangannya dari wajahku, terkekeh sesaat kemudian berjalan melewati tubuhku. Dia berlalu meninggalkanku ke lorong menuju kamar. Aku mengikutinya di belakang, dan menyusul masuk ketika Riley sudah masuk sambil melepaskan kaos dan celana trainingnya.

"Aku mau mandi," katanya.

"Aku tidak peduli," balasku dengan ketus. Aku berjalan ke sofa, mengambil satu buku yang ada di sana dan membukanya.

"Mau bergabung?" tawarnya.

Aku mendongak dan memandangnya yang hanya mengenakan bokser, sekuat tenaga tidak menatap tubuhnya. "No, thanks."

Lalu Riley pergi ke kamar mandi, aku mulai merebahkan diri dan membaca buku jenis apa yang dimiliki Riley di kamarnya. Ketika membuka halaman pertama, kepala Riley menyembul dari balik pintu. Aku mendongak dan menatapnya dengan sebelah alis terangkat.

"Ada apa?"

"Itu buku roman, aku membelikannya tadi saat keluar untukmu," katanya.

"Oh, aku terkesan sekali, sayang," kataku seraya memutar bola mata dan suara dibuat manis.

Riley tertawa kemudian kembali menutup pintu. Setelah kupastikan dia benar-benar pergi ke kamar mandi, aku melihat sampul novelnya yang terlihat menawan. Riley benar-benar tidak tahu bahwa aku sudah puluhan kali membaca novel ini, tapi aku menghargainya. Apa dia tahu bahwa novel yang dibelinya ini menyimpan letupan-letupan gairah yang menyenangkan ketika dibaca? Kuharap dia benar-benar tidak tahu bahwa novel yang berkisah tentang letupan gairah dan hubungan rahasia tanpa status seorang pilot maskapai penerbangan dan seorang perawat ini sangat aku sukai. Aku pun mulai membaca halaman pertama.

Kepala Riley kembali menyembul dari balik pintu dan kali ini rambutnya basah. "Kau tahu itu judulnya apa?" tanyanya.

Aku mengembuskan napas pelan, berusaha untuk sabar. "Ugly Love milik Colleen Hoover, dan aku sudah membaca kisah ini sebanyak puluhan kali."

"Apa aku salah membelikan?"

"Tidak juga. Lain kali tanyakan dulu padaku apa yang kuinginkan, mungkin aku akan memintamu membelikan buku-buku Shakespeare."

"Romeo and Juliet? Julius Caesar, atau The Tempest?" Riley menaikan sebelah alisnya, ia menarik tubuhnya kemudian kembali menyembulkan kepalanya. Kelakuannya membuatku ingin tertawa terbahak-bahak, tapi aku harus tetap menjaga sikap padanya. "Bagaimana dengan Pride and Prejudice Jane Austen?"

"Really? Kau bertanya padaku tentang ini? tentu saja aku sangat menggilainya, tapi aku lebih suka Persuasion. Selain itu novel terakhir yang ditulisnya sebelum kematiannya, kisahnya juga begitu menyentuh relung hati." Aku berbicara dengan senyum terkembang dan memeluk buku.

"Kau percaya cinta sejati?"

Aku memandang Riley sambil menggeleng pelan. "Air di kepalamu sudah kering, mau sampai kapan kau seperti itu terus?"

Living With The Devil [MASIH UPDATE] / TERSEDIA DI GOOLE PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang