Chapter 5

3.8K 716 48
                                    

Babang Riley kambeeeeeekkk...


🍅🍅🍅



“Keempat, aku akan membiayai kuliahmu sampai kau lulus. Menanggung kehidupanmu selama menjadi istriku.”

“Kalau yang itu aku setuju,” balasku yang mendapat gelak tawa dari Riley. Dia kembali tertawa dan tersenyum.

“Kelima, saat kita berpisah aku akan memberikan lima puluh persen dari uang taruhan Ken.”

Aku menatap Riley dengan wajah tak percaya. Dia akan memberikan separuh uang taruhan darinya untukku ketika berpisah? Aku benar-benar tidak tahu apa yang ada dalam pikiran Riley, jika dia seorang karyawan biasa di perusahaan iklan kenapa dia bisa memiliki uang sebanyak itu.

“Oke, aku setuju.”

“Keenam, aku ingin seorang anak.”

Aku tertawa hingga yang lainnya terdiam. Mendengar perkataan Riley membuatku ingin tertawa sambil memukul kepalanya sampai amnesia. “Apa kepalamu terbentur pintu depan? Bagaimana bisa aku mengandung disaat masih kuliah dan kontrak pernikahan hanya enam bulan?”

“Jika kau mengandung ketika kita harus berpisah, anak itu akan menjadi milikku sepenuhnya,” ujar Riley dan kali ini dengan wajah serta nada yang sangat serius, hingga aku berhenti tertawa.

“Tidak. Tidak ada kehamilan dalam pernikahan enam bulan ini. Jika kau memaksa, kita batalkan dan aku akan membayarkan uang taruhan itu besok, aku juga tak peduli videonya tersebar,” kataku ketus.

“Ava benar, tidak ada kehamilan dalam pernikahan ini, Riley. Kau tidak membahas soal anak padaku, dan aku tidak setuju,” sambung Ken.

“Jika kau mengandung, kau masih bisa meneruskan kuliahmu tanpa harus memikirkan tanggungan anak itu,” ujar Riley lagi masih kukuh dengan keinginannya.

“Jika kau menginginkan seorang anak, sebaiknya jangan pernikahan kontrak,” kataku lagi dengan ketus.

Riley menatapku dengan amat tajam dan dalam, bibirnya mengetat tipis. Aku merasa agak canggung dan gugup ditatap seperti itu, karena Riley tidak terlihat berengsek dan player jika bersikap dingin.

“Kau tahu kan, aku ingin menidurimu,” katanya masih dengan wajah dingin.

Aku mengerutkan hidung saat mendengar kata-kata kurang ajarnya, tapi aku mengangguk dan tak memedulikan tatapan bersalah Ken dan tatapan mengejek Darian. “Tak ada kehamilan, dasar brengsek,” kataku.

“Oke, tak ada kehamilan,” balas Riley akhirnya. “Ketujuh, jangan campuri urusan masing-masing.”

Aku mengangguk. “Aku setuju.”

“Ada tambahan?” tanya Darian.

“Tak ada kekerasan,” kata Ken.

Aku menoleh pada Ken, merasa bingung kenapa dia mengajukan syarat itu. Mungkin saja Ken ingin melindungiku karena hubungan suami istri terkadang rentan terhadap kekerasan, apalagi kami baru saling mengenal.

“Baik. Ada tambahan lagi? Kau ingin menambahkan, Riley?” tanya Darian lagi.

Riley masih menatapku dan tak melepaskannya sekali pun dia harus berkedip. “Jangan mengorek masalah pribadi, jangan mencari tahu tentang keluargaku dan masa laluku.”

Aku harus setuju, karena aku sama sekali tidak tertarik dengan apa pun yang berhubungan dengan Riley. Aku menerima perjanjian ini karena ingin menolong Ken, aku tidak berniat melanjutkan hubunganku dan Riley yang entah akan seperti apa.

“Aku terima,” ujarku.

“Semua sudah dicatat, besok aku akan membuatkan salinannya dan mengirimkan masing-masing dokumen untuk kalian tandatangani. Ada hal lain?” tanya Darian lagi.

Living With The Devil [MASIH UPDATE] / TERSEDIA DI GOOLE PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang