*meleleh

555 64 10
                                    

Beneran tamat yang ini😋
(+narasi)

1.

2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2.

3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3.

4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4.

5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5.

6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6.

7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


7. "Tobio!!" Atsumu berlari mengejar punggung kekasihnya yang menggeret koper.

Tobio berhenti melangkah dan membalikkan badan. Matanya yang sembab melebar kala melihat Atsumu berlari kearahnya. "Atsum—"

Grep

Atsumu meringkus tubuh ramping itu kepelukanya erat-erat sampai genggaman Tobio pada pegangan koper terlepas. Tubuhnya tenggelam dalam pelukan beraromakan vanila tenang itu. "Tsumu.." Matanya kembali berair.

"Maaf.. Aku egois.. Maaf.." Atsumu mengendurkan pelukan, ia menangkup pipi Tobio yang basah kemudian mencium bibirnya. Aksi mereka ini dilihat oleh orang lain yang juga hendak naik pesawat.

Ciuman Atsumu terasa dalam dan berat. Tangis si raven makin menjadi. "Atsumu.."

"Maaf.. Aku terlalu takut buat ditinggal, makanya aku ninggalin kamu duluan.. Aku pikir dengan aku ninggalin kamu aku akan bebas dan ga perlu takut sakit hati lagi.. Tapi, kenyataannya aku ga bisa kalo ga sama kamu.. Aku sakit waktu ninggalin kamu.. Maaf.."

Tobio mengusap cairan bening di pipi Atsumu kemudian memeluk pria itu sekali lagi. "Aku sayang banget sama kamu Tsumu.."

Yang lebih dewasa mendesakkan kepalanya ke ceruk leher Tobio dan makin menangis.

"Aku tau kamu takut buat diselingkuhin lagi, aku juga ngerasain hal yang sama.. Tapi aku mau belajar percaya sama kamu.. Aku yakin kamu ngga bakal gitu karena kamu cowo terbaik yang pernah aku temuin.."

Lingkar tangan Atsumu mengerat. "Tobio.." Atsumu yang cengeng tangisnya lebih deras mengalahkan si blueberry. Tobio tersenyum tipis. Ia mendongakkan kepala Atsumu agar menatapnya. "Atsumu tunggu sampe bio pulang ya? Jangan ngilang lagi.."

Atsumu mengangguk. Ia menegakkan diri kemudian mendekap sang kekasih dengan benar. "Bio cuman boleh mikirin Atsumu selama disana."

Si biru terkekeh. "Cemburuan banget sih kayak uke, kamu jadi uke aku aja sini haha"

Atsumu mendengus, menundukkan diri agar sejajar seraya meremas pinggul kekasihnya. "Uka uke uka uke. Tunggu dua tahun lagi, aku bobol ga pake ampun kamu."

"Ah masa iya? Kamu aja sini uke— aw hahah geli Atsumu!"

Atsumu memeluk Tobio sekalian menggelitik perutnya sampai si raven menitikan air mata. Keduanya bercanda untuk menurunkan kadar ketegangan diantara mereka. Atsumu menemani Tobio di cafe sampai jam keberangkatannya akan tiba.

"Bii.. Hati-hati.." Atsumu melambaikan tangan terakhir kali sebelum Tobio boarding.

Si lelaki manis berbalik, ia berlari kecil kearah Atsumu untuk memeluknya. "I love you tsumu.."

Cup

Ia berjinjit, mengecup pipi Atsumu, baru kemudian berjalan pergi. Yang lebih tua tersenyum, jantungnya berdebar-debar antara senang dan juga sendu akan ditinggal pergi.

"See you again By.. I love you more"


Tamat

Atsukage Texting au Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang