11

77 8 0
                                    

"...Kalo menurut Ciize postingan tentang Chat antara P'Singto dan Pho Co gemana?"  Ucap sang pembawa acara.

"Ciize ga tau P', Ciize ga tau kenapa bisa Chat itu kesebar. Tapi, setau Ciize Pho sayang banget sama P'Sing." Sahut Ciize.

New tertawa mendengar jawaban Ciize. Sayang?  Jika memang sayang mengapa ia ingin menjual Singto? Jika sayang, ia tidak akan membunuh Singto, jika Co benar-benar sayang, ia tidak akan tega mengutak-atik uang asuransi untuk Fiat.

Semua hanya kata-kata manis untuk menutupi kebusukannya saja, sangat disayangkan, Singto memiliki ayah yang begitu kejam seperti Co.

"NEWWIEEE~~~" New mematikan layar tvnya, kini perhatiannya teralih pada Tay yang baru saja datang.

Tay tersenyum lebar, ditangannya ada sekantung makanan, tentu semua makanan itu ia bawa untuk New.

Kelas Tay baru saja berakhir, oleh sebab itu ia langsung kembali, menemui pemuda manisnya.

Mereka menyantap makanan itu, sedikit bercanda untuk mengisi keheningan diantara mereka.

Dan entah apa sebabnya, New menampar pipi Tay, membuat pemuda tampan itu menatap nya tak percaya. Kenapa New menamparnya? Apa ia salah berucap?

"Ada nyamuk." Ucap New santai kembali fokus memakan makanan nya.

Tay tak menjawab, ia hanya mengusap pipinya yang panas, tamparan New tidaklah main-main. Sangat menyakitkan.

New mengalihkan fokusnya lagi pada Tay, sedikit lama ia memandang wajah itu sebelum akhirnya ia mengatakan jika pipi Tay kotor karena saus.

Tanpa banyak bicara, New membersihkan pipi itu, tanpa tau jika kini Tay tengah tersipu karna perilaku New.

Mata mereka saling bertemu, menatap satu sama lain selama beberapa detik. Sampai Tay memutus kontak mata itu, jantungnya berdebar hebat, entah apa sebabnya ia merasa panas.

Tay juga menyingkirkan tangan New dengan lembut dari pipinya, wajah Tay memerah karna tersipu atas perilaku New. Bahkan Tay tengah menahan senyumnya, oh... Sungguh! Rasa asing itu menghinggapi perasaan Tay, perasaan yang Tay yakini jika itu adalah cinta.

Sedangkan New sendiri hanya menatap Tay tak mengerti, apa yang salah dengan pemuda berkulit gelap itu? Ah~ New lupa jika Tay selalu bersikap aneh, New seharusnya sudah biasa akan hal itu.

...

Ciize memasang senyum palsunya, senyum yang menutupi segala luka. Kini gadis cantik itu tengah berada di acara Talk Show yang kemrain Co katakan, acara yang sungguh tak penting menurut Ciize. Ciize begitu muak selalu ditanya tentang Singto dan Krist, pertanyaan yang selalu membuat Ciize teringat apa yang terjadi sebenarnya.

Tapi, ia harus selalu berbohong, harus selalu mengikuti apa yang Co katakan, mengikuti semua yang Co mau.

"Kalau P'Singto masih ada, Ciize mau bilang apa ke P'Singto? Kata-kata apa yang mau Ciize sampaikan?" Ucap sang pembawa acara.

Dada Ciize seketika sesak, air matanya sudah menggenang, siap untuk keluar membasahi pipinya. "Eum...Ciize kangen sama P'Sing. Jadi pengen nangis." Ucap Ciize dengan suara bergetarnya, bahkan air mata dengan lancang membasahi pipinya.

Sang pembawa acara mengambil tissue, sedikit merangkul Ciize menenangkan gadis itu. "Ciize sekarang sendirian P', Ciize ga tau harus cerita kesiapa, Ciize kangen P'Sing sama P'Krist, kangen kita yang kaya dulu... Ciize capek P'..." Ciize tak lagi melanjutkan kata-katanya, ia menangis sejadinya.

Yah... Ciize lelah. Lelah menjadi alat penghasil uang untuk Co, Ciize lelah menjadi boneka nya Co, Ciize lelah atas hidupnya. Jika saja bisa, Ciize ingin menukar hidupnya untuk kedua kakaknya, jika saja bisa.

Semuanya hanya harapan kosong yang tak kan mungkin menjadi kenyataan, harapan yang sulit untuk menjadi kenyataan.

...

Gun terdiam, menatap Off datar.

Menghela nafas panjang dengan memejamkan kedua mata, menyingkirkan semua yang ada dalam kepalanya.

Sedangkan Off sendiri, tersenyum lebar menatap pemuda manis yang kini berdiri diambang pintu.

"P' ga sengaja lewat sini, jadi sekalian aja liat Nong Gun, takutnya kenapa-kenapa kaya kemaren." Ucap Off memberi alasan.

Gun hanya tersenyum, tentu ia tau itu hanya alasan saja. Entahlah, Off tampak mencurigakan dimata Gun.

"Fiat mana?" Tanya Off seraya turun dari atas motornya.

Yah... Off datang dengan motor karna saat ini mobilnya masih rusak, Off belum sempat membawa mobil kesayangan nya itu ke bengkel.

Off masuk kedalam sana, menghiraukan Gun yang tampaknya malas untuk menanggapi Off.

Gun pun ikut masuk, menutup pintu dan mengikuti langkah kaki Off. Suara Off yang memanggil Fiat menggema di seluruh ruangan, hingga bocah kecil berlari datang menghampiri Off.

Entah apa yang bocah kecil itu katakan, namun ia tampak tengah mengadu ke Off, begitu menggemaskan.

"Fiat mau main keluar?" Tanya Off lembut seakan memastikan.

Bocah kecil itu hanya mengangguk lucu sebagai jawaban. "Tapi nanti ada ledakan lagi, nanti A'Gun takut lagi." Sahut Fiat menceritakan.

"Nanti biar A'Off yang jagain A'Gun, kan A'Off punya kekuatan super." Jawab Off tentu membuat Fiat menatap kagum. "Kekuatan super?" Ucap Fiat kagum.

"Iya, sekarang Fiat ganti baju dulu, biar kita bisa jalan-jalan diluar." Sahut Off. "A'Gun juga ikut?" Tanya Fiat.

Yah... Fiat tak bisa jauh dari Gun, ia bisa saja menangis seharian jika tidak bersama dengan pemuda manis itu. Entah apa yang bocah kecil itu rasakan, tapi ia tak ingin kehilangan sosok Gun, seperti ia kehilangan kedua orangtuanya.

"Iya, kita jalan-jalan sama A'Gun juga." Sahut Off.

Fiat langsung saja berlari menghampiri Gun yang ada disana, merengek mengganti pakaian agar mereka bisa cepat-cepat pergi, menghabiskan waktu luang mereka untuk bermain.

Gun tentu tidak ingin mengecewakan Fiat, tanpa pikir panjang, Gun mengganti pakaiannya serta pakaian Fiat.

Setelah selesai, mereka menghampiri Off sebelum akhirnya mereka pergi dengan menggunakan mobil Gun.

Gun sudah memanggil montir untuk membetulkan mobilnya, dan cukup terkejut sebenarnya saat montir itu mengatakan kabel rem mobil diputus dengan sengaja, bukankah itu berarti sedang ada seseorang yang berusaha menyakitinya dan Fiat? Gun penasaran siapa yang tega melakukan hal itu? Kesalahan apa yang Gun lakukan hingga kini ia dalam bahaya? Apa sebegitu bencinya kah hingga ia ingin mencelakai Gun?

Mungkin jika Gun tau, ia akan lebih kecewa.

TBC...

05/02/22
Ni-Gun.

TerrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang