"RAMA! RAINI! SINI KALIAN!" pekik Bu Sumi dengan nyaring.
Bu Sumi sepertinya sudah kehilangan kesabaran menghadapi tingkah laku muridnya yang selalu membuatnya naik pitam.
Disaat jam istirahat kedua tadi, tepat dimana para umat yang beragama muslim melakukan kewajibannya, Rama pergi mengambil sebelah sepatu milik Raini setelah ia selesai sholat. Karena kesal melihat kelakuan Raini tadi pagi kepadanya. Alhasil, Raini kelimpungan sendiri mencari sebelah sepatunya. Namun tidak lama, seorang adik kelas yang tadinya melihat siapa yang mengambil sepatu milik Raini mengatakan bahwa Rama lah yang mengambilnya.
Raini marah? Jelas. Bahkan jika difilm-film kepala Raini pasti sudah mengeluarkan asap. Sampai Raini mendapati Rama yang sedang bersantai dipinggir lapangan dengan sepatu disampingnya. Berakhir mereka saling mengejar sampai tidak sengaja sepatu itu melayang kearah kepala Bu Sumi.
"HEH DUA R! KESINI ATAU SAYA PANGGIL ORANG TUA KALIAN!" gertakan itu berhasil membuat dua orang yang tadinya ingin melarikan diri akhirnya pasrah berjalan kearah Bu Sumi.
"Gara-gara lo tau nggak?!" sinis Raini kepada Rama yang dibalas cengengesan.
"Eh, Bu Cumi how are you today?" Raini menyenggol bahu Rama saat pria itu malah mengubah nama guru dihadapnnya.
Bu Sumi melotot garang. "Siapa yang kamu bilang Bu Cumi itu?"
"Noh janda deket rumah saya," Bu Sumi mengelus dadanya sabar mendengar jawaban yang keluar dari mulut Rama.
"Ada duda ga Ram?" tanya Raini ngawur.
"Duda anak lima, mau lo?"
Raini mengangguk. "Kaya ngga? Ganteng ngga? Bohay ngga?" tanyanya antusias.
"Iya kaya," mata Raini membola seketika namun setelahnya dia menjitak kepala Rama. "Kaya.. monyet."
"HAHAHAHA mau aje lo ditipu cih,"
"Jangan ngakak kenceng Ram," Raini berkata dengan raut wajah serius.
"Why?"
"Keciprat bego!"
"RAIN.. HAHAHA ITU BAGUS RAIN BIAR JADI KINCLONG HAHAHAHA..." tawa Rama menggelegar padahal sama sekali tidak ada yang lucu.
"HE! HE! kenapa kalian malah asik ngobrol seperti orang yang paling bahagia? Sekarang, kalian berdua pergi ke toilet kelas sepuluh bersihin sampe bersih!"
Rama dan Raini membelalak kaget. Woi dimana harga diri mereka saat diliat adek kelas nanti? Memalukan. Tapi tunggu. Apa mereka masih punya malu?
"WHAT THE FUCK?!" pekik Rama yang membuat dua orang didekatnya terlonjak kaget.
"Heh, kamu mau buat ibu jantungan kah?"
"Rencananya sih gitu Bu," ujar Rama santai. Lagi-lagi Bu Sumi harus memperbanyak stok kesabarannya.
"Tambah aja hukumannya Bu, ni anak emang kaga ada atittude nya." kompor Raini.
"Enak aja lo!"
"Sudah. Kalian berdua sana laksanain hukuman kalian!"
"Masa harus cuci wc si bu?" ujar Rama memelas antara hidup dan mati.
"Lebay bat si lo? Ketimbang gitu doang juga."
"Bukan lebay tapi ini menyangkut harga diri,"
"Emang lo punya harga diri?"
"Sialan lo!"
"PERGI ATAU IBU TAMBAH HUKUMAN KALIAN!" dengan langkah cepat mereka berdua lari terbirit-birit malas mendengar amukan Guru itu lagi.
Kini mereka berdua sudah berada ditempat yang sangat bersih dan gemerlang. Dimana lagi kalau bukan wc sekolah? Raini bahkan sampai beberapa kali ingin memuntahkan isi perutnya karna tak sanggup dengan wangi paripurnanya wc ini. Sungguh. Raini sangat yakin kalau mereka itu tidak cebok.
KAMU SEDANG MEMBACA
2R!
HumorDia Raini namun kerap disapa Rain. Gadis yang sangat anti dengan cinta. Baginya, semua itu ribet, merepotkan dan tentunya menyita waktu rebahannya. Tapi, dia itu pencinta cogan. Katanya sih, lumayan, buat cuci mata. Dan dia Rama seorang fakboy ting...