Enam bus ber-AC parkir di halaman luas SMA Raden 2. Langit baru tiba di sekolah karena dia ikut Bunda mengantar Bintang dan Ragas, sekalian nanti Bunda mau ajak Langit ke butik.
Dua cowok itu keluar dari mobil dan membuka bagasi untuk mengeluarkan tas besar mereka. Isinya lengkap; pakaian santai, pakaian formal, jajanan, peralatan mandi, sepatu, sandal, dan lain sebagainya.
Bunda turun dan menyamperi dua anak ini untuk mencium dan memeluk mereka. Tak lupa Bunda berpesan untuk selalu jaga diri, jaga sikap, dan jaga perkataan. Mereka akan mengingat pesan Bunda.
Langit menurunkan kaca mobil dan berseru, "Oleh-oleh jangan lupa!"
"Siaaap! Nanti aing bawain sekarung buat Dede." Ragas menanggapi. "Sekarung batu."
Bintang tergelak, sedangkan Langit misuh-misuh. Bunda menggeleng menyaksikan tingkah anak-anaknya itu. Beberapa hari nanti rumah akan sepi karena biang keroknya sedang liburan.
Selain datang kemari untuk mengantar para kakak, Langit juga ingin menemui Misa. Tetapi, cewek itu tidak nampak. Mobil papanya Misa juga tak kelihatan dari awal Langit berada di sekolah.
"Gue satu bus sama Misa. Mau nitip sesuatu enggak?" Ragas menawarkan.
Langit terdiam sebentar karena bingung ingin menjawab apa. Bintang yang peka itu menyeletuk, "Lo gimana, sih? Dia nitip Misa-nya atuh, Gas!"
"Oalaaah. Maap, rada enggak konek nih kalo soal ginian." Ragas cekikikan.
"Bunda! Si Bontot lagi kasmaran," adu Bintang.
Langit gelagapan dan menepis fakta itu. Dia malu bila harus mengatakan terang-terangan bahwa ia menyukai Misa. Rasanya canggung jika itu diketahui banyak orang.
Setengah jam berlalu, bus bergerak meninggalkan sekolah. Bunda sengaja menunggu karena ia harus memastikan Ragas dan Bintang pergi dengan selamat. Sampai detik ini Langit tak melihat wujud Misa. Entah gadis itu sudah masuk bus sejak awal-awal, atau justru dia telat datang.
"Kita ke butik, ya, Angit?" Bunda berkata setelah bus tidak terlihat lagi.
"Hayu, Bunda." Langit berujar hangat.
Langit menonton jalanan yang seakan-akan bergerak, padahal mobil yang gerak. Ia menyalakan lagu di radio untuk menghapus hening. Lantunan dari penyanyi berinisial KTH mengalun merdu bersama melodi indah.
Ponsel di saku hoodie Langit bergetar dan itu bikin perutnya ikut bergetar. Nama yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul. Spontan Langit mengembus napas selega-leganya.
MISA:
Langiiit, aku kaget tiba-tiba bus udah jalan. ternyata tadi aku ketiduran. aku dateng satu jam sebelum keberangkatan 😁Pesan ini merupakan pesan yang Langit tunggu. Namun, ia tak menunjukkan ekspresi senang seperti saat ia belum membuka pesan itu. Langit mencemaskan sesuatu yang baginya sendiri masih kelabu tentang apa.
LANGIT:
Aku nunggu kamu muncul, ternyata aku yang telat dateng hahahaMISA:
hah kamu dateng ke sekolah???LANGIT:
Hooh, nganter bintang sama agasMISA:
harusnya kita ketemu ya...Langit menjawab dalam hati, "Iya."
Ada rasa kurang puas dalam diri Langit karena tak bertemu Misa sebelum mereka terpisah jarak cukup jauh. Namun, itu tidak begitu menimbulkan masalah karena mereka masih bisa berkomunikasi melalui chat ataupun telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shakaraja
Short StoryCerita ringan tentang Langit dan kawan-kawan di masa remaja. Baca kisah ini sama dengan masuk ke dunia mereka di beberapa tahun lalu sebelum bangsa dugong menyerang. 𝗦𝗛𝗔𝗞𝗔𝗥𝗔𝗝𝗔 𝑟𝑎𝑑𝑒𝑥𝑛 𝟸𝟶𝟸𝟷 ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ 𝗛𝗜𝗚𝗛𝗘𝗦𝗧 𝗥𝗔𝗡...