Celine menatap ke luar jendela banyak orang berlalu lalang untuk menghindari hujan, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam tapi tidak ada tanda bahwa prianya kembali
"Lo bodoh Lin Seharusnya lo jangan berharap, kk Kenric kembali ke sini..."lirihnya yang mulai keluar dari sana menerjang hujan yang sangat deras itu ia sudah tidak peduli jika setelah ini ia akan sakit intinya dengan begini ia bisa menangis sepuasnya tanpa harus di lihat semua orang
Di tengah ia berjalan kaki tiba tiba sebuah mobil menghalangi langkahnya ia selalu berharap itu Kenric tapi ternyata salah yang keluar bukan Kenric tetapi seorang pria yang tidak pernah ia fikirkan
"Ayo masuk.."ajak Kk Stven membuat Celine tersenyum ramah
"Nggak usah kk..."tolak nya halus kemudian mencoba terus berjalan di tengah hujan, melihat itu membuat Stven geram dan mulai turun dari mobil lalu menggendong Celine dengan ala bridal style masuk ke dalam mobil
"Lepasin gue kk..."berontaknya yang sudah tidak di perdulikan oleh Stven
Saat keduanya di dalam mobil suasana menjadi hening dan canggung
"Hm.."dehen Stven yang mencoba mencairkan suasana di dalam mobil
"Gue bisa jalan sendiri kk, kenapa harus kk gendong..."ucap Celine menatap ke arah Stven yang ikutan basah akibat ulahnya
"Lo sadar nggak sih lo itu batu... "
"Iss..."dengus Celine kemudian tersenyum tipis "makasih ya kk.."lanjutnya
"Iya, lo nggak papa basah kek gini pulang ke rumah,?"tanya Stven yang memperhatikan keadaan Celine
"Nggak papa kk, oh iya kok kk bisa ada di sini ,,?"tanya Celine membuat Stven terdiam sebenarnya sejak tadi ia selalu memperhatikan Celine dari jauh saat duduk seorang diri ia tidak tega meninggalkan wanita itu seorang diri setelah tidak di perdulikan oleh Kenric
"Nggak sengaja aja lewat sini habis ngantar teman.."bohongnya ia tidak ingin Celine berfikir yang tidak - tidak tentang dirinya
"Teman kah teman..."goda Angel
"Teman..."jawab Stven sambil tersenyum
"Hm ..."
"Teman cowok..."jelas Stven agar Celine tidak berfikiran macam macam
"Oh kirain .."
Obrolan mereka terhenti ketika keduanya sampai di depan rumah Celine
"Makasih ya kk, maaf merepotkan kk..."ujar Celine menunduk
"Gue nggak ngerasa di repotkan kok lagi pula gue juga mau main ke rumah teman gue yang tinggal nya di kompleks ini juga..."
"Serius kk,,?"
"Duarius.."jawab Stven di iringi kekehannya membuat Celine tersenyum legah, setidaknya ia tidak terlalu merasa bersalah
"Kalau gitu gue masuk dulu ya kk, makasih tumpangan nya hati hati di jalan..."ucapnya yang ingin melangkah tapi terhenti ketika namanya kembali di panggil
"Cel nih hodie gue pakai aja dulu ..."
"Kenapa kk, kan gue sudah di rumah..."
"Nutupin baju lo yang basah, lo nggak mau kan orang tua lo khawatir..." ucap Stven membuat Celine tersenyum kenapa ia tidak memikirkan hal tersebut, setelah menerima hodie tersebut mereka pun berpisah.
Saat melihat ke garasi ternyata mobil papa nggak ada membuat Celine dapat bernafas dengan legah untung saja untuk saat ini ia tidak akan di interogasi dan membuat kedua orang tuanya khawatir
Saat tiba di kamar segera membersihkan tubuh ku yang sudah lengket setelah itu berbaring di tempat tidur yang sangat nyaman itu di tengah hujan yang besar, mata ku mulai menatap hodie yang saat ini sedang di gantung
"Oh iya.."ingatku yang langsung membilasnya dengan air Molto setelah itu di keringkan di mesin cuci di rasa cukup aku pun mulai menjemur hodie kk Stven itu di ruangan khusus untuk mengeringkan baju .
Aku menatap hodie itu sambil tersenyum manis
"Seandainya kk Kenric, sebaik kk Stven.."hayalan ku kemudian kembali ke kamar untuk tidur.
Ke esokkan pagi nya ia berharap hal yang pertama ia lihat saat membuka handphone adalah permintaan maaf dari Kenric ternyata hasilnya nihil tidak ada pesan satu pun dari Kenric membuat Celine tersenyum sedih
"Aku memang nggak sepenting itu ya..."lirih Celine yang mulai melap air mata yang kian menurun, jika ia tidak menyukai ku kenapa ia harus menerima cinta ku ini lebih sakit ketimbang di tolak mentah mentah, dia nggak khawatir apa yang terjadi Sama diri ku setelah kepergian nya
Wanita menyedihkan itu terisak rasanya saat ini dunia nya benar benar runtuh bahkan sesak di dadanya semakin meningkat hingga terdengar suara telpon masuk
Celine menatap layar pipih itu ternyata dari Cici sahabat nya
"Lo nggak sekolah,,?"tanya Cici membuat Celine menghapus dengan cepat air mata nya, saat melihat jam pada dinding kamarnya ternyata jam sudah menunjukkan pukul 06:45 membuatnya langsung melompat ke kamar mandi kemudian melakukan rutinitas mandi bebek setelah itu keluar mengenakan semua pakaian sekolahnya kemudian pergi ke sekolah.
Saat tiba di sekolah Celine menatap pagar yang hampir tertutup itu dengan membelokan matanya
"Bapak tunggu!"teriaknya dengan cempreng membuat pak satpam langsung melompat dan Celine lolos begitu saja masuk ke dalam area sekolah
"Maaf pak..."teriaknya yang hanya bisa membuat pak satpam menggeleng kan kepala
"Huhh hampir saja..."ucapnya menarik nafas dalam dalam dan menghembuskan nya dengan legah ketika tiba di parkiran motor
Ia pun mulai berlari menuju kelasnya saat tiba di kelas Cici menatapnya dengan pandangan penasaran
"Cerita..."suruh Cici membuat Celine tersenyum masam
"Gue belum mood cerita, please gue masih mau nenangin diri dulu..."mohon Celine dengan wajah Meles membuat Cici mengangguk paham
"Seperti nya tidak berjalan dengan lancar.."bathin Cici kemudian keduanya fokus dengan pelajaran yang berlangsung
Hingga tiba waktu istirahat
"Kantin yok..."ajak Cici dengan teman lainnya"Gue nanti aja deh.."tolak Celine membuat Cici semakin penasaran
"Gue nggak mau tahu mau lo patah hati atau gimana pun lo harus tetap makan lo harus ingat lo punya sakit maag.."ceramah Cici membuat Celine tersenyum
"Iya iya nyonya.."angguk Celine kemudian mereka pun bersama sama berjalan menuju kantin saat tiba di kantin Celine menatap dua sejoli di sana yang sedang tertawa dengan puas
"Aku kecewa sama kk .."bathin Celine kemudian berlalu begitu saja tanpa memperdulikan tatapan Kenric dari jauh sana setelah melihat kedatangan Celine
"Heii.."sapa Stven memegang pundak Celine membuat orang yang di panggil pun terkejut refleks hampir terjatuh di tubuh Stven untung saja tahanan tangan Stven membuat keduanya aman "Lo nggak papa,,?"tanyanya penasaran kemudian meletakkan telapak tangannya di dahi Celine "Nggak panas kok.."
"Hm ..."dehem Cici membuat Stven segera menjauhkan tangan nya dan badannya dari Celine
"Maaf kak..."
"Nggak papa Cel, tadi gue yang ngagetin lo..."
"Sejak kapan panggilan Cel,,?"tanya Cici sambil menyelidik, hal itu berhasil membuat Stven salah tingkah
"Hehe oh iya kk hodie kk masih sama gue, besok ya gue kem-.." ucappannya terpotong saat tangan besar menariknya pergi dari sana
Kira kira siapa tuh yang narik?wkwkwowkwk
Annyeong author kembali hehe semoga suka ya tunggu cerita selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND TOYS
Teen FictionBerawal dari permainan Tod Membuat aku terjebak bersama mu entah itu bisa di katakan keberuntungan karena bisa memiliki mu atau kah petaka buat diri ku karena terjebak bersama mu Apa kah kau pantas ku sebut sebagai kekasih??? "Aku memang nggak sempu...