Chapter 2

3.1K 296 22
                                    

Ketukan langkah kaki terdengar mengisi keheningan di ruang keluarga kediaman Bailey.

Dimana sebelumnya hanya terdengar suara nyala handphone yang saling bersinggungan.

Sepasang kaki dengan sepatu pantofel hitam itu berhenti di dekat ketujuh gadis yang nampak asik dengan dunianya masing-masing.

Hingga ketika salah satu dari mereka akhirnya menyadari kehadiran sosok tampan yang berdiri tegap menatap mereka dalam diam.

Kedua netra hazel itu membulat sempurna saat melihat kehadiran seseorang yang sangat dirindukannya.

"Papaaa!"

Si bungsu yang pertama kali menyadari keberadaan sang ayah langsung meloncat turun dari sofa, mengabaikan ponselnya yang entah terlempar kemana ia berlari ke arah Lucas dengan kedua tangan merentang lebar.

Lucas tertawa melihat respon anaknya, dengan senang hati ia menyambut baik pelukan putri bungsunya itu.

Sementara itu putri Lucas yang lain juga mengikuti jejak si bungsu. Tak mau ketinggalan momen, mereka datang pada Lucas dan secara bersamaan memeluk tubuh tegap sang ayah.

"Selamat datang di rumah, Papa." ujar si sulung lirih membuat suasana haru tercipta.

Untuk sejenak waktu seolah berhenti, memberikan ruang pada mereka untuk melepas rindu yang sudah menumpuk sejak seminggu terakhir.

Mereka bertahan dalam posisi itu untuk waktu yang cukup lama. Sampai saatnya dimana salah satu dari mereka berhasil memecah dan membuyarkan momen indah tersebut.

"Kakak sesek!" si paling bungsu tiba-tiba berteriak di sela sesi pelukan.

Mereka baru menyadari jika posisi Canny terhimpit di tengah-tengah, akibatnya gadis itu meronta brutal sambil terus berteriak meminta para kakaknya untuk segera menyingkir.

Saat pelukan itu akhirnya terlepas sepenuhnya, Canny menghirup udara disekitarnya dengan begitu rakus.

"Gimana sih, adek gak bisa nafas tau!" protesnya. Nafas gadis itu masih nampak ngos-ngosan, sepertinya ia tak sedang bercanda.

Tapi bukannya khawatir, para kakak beserta sang ayah malah tertawa menyaksikan kekesalan si bungsu. Bahkan Asa yang terkenal minim ekspresi juga ikut tertawa dibuatnya.

"Malah ketawa! Adek serius ini!" sungutnya.

"Gak usah marah-marah, dek." sela Lucas sebelum Canny membuat keributan yang lebih besar. Lucas tentu hafal betul kelakuan anaknya yang satu itu.

Apalagi jika nanti sampai Ayona si tengil kedua ikut meladeni Canny, bisa pusing Lucas menghadapi duo maut itu.

"Kita ngobrolnya sambil duduk aja yuk! Papa capek." ujar Lucas membuat semua anaknya mengangguk.

....

Keadaan terkini di ruang keluarga, nampak Lucas yang duduk di bawah beralaskan karpet tebal dengan dua bocah yang menjadikan pahanya sebagai bantal.

Kedua bocah yang dimaksud itu tidak lain adalah kedua gadis bungsunya. Rora dan Canny yang masing-masing berbagi setengah dari pangkuan Lucas.

Sementara yang lebih tua memilih mengalah dan duduk masing-masing dengan posisi melingkar di sebelah Lucas.

Daddy's Girl ; BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang