Crazy Rich Boyfriend
***
"Aku berangkat nih!" Pamit Mario, menatap Aylen yang hanya berdiri di pintu rumahnya yang masih lengkap dengan piyama satin dan cardigan rajut ungunya.
Aylen mengangguk singkat, "Huum!"
"Aku ke Gorontalo loh, Sayang ..."
"Iya, kan kamu semalem udah bilang!" Tidak kah Mario paham jika Aylen masih mengantuk? Ia baru pulang syuting pukul 3 tadi dan sekarang kekasihnya itu tiba - tiba datang ke rumah di jam 6 pagi.
"Seminggu," rajuk Mario, berharap sang kekasih merespon dengan lebih baik. Memang Mario paham Aylennya ini tengah lelah, tapi ayolah di tahun ke-4 hubungan mereka ini ia lebih sering pergi keluar kota dan negara tidak seperti tahun tahun sebelumnya yang mana ketika mereka tengah bekerja pun masih bisa makan siang bersama.
Tapi sekarang, Mario hanya ingin sedikit perhatian Aylen agar nanti tak begitu rindu. Padahal mau jauh ataupun dekat yang ada di pikiran Mario ya hanya bertemu Aylen nya.
Aylen menghela napas kasar. "Aku udah tau, Iyo!"
"Tapi aku kan baru pulang dari London."
Pada akhirnya, Aylen menatap Mario jengah. Kekasihnya itu tak jua mengerti, ia sedang lelah. "Iya, terus?"
Mario kesal lama - lama, kenapa kekasihnya ini sangat tidak peka sama sekali, sih?
Dalam hubungan orang biasanya si pria yang tak peka, namun berbanding terbalik dalam hubungan mereka. Selalu, pasti Mario yang kode ini itu tapi Aylen tidak pernah peka kalau Mario tak langsung mengatakan maksudnya. Sebenarnya ia sedikit bersyukur juga akan hal itu sih, karenanya ia tak perlu repot repot memahami keinginan wanita yang penuh akan kode.
Hanya saja, sifat individualismenya Aylen terkadang agak mengganggu Mario. Ia pun paham jika Aylennya tengah lelah, tapi gadisnya itu jarang mau berbagi atau melampiaskan rasa lelahnya padanya atau pada Archie sekalipun. Mungkin karena sudah terbiasa, yang di pikiran Aylen hanya tidur, tidur, dan tidur. Jika ada yang menganggu waktu tidurnya, siapapun itu pasti akan jadi korban kemarahan Aylen. Beruntung Mario, Aylen hanya kesal padanya.
Mario pasrah, memilih mengalah dan mendekap pelan Aylennya yang rapuh. Mengelus singkat surai hitam gadisnya kemudian mengecup lembut kening Aylen.
"Maaf ganggu tidurmu ya, Sayang! Aku berangkat!"
"Hati - hati!" kata Aylen pelan.
Baru Mario masuk ke dalam mobilnya, suara debaman pintu rumah Aylen mengalihkan atensinya. Sudah biasa sih, tapi tetap saja Mario agak kesal karenanya.
***
Seminggu. Itu kata Mario saat berpamitan minggu lalu. Aylen baru saja menyelesaikan adegan syutingnya dan tengah duduk beristirahat dengan penata rias di sisinya. Gadis itu gelisah dalam duduknya, terus menerus menatap ponselnya berharap ada kabar dari sang kekasih. Namun ia tunggu dari pagi hingga sore ini pun, masih tak ada kabar apapun. Bahkan chat terakhirnya saja belum Mario baca.
"Kemana, sih?" decaknya sebal.
"Asem banget mukanya, Ci!" Sapa Jean dengan kamera di tangannya. Yah, kali ini lawan mainnya juga Jean. Maka tak heran mereka ada di lokasi yang sama.
"Gausah bikin vlog!" Larang Aylen, menatap tajam Jean yang baru saja menaruh kameranya di atas meja.
Seolah langsung paham, Jean mengusir penata rias yang tadi duduk di sebelah Aylen dan mengambil alih tempat duduknya. "Diapain Bang Iyo, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Boyfriend
General FictionJadi pacar Mario Kenzie Liedarto?! It's my dream, Aylen! Not yours! Mungkin, kata - kata itulah yang sering memenuhi kolom komentar instagram aktris muda bernama Aylena Shappira baru - baru ini. Padahal, hubungan mereka sudah memasuki tahun keempat...