01 [bertemu]

1K 70 6
                                    

.
.
.
.
.

~0o0~

Matahari telah terbit. Sinarnya memaksa masuk dalam sela-sela ruangan yang gelap dan memancarkan kehangatan yang sebelumnya sangat dingin.
Alarm berbunyi memenuhi ruang agar membangunkan sang pemilik agar bersiap siap dalam menghadapi hari harinya.

Mata terbuka sedikit lalu melihat ke arah luar dari jendela. Diluar nampak begitu terang yang artinya dirinya harus bangun dan beraktivitas.

°°

Berdiri didepan cermin menatap Lamat tamat dirinya yang sedang mengenakan kemeja putih. Lalu menyisir rambut lilacnya agar terlihat rapi dan tersenyum tipis didepan cermin.

"Hari Senin selalu membuatku terlambat" gerutunya sambil menyiapkan perkamen perkamen miliknya dan dimasukkan menjadi satu bersama barang yang lain di tas yang dibawanya setiap hari.

Dirinya berlari mengejar jam keberangkatan kereta. Sialnya, dunia sedang tidak berpihak padanya. Usahanya pun sia sia karena tertinggal kereta.

Dirinya berbalik dan memilih untuk menunggu kedatangan kereta selanjutnya.
Tak lama ponsel genggam miliknya bergetar dikantong Dan muncul nama yang tertera di ponselnya

Yasuda-san

[Suara di telpon]
"Maafkan aku yasuda-san seperti biasa hari Senin adalah hari sial bagiku"

"Tidak masalah. Tapi, anda sudah sangat terlambat hingga karyawan menunggu didepan butik anda"

"Baiklah. Sebagai bonus nanti pulang awal"

"ha'i. Arigatou Mitsuya-san"

".."

Telepon pun ditutup sepihak.

Siapa yang tak kenal dengan Mitsuya Takashi. Pria cantik dengan rambut Lilac yang menjadi ciri khas sendiri bagi dirinya dan Dimata orang lain.

°°

Mitsuya akhirnya lebih memilih naik bus dikarenakan jadwal kereta sedikit terlambat. Dirinya menunggu di halte. Namun, hal tak terduga terjadi. Dia menemukan seorang anak perempuan kecil yang duduk sendirian di halte. Raut mukanya nampak ketakutan. Apa dia dibuang oleh orang tuanya, pikir mitsuya.

"Hei nak, Dimana orang tuamu?" Mitsuya duduk disebelah anak itu dan menanyainya namun tak ada jawaban dari anak itu.

Disaat bus datang Mitsuya terpaksa harus meninggalkan anak itu sendiri. Dirinya sengaja duduk disamping anak kecil itu agar tidak terjadi apa apa. Mitsuya pun berdiri dari duduknya namun ada sesuatu yang menahan tangan lentiknya.

"P-paman" panggil anak itu.

"Hm..jadi dimana orang tuamu, aku akan mengantarmu" tanya Mitsuya dengan nada yang halus.

"Kabur dari rumah" lirih gadis kecil itu.

Mitsuya berpikir akan membawanya ke pihak yang berwajib agar orang tuanya mudah untuk menemukan anak kecil ini. Namun, jika dilihat lihat dia sedang tidak baik baik saja dari raut wajahnya.

Depresot ya, batin Mitsuya.

°°

Entah apa yang mitsuya pikirkan. Dia malah membawa gadis kecil itu menuju butiknya.
Beberapa pekerja di butik Mitsuya melihat atasannya membawa gadis kecil yang sangat cantik.

"Sejak kapan ketua mempunyai anak"
-karin

"Bahkan ketua tidak pernah menunjukkan istrinya"
-hori

"Jangan jangan ketua-"
-yasuda

"Bukan, aku menemukannya duduk sendirian di halte bis. Karena dia hemat bicara jadi aku membawanya kemari"
-jelas Mitsuya pada karyawannya.

Jangan tanya kenapa karyawannya tidak masuk duluan. Karena, kunci tokonya dibawa Mitsuya. Mitsuya tak pernah terlambat kecuali hari Senin. Hari Senin adalah hari paling melelahkan bagi dirinya.
Bagi author juga sih.

°°

"Namamu siapa gadis kecil?" Tanya Mitsuya sambil mengelus pipi anak kecil itu. gemas, pikir Suya.

"Y-yena" yena merasa risih pipinya dicubit dengan pria pedo didepannya lalu menepis kasar tangan paman pedo itu.

"Souka..panggil aku Mitsuya"

"Paman Suya pedo!" Kesal yena sambil menyilangkan kedua tangannya dan menutup matanya.

Menyebalkan, batin Mitsuya sambil meminta maaf ke yena karena membuatnya risih.

°°

Mitsuya baru menyesal sekarang karena orang tua yena tak menyusul yena hingga sore hari padahal sudah dilaporkan ke polisi namun tak ada jawaban hingga sekarang. Para karyawannya pun sudah pulang sedari tadi.

"Paman Suya ak-" ucapan yena terpotong tatkala seseorang memanggil dan menghampiri yena dan Mitsuya yang sedang duduk di depan butik Mitsuya.

A/n : butik Mitsuya dekat Sama kantor polisi jadi tinggal melewati beberapa toko. Disitu udah ada kantornya.

"Yena, kau baik baik saja sayang" tanya pria tinggi dengan rambut warna yang hampir senada dengan rambut Mitsuya.

"Papa.."

.
.
.
.
.
.

TBC









HAI MINNA-SAN

Ini cerita kedua author setelah 'karera'

Semoga kalian suka ceritanya.

Bagi yang 'homophobic' bisa di skip. Jangan sampai salah lapak ya.

Jangan lupa vote and komen

See

U

Next

Chapter

..

Babaiii

<3

Aruku-歩く[RanSuya]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang