.
.
.
.
.
~O0O~
"Pergi dari sini!" Mitsuya menarik kasar tangan Ran, sementara yang ditarik melenguh kesakitan karena pipi nya ditampar dengan sangat keras."Kau kira aku tidak tau saat kau menciumi leher ku saat di halte" ujarnya dengan suara yang cukup keras.
"Dan sekarang.." Mitsuya melempar Ran keluar dari rumah.
"M-mitsuya bukan seperti itu-" ucapan Ran terputus Mitsuya membanting pintu rumahnya dan memilih tidak mendengar penjelasan dari Haitani sulung itu.
"Bukan seperti apanya" ujar Mitsuya dari dalam rumah. Dia bersandar di belakang pintu dengan ekspresi yang begitu terganggu Karena Ran menggedor pintu rumah dan memanggili namanya terus dan terus.
"Mitsuya"
"Suya"
"Mitsu"
"Takashi!"
"Berhenti menyerukan namaku!" teriak Mitsuya, ia sekarang tak peduli jika tetangga bangun, kalau tetangga bangun pasti Ran disangka penculik. Muka nya semacam kriminal.
Ran yang masih diluar masih tak menyerah memohon mohon pada Laki laki cantik ini.
Jari panjangnya berusaha keras untuk meminta maaf..
.
.Selang beberapa menit kemudian pintu terbuka. Ran menatap diri Mitsuya diselimuti aura aura gelap, mungkin ini Mitsuya sudah murka. Siapa coba yang tak kesal kalau dirinya itu disebut penggoda anak Adam.
"Kenapa tidak pergi!" tanya Mitsuya dengan wajah yang galak, justru wajah garang itu membuat Haitani sulung itu menyukainya karena lucu.
"Kan sudah kubilang rumahku jauh" jelas Ran lalu berdiri dan berhadapan dengan laki laki bersurai lilac Ini.
"Alasan macam apa itu"
"Kau terlihat orang kelas atas tuan Ran Haitani" ucapnya sambil menekan kata kata terakhir keluar dari mulutnya."supirku pulang kampung untuk sementara"
"Hm.. saudara"
"Dia tidak bisa menjemput karena ada pekerjaan diluar kota" ucapnya sekali lagi. Sebenarnya Ran hanya berbohong agar menginap di rumah Mitsuya. Supirnya yang tadi ingin menjemputnya, tiba tiba saja dibatalkan ran Karena melihat Mitsuya pulang kerja dan Rindou tidak keluar kota sama sekali. Rindou jarang mendapat pekerjaan diluar kota karena Ran lah yang menggantikannya, sejujurnya ia tak bisa merawat yena jika Rindou tak ada dirumah.
BRUKK
"Tidur saja diluar" Mitsuya melempar Bantal dan selimut tepat di muka Ran.
Lalu Ran terduduk dan berkata "aku dulu pernah hampir meninggal karena tak kuat dengan hawa dingin" (Bohong)
"Saat itu nyawaku diujung tanduk kata dokter" (Bohong)
"Tapi Tuhan berkata lain" (Bohong)
"Aku diberi kesempatan untuk hidup kedua kalinya" (Bohong)
Ucapnya dengan memelas lalu berbaring didepan pintu rumah Mitsuya.
Lalu Mitsuya menarik selimut yang akan dipakai Ran. Ran yang melihat itu sungguh bahagia dan tersenyum jahil, ia masuk ke rumah Mitsuya tanpa sepatah kata-pun.
"Entahlah, kenapa aku sangat ragu dengan ucapanmu" ujar Mitsuya lalu menaiki tangga dan menuju kamar tidurnya.
Dan Ran...
Tetap mengikutinya..
"Berhenti, bukan berarti kubiarkan masuk- bukan berarti kau mengikutiku terus menerus"
"Tidurlah sesuka mu, dimana pun kau mau" ucap Mitsuya sambil menahan diri Ran agar tak mengikutinya, tangan kecil dan lentik yang bersentuhan dengan dada ran langsung di genggam.
Ran menarik Mitsuya ke dalam kamar pria bersurai lilac itu lalu melemparkannya ke kasur. Ran mengunci pintu dan membuka jas kerja nya, Mitsuya masih kebingungan, takut jika Ran melakukan hal yang aneh aneh.
"A-apa yang kau lakukan" Mitsuya semakin mundur dan mundur hingga terpojok pada diujung kasur.
"Apa yang ku lakukan?"
"Tidak ada"
Ran menarik pinggang Mitsuya lalu tidur dengan posisi memeluk Mitsuya dan membenamkan wajahnya di leher Mitsuya.
"Kau bilang tidurlah sesukamu Kan, Yasuda aku tidur sesuka ku" ujar Ran, kepalanya mendesak ke leher Mitsuya. Mitsuya yang merasa lehernya di kecup dan di tiup membuat dirinya merinding seketika.
"Apa yang kau--"
"Diam, aku tak suka dibantah!" Ucapan Ran membuat Mitsuya terdiam seketika. Tak lama kecupan itu berhenti dan terdengar suara dengkuran halus di telinga Mitsuya.
••
Akhirnya dua anak Adam tidur dengan tenang setelah perdebatan panjang.
••
Pagi harinya..
Pagi pun datang, mereka tidur dengan nikmat. Posisi mereka seperti sepasang kekasih. Tangan Ran masih memeluk pinggang ramping Mitsuya dan Mitsuya yang masih mendengkur dan masih terlelap dalam mimpinya.
"Nghh.." keluh Mitsuya.
Mitsuya perlahan membuka matanya, cahaya matahari yang menerobos masuk kedalam kamar yang mereka tidur i.
Mata Mitsuya melihat ke arah jam dinding, matanya mendelik tajam karena
Kesiangan..
Dirinya cepat cepat beranjak dari ranjang tapi tangan Ran dengan cepat menarik pinggang Mitsuya.
"Oi.. ini sudah siang"
"Memangnya kau tak bekerja!" Pekik Mitsuya yang masih berusaha melepaskan diri dari kukungan Ran. Sungguh tenaganya kuat sekali, pikir Mitsuya."Bolos saja satu hari" ujarnya dengan enteng.
"Hmphh.." Rajuk mitsuya.
"Taka" panggil Ran dengan nada yang masih sedikit mengantuk.
"Taka"
'orang ini seenaknya banget' batin Mitsuya kesal.
"Hm" respon Mitsuya dengan singkat.
"Menikahlah denganku"
Blushh
Pipi Mitsuya merona merah entah kenapa dia sangat malu dengan ucapan Ran.
"Dasar kebo tukang ngigau" Ran yang lengah akhirnya Mitsuya beranjak dari kasur lalu melempar bantal tepat di wajah Ran.
Ran hanya terkekeh melihat respon Mitsuya.
"Beri aku waktu 365 hari, akan kupastikan kau mencintaiku, Taka"
"Aku tidak akan mencintai orang aneh seperti mu.." ujar Mitsuya lalu pergi ke arah kamar mandi.
Belum saja Mitsuya membuka pintu kamar mandi ran sudah berada di belakangnya.
"Aku tidak bercanda Takashi Mitsuya" tangan Ran memegang bongkahan pantat Mitsuya lalu meremasnya bak boneka yang lucu.
"E-eh" Mitsuya terkejut dengan perlakuan Ran. Ini sungguh membuatnya tak nyaman tapi juga tak menolak perlakuan tangan panjang Ran.
.
.
..
.
.TBC
Jangan lupa vote and komen ya ❤️
See u next chapter..
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruku-歩く[RanSuya]
RandomRan dan Takashi . . . . . Bagaimana jadinya seorang Takashi Mitsuya bertemu dengan duda anak satu yang bernama Ran Haitani, bagaimana tanggapan Haitani Yena yang mendapatkan orang tua baru sebagai pengganti Mamanya? "Kumohon, tetaplah berjalan dis...