Makan siang pun akhirnya tiba, Ran mengajak Mitsuya dan yena pergi ke restoran yang mewah.
Dia tidak bisa merayu pria pujaannya ini karena ada yena di sampingnya. Mitsuya dengan telaten membantu yena memakan dengan cara Yang baik. Selama ini Ran tidak pernah memperhatikan pertumbuhan anaknya karena sibuk dan lain sebagainya.
Meskipun dijaga oleh Rindou, tetapi Rindou juga punya waktu sendiri. Melihat Mitsuya ia jadi teringat akan kenangan bersama mantan istrinya.
Tidak ada percakapan antara Mitsuya dan Ran karena anaknya itu selalu merepotkan Mitsuya.
Saat perjalanan pulang pun akhirnya yena tidur di pangkuan Mitsuya. Ran yang melihat tangan Mitsuya menganggur langsung memegangnya. Tangan satunya berfokus pada kendali mobil.
Mitsuya hendak menghindari sentuhan tangan kekar Ran. Ran menyadarinya lalu berkata "biarkan seperti ini, sebentar saja"
Tidak ada percakapan diantara keduanya. Ran yang menyetir mobil begitu lama membuat Mitsuya mengantuk lalu tertidur. Tak terasa perjalanan begitu jauh dan mobil yang dikendarai Ran sampai di kediaman miliknya.
Ran membuka membuka pintu mobil, tangannya terulur menggendong anaknya itu. Lalu disisi lain ia mengulurkan tangan satunya menarik Mitsuya dan menggendongnya juga.
'serasa mengangkut dua bayi' batin Ran. Dia menendang pintu mobil dengan kakinya secara perlahan lalu menaiki tangga untuk menuju ke dalam rumah.Mitsuya merasa dirinya berada dalam dekapan. Matanya perlahan terbuka, hal yang pertama kali dilihatnya adalah lantai dan kaki panjang yang tengah melangkah menaiki anak tangga, "Ran," panggil suya dengan nada khas bangun tidur. Ran yang mendengar suara kecil itu tersenyum miring.
"ya?" sahut Ran
"Aku ingin pulang, jadi turunkan aku" Mitsuya yang hendak turun, namun tangan Ran tidak mau melepas. mitsuya sedikit sebal tapi berbeda dengan Ran. Ia memegang bokong mitsuya agar tidak buru-buru untuk pergi.
"huh, pulang malam-malam begini?"
"Ini sudah tengah malam, suya"kalau dipikir-pikir benar juga, pikir Mitsuya. Kalau tiba-tiba bertemu Hakkai akan lebih bahaya juga.
"baiklah, hanya satu malam" dengus Mitsuya.
"memang kamu mau minta berapa malam?" Ran menyahuti dengan sangat terkejut dan senang.
"m-malam, bu-bukan itu yang kumaksud!" Mitsuya mencubit lengan Ran hingga sang empu meringis dan tertawa dalam satu waktu.
"Kau tidak berat menggendongku?"
"Yena yang paling berat" Jawaban Ran membuahkan cubitan yang kedua. Lalu ia menurunkan mitsuya dan menaruh yena dalam kamar. Suya melihat isi rumah dari keluarga Haitani, sungguh mewah. Banyak barang bernilai mahal jikalau dijual bisa dibuat membangun butik Mitsuya lebih besar dan terkenal.
••
Haitani sulung membaringkan Yena di kasur. Ia membelai lembut wajah anaknya yang halus hingga dirinya teringat wajah dari seseorang yang pernah ada dalam hidupnya
"dia sangat mirip denganmu"
Ran menutup pintu kamar Yena lalu pergi menemui mitsuya yang menunggu dirinya Di ruang tamu. saat sudah sampai ia mala melihhat orang pujaannya ini tertidur di atas sofa.
"ouhh, ayolah. Dia seperti bayi yang gampang tertidur dimanapun" Ran kembali membopong tubuh Mitsuya menuju ke suatu ruangan.
Malam ini perasaannya menjadi tak karuan, hanya mitsuya yang bisa membuat dirinya dimabuk asmara. Tak pernah dirinya merasakan hal seperti ini sebelumnya.
"Hanya satu malam katanya, aku inginnya selamanya" kekeh Ran. Tangan lentik Ran begitu lihai, ia melepas semua pakaian suya dan menggantikannya baju tidur miliknya.
Setelah semuanya selesai ia mengecup pipi Mitsuya dan pergi tidur ke alam mimpi.
••
Pagi pun datang..
Kamar yang tadinya dingin, sekarang mulai menghangat karena cahaya matahari masuk ke dalam ruangan. Tubuh kecil merasakan kehangatan itu dan matanya mulai terbuka dan melihat pemandangan yang berbeda.
"Sejak kapan rumahku memiliki balkon?" Tanya dirinya dalam hati. Otaknya mengingat sesuatu dan disaat itu juga dirinya langsung terbangun.
"Aku tidak di **** kan!" Tangannya meraba keseluruh tubuh ia menggerakkan kakinya dan tidak ada rasa sakit apapun.
"Syukurlah" ucapnya.
••
Suya mencari ran ternyata ia berada di dapur sambil menyeduh kopi. Matanya melihat Ran dengan gaya yang sederhana tetapi masih terlihat mahal. Kemeja putih dengan beberapa kaitan kancing yang tak menyatu membuat tato yang ada di tubuhnya sedikit terlihat.
"Kenapa aku tersipu?" Suya menutup seluruh wajahnya.
Ran yang tengah membaca koran melihat Mitsuya yang tengah berdiri di didepannya dengan jarak sedikit jauh. Ran menaruh koran bacaannya, kemudian tangannya menyangga dagu dan matanya beralih melihat Mitsuya karena lebih enak dipandang dengan balutan baju tidur yang terlihat besar.
"Kenapa begitu" suara Ran terdengar hingga membuat suya langsung menatapnya. Tangannya meremas piyamanya, wajahnya sungguh merah bak tomat.
"Kenapa apanya, ada yang salah" nada itu terlihat imut sekali bagi Ran. Dia seperti anak kecil yang habis bangun tidur lalu mengompol.
Lamunan Ran yang mendeskripsikan tentang mitsuya langsung pecah begitu saja ketika Mitsuya berbicara dengan lantang. "Berhenti menatap dengan tatapan mesum"
Ran yang mendengar itu langsung tersenyum tipis. Ia beranjak dari kursi dan menghampiri Mitsuya. Kemudian mereka saling berhadapan. Yang satu wajahnya terlihat tersenyum penuh goda, yang satunya lagi terlihat kesal dan seluruh wajahnya memerah.
Mitsuya heran kenapa Ran tiba-tiba jongkok tetapi matanya tak lepas dari pandangan Mitsuya.
"Apa kau tidak sadar kalau.."
"#$@(*!#" Mulut ran dibungkam dengan tangan mungil Mitsuya. Mitsuya merasakan lidah Ran menjilat telapak tangannya.
Ran menarik tangan Mitsuya hingga tubuh Mitsuya hampir menempel di dada Ran.
"Pemandangan tadi membuat hasratku naik, suya" suara ran begitu dalam hingga membuat asap keluar dari kepala Mitsuya.
Ran terkekeh melihat tingkahnya yang begitu lucu.Saking besarnya baju yang dikenakan mitsuya membuat celana yang dipakai akhirnya melorot tepat didepan Ran, sementara suya sama sekali tidak sadar.
"Apa kau malu?" Tanya Ran.
"Malu, untuk apa malu didepan--"
Perkataannya terpotong ketika matanya Terfokus pada kemeja Ran yang terbuka lebar, lalu menampilkan dada bidang dengan tato yang tergambar ditubuhnya.
"Katanya tidak malu, tapi wajahmu menunjukkan semuanya"
"Mau lihat lebih leluasa..?" Tangan lentik itu membuka satu persatu kancing kemeja. Mitsuya langsung menutupi dadanya, ia mengernyit heran dan berkata
"Kenapa pakaianku yang dibuka?" Pipinya menggembung, sangat imut sampai rame tertawa dan mencubit pipi imut itu."gaadil dong kalau aku aja yang naked?" Setelah berbicara seperti itu, Ran langsung mencium Mitsuya tanpa ba-bi-bu. Mitsuya tak menikmati ciuman lembut itu, dia tak membuka mulutnya sehingga Ran sadar dan berhenti dari kegiatannya.
.
.
.
.
.
."Kenapa berhenti..?"
.
.
.See u next chapter..
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruku-歩く[RanSuya]
RandomRan dan Takashi . . . . . Bagaimana jadinya seorang Takashi Mitsuya bertemu dengan duda anak satu yang bernama Ran Haitani, bagaimana tanggapan Haitani Yena yang mendapatkan orang tua baru sebagai pengganti Mamanya? "Kumohon, tetaplah berjalan dis...