19. Can We ?

524 36 19
                                    

Zayn menangis sendirian di kamar kos nya. Fatimah mencoba menemui Zayn, tapi Zayn tidak membuka pintu kamarnya.

"Kak Zayn, buka kak please...." Fatimah kuatir dengan Zayn.

"Ada apa mbak Fat?" tanya Ibran yang tiba-tiba datang.

"Mas Ibran, kak Zayn dari kemarin gak keluar dari kamarnya, aku kuatir"

"Coba biar saya bujuk dia, kamu bisa balik ke kamar kamu sekarang!"

Fatimah kembali ke kamarnya...

"Zayn, ini aku Ibran, kamu bisa buka pintu kamu, atau mau aku dobrak?" ucap Ibran sedikit mengancam Zayn, agar Zayn mau membukakan pintu untuknya.

Zayn akhirnya mau membukakan pintu untuk Ibran. Zayn mengijinkan Ibran untuk masuk ke kamarnya.

"Kamu kenapa Zayn? Kalau ada masalah, kamu bisa cerita ke saya" Ibran menenangkan Zayn yang sedang menangis.

"Gue gak papa Bran" jawab Zayn lirih.

"Masih aja bilang gak papa. Kesampingkan dulu urusan pekerjaan kita, anggap aja kita ini temen. Walaupun kita gak sedekat itu, tapi kamu bisa cerita apapun ke aku Zayn, siapa tau ngurangin beban kamu" Ibran mencoba menenangkan Zayn lagi.

"Lo tau gak gimana rasanya sangat mencintai dan sangat membenci seseorang dalam waktu bersamaan?''

Ibran tau, yang Zayn bicarakan adalah Rain mantan kekasihnya. Ibran terdiam sejenak, menatap Zayn yang terlihat sangat kacau dan sedih. Sama seperti dirinya dulu saat kehilangan Neo.

"Aku pernah sangat mencintai, tapi tidak pernah membenci orang yang aku cintai"

Zayn hanya diam mendengar jawaban Ibran.

"Zayn, sebenarnya kamu kenapa? Kenapa kamu terpuruk kayak gini sih Zayn? Atau karena Rain?"

Sontak Zayn menatap mata Ibran "Gimana lo bisa tau soal Rain?''

"Sorry Zayn, tapi aku denger percakapan kamu sama Bang Zidan waktu kamu masih di rumah sakit. Kalau Rain udah nyakitin kamu, dan kamu benci sama dia, kenapa kamu gak lupain aja dia Zayn? Ada aku disini. Aku bisa jadi apapun yang kamu mau Zayn" ucap Ibran mencoba membujuk Zayn agar melupakan kesedihannya.

"Gue udah jatuh cinta sama dia dua belas tahun, bahkan sampai saat ini rasa sayang itu nggak berkurang."

Ibran tercengang mendengar ucapan Zayn. Dalam hatinya berkata "Dua belas tahun dan bertahan, sedangkan aku baru aja kehilangan tiga tahun dan akan memulai cinta baru, perasaan Zayn gak main-main karena Rain masih disini. Sedangkan Neo udah meninggal!"

"Bahkan walaupun dia nyakitin gue berkali-kali pun, hati gue akan tetap sama, hati gue akan tetap milih Rain"

Ibran hanya diam mendengarkan Zayn bicara.

"Gue sayang sama dia, dan gue benci sama dia" Zayn semakin menangis, Ibran memeluk Zayn mencoba menenangkan.

"Nangis aja Zayn! Keluarin semua rasa sakit kamu, kalau nangis bisa sedikit ngobatin luka kamu, nangis aja Zayn" kini Ibran tau, mustahil bagi Ibran untuk singgah di hati Zayn, sekarang Ibran hanya akan menghibur Zayn. Tidak lagi mengharapkan bisa menjadi pacar Zayn. Ibran hanya ingin Zayn baik-baik saja untuk saat ini.

***

Dion memegang kening Rain yang terlelap tidur.

"Ni anak demam tinggi, seharian gak mau makan"

Tiba-tiba saja Rain terbangun dari tidurnya. Dia masih mengingat kejadian kemarin. Rain bergegas berdiri akan menemui Zayn, mendadak kepalanya pusing dan jatuh.

Rain Zayn ✓ [ Boys love Story ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang