Chapter 3: Is It Possible

6 1 0
                                    

Dua bulan kemudian, Ngurah Rai International Airport Jet dengan lambang Hayes Group telah mendarat dengan apiknya. Taklama pintu jet tersebut terbuka menampakkan seorang pria yang terlihat gagah dengan balutan suit yang dikenakannya. Mencoba menghirup udara sebanyak banyaknya untuk mengisis paru-parunya dengan udara yang sama yang saat ini tengah dihirup oleh wanitanya.

Sialan Edward, pria itu memadatkan jadwalnya hingga membutuhkan waktu dua bulan untuk menghandel seluruh jadwal dadakan yang entah bagaimana dibuat oleh pria itu. Rafael baru saja selesai melakukan tandatangan kontrak dengan rekan bisnisnya kemudian memerintahkan seseorang menerbangkan helicopter untuknya menuju Boston Logan International Airport. Ia masih harus menunggu jetnya disiapkan selama setengah jam lamanya dengan tujuan Ngurah Rai International Airport, Bali Indonesia. Butuh waktu seharian untuknya hingga dapat menginjakkan kaki ditanah tempat wanita pujaannya berpijak. Tepatnya Rafael menghabiskan 25 jam dan 35 menit hanya untuk duduk di dalam pesawat.

~~~o0o~~~

Sekarang sudah jam 9 malam, langit mulai menggelap tanpa bintang di atas sana. Wanita itu melihat sekelilingnya restorannya telah sepi dari para pelanggan sedangkan pegawainya sedang bersiap pulang di belakang. Selama 5 tahun ini dia merasa sedikit demi-sedikit kehidupannya mulai membaik dan dia menyukai itu. Ia memutuskan untuk menemui pegawainya dan mengatakan bahwa dia, Kiara akan pulang lebih dulu tidak lupa meminta mereka untuk mengunci pintu restorannya.

Ia berjalan kaki hanya untuk melemaskan otot-otonya yang terasa kaku akibat duduk di kursi kebesarannya selama seharian ini. Ia ingin membantu pegawainya di dapur namun Kiara sudah tidak dapat melakukannya lagi. Langkahnya memberat, ia tersenyum sedih dan menatap kedua tangannya.

"ironis sekali sorang chef yang membuka restoran namun tidak dapat memasak." Mencoba untuk mengalihkan pikirannya Wanita itu memutuskan untuk berjalan semakin cepat di tengah ramainya lautan kendaraan yang melewati trotoar tempatnya berpijak sekarang. Entah mengapa ia merasa di perhatikan. Merasa takut ia mencoba untuk mempercepat langkahnya hampir berlari hingga seseorang menarik tangannya. Merasa beban berat dan perasaan hangat yang menghampiri akibat pelukan tiba-tiba dari orang ini.

"I found you, you don't know where in hell you put me. I miss you miss you like crazy" racau pria itu. Suaranya terdengar samar-samar diantara deru nafas dan degupan jantung mereka. Ini salah namun terasa benar. Harusnya ia tidak Kembali ketempat awal pada dekapan pria ini. Harusnya mereka tidak perlu bertemu agar lima tahun yang dijalani Wanita itu disini tidak sia-sia. Harusnya reaksinya tidak boleh seperti ini. Harusnya dia marah namun ia membalas pelukan pria ini dan menangis disana di tempat yang seharusnya dulu muliknya.

.

.

.

.

TBC...

Game Of PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang