CHAPTER 5 : WE'RE FUCKED UP

3 1 0
                                    

Six Years Ago ~ Rafael Mansion. Boston, US.

"huft... it was so amazing El thank you"

Diatas ranjang berukuran King size itu terlihat keturunan adam dan hawa yang tengah banjir keringat, masih merasakan akibat dari perbuatan mereka tiga jam yang lalu.

Rafael menatap Kiara yang nampak sangat kelelahan dan mengantuk di dalam lindungan lengannya. Tampak cantik dengan peluh di sekujur tubuhnya memberikan kesan berkilauan pada kulitnya yang seputih porselen.

Kiara membuka matanya menatap Rafael dengan tatapan... Ugh, jika Rafael tidak ingat kondisi Wanita ini sekarang ia pasti sudah melanjutkan sesi bercinta mereka. Memberikan lebih banyak tanda pada tubuh Wanita ini dan meremukkan pinggangnya hingga ia tidak dapat turun dari ranjang mereka esok pagi. Well atau hari ini.

"El, apa yang akan terjadi jika aku mengandung anak mu."

Kekhawatiran Kiara bukannya tanpa alasan. Laki-laki ini selalu melarangnya untuk meminum pil pengendali kehamilan dan Rafael sendiri tidak pernah menggunakan pelindung saat melakukan kegiatan panas mereka. Laki-laki ini selalu beralasan tidak menyukai sensasi saat karet sialan itu melingkupi miliknya.

"bukannya sudah jelas kau akan menjadi ibu dari penerus Hayes selanjutnya Kia."

Wanita itu tersenyum mendengar kata-kata Rafael. Ia membayangkan kehidupannya nanti dengan Rafael dan anak mereka. Dalam bayangannya itu pasti akan sangat menyenangkan di kelilingi oleh Rafael dan Rafael junior yang akan mengikuti mereka dengan rengekan dan tingkah nakal serta manjanya. Dan Mansion suram ini akan menjadi sangat berwarna dengan suara anak kecil.

"kau ingin berapa anak El?"

Kiara semakin masuk kedalam pelukan Rafael, tidak perduli dengan rasa lengket di sekujur tubuhnya.

"itu tergantung pada mu Kia, ini tubuh mu dan akan selalu seperti itu aku tidak akan memaksamu jika kau tidak sanggup lagi." Laki-laki itu mengeratkan pelukan mereka. Pembicaraan seperti ini membuatnya berharap akan ada duplikat Kia dan dirinya yang nanti akan memangilnya daddy dan memanggil Kia mommy. Sampai saat ini tidak ada hal lain yang lebih berharga dan sangat dilindungi oleh Rafael selain Kia. Namun jika nantinya mereka akan memiliki anak seperti yang di katakana Kia maka hidupnya akan terasa sangat berharga dengan kehadiran mereka.

"tidurlah Kia"

"hm"

Tangan hangat Rafael yang mengelus rambutnya sudah cukup untuk mengantarkan Kia kealam mimpi. Lelaki itu selalu memiliki control akan tubuhnya.

"jika itu benar Kia aku akan menjadi laki-laki yang paling beruntung."

Dan seperti itu pembicaraan mereka malam itu di tutup dengan suara nafas teratur Kia dan elusan Rafael pada kepala Wanita itu.

~~~o0o~~~

PRESENT DAYS~ KIARA'S PENHOUSE. BALI, INDONESIA.

"aku mau mommy."

"Ela, mommy sudah tidur. Aku akan mengantikan mommy membacakan dongeng pengantar tidur untuk mu."

Rafael menatap mereka berdua dengan mata yang hampir keluar dari tempatnya. Jika anak laki-laki itu terlihat seperti dirinya maka anak perempuan ini terlihat seperti Kiara dengan bola mata sehitam obsidian dan rambut segelap langit malam.

Anak perempuan yang baru Rafael ketahui bernama Ela itu menarik ujung bajunya dengan mata memerah serta berair hampir mengis.

"bacakan aku dongeng pengantar tidurku" suara Ela yang memintanya membacakan dongeng membuat Rafael tidak dapat menolak. ia hampir mengiyakanya sebelum si Rafael kecil itu menginterupsi mereka berdua.

Game Of PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang