Eps. 6 - Masih Terlalu Pagi

101 9 18
                                    

Suasana masih gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana masih gelap. Belum ada tanda-tanda sang surya menampakan diri. Tentu saja, ini masih jam empat lewat lima belas menit pagi. Anginnya pun masih terasa dingin. Di jalan Cheonyeon nomor dua puluh satu wilayah Cheonyeon yang berada di distrik Seodaemun, terdapat salah satu rumah megah bergaya skandinavia dengan catnya yang berwarna abu-abu serta hitam. Rumah tersebut tampak mencolok dibanding dengan yang lain.

Seorang cewek berambut pendek yang masih mengenakan piyama itu berjalan di area koridor lantai dua rumah megah tersebut. Ia baru saja bangun tidur dan langsung memilih keluar ruangan untuk menghirup udara segar yangmana masih belum tercemar oleh polusi udara.

Ia memejamkan mata ketika sampai di hadapan halaman depan rumah. Menarik napas lalu membuang, begitu berulang kali sampai tepat pada yang kelima kalinya Ia akhirnya perlahan membuka mata. Awalnya sih biasa saja. Namun, ketika dillihat lebih jelas lagi, Sol B cukup terkejut.

Han Joonhwi? Ngapain dia disitu?

Sol B masih memicingkan kedua matanya. Memastikan bahwa apa yang ia lihat itu memang benar Han Joonhwi. Dan... ya! Iya yakin seratus persen sekarang bahwa itu memang dia, Han Joonhwi. Entah apa yang sebenarnya cowok itu lakukan, namun yang dapat jelas dilihat bahwa ia hanya sedang duduk bersantai di teras rumah sambil mendengarkan sesuatu dari ponselnya melalui earphone.

Sebenarnya Sol B sudah tahu itu, ia sudah tahu kalau rumah bibinya yang berada di wilayah Cheonyeon itu sangat dekat dengan rumah Joonhwi. Bahkan hanya berjarak beberapa langkah saja karena rumahnya saling berhadapan. Sol B mengetahui fakta itu sudah sejak ia menginjak semester awal. Pun demikian juga dengan Joonhwi. teman-teman law school squad yang lain juga tahu. Namun, mereka tahu waktu sudah meginjak semester dua.

Joonhwi memejamkan matanya sambil menikmati alunan musik yang bersumber dari ponselnya itu. Baru jam setengah lima pagi ia terlihat sudah rapi. Dari atas hingga bawah. Sungguh, cowok itu sangat rajin sekali. Pakaiannya kasual, ia mengenakan t-shirt putih dikombinasikan dengan kemeja berwarna biru muda yang semua kancingnya dibiarkan terbuka. Mengenakan celana jeans dan sepatu sneakers andalannya.

Melihat hal itu, Sol B lantas membandingkan dengan penampilannya saat ini. Sungguh sangat jomplang. Untung saja Joonhwi tidak melihatnya. Dengan memanfaatkan hal itu pula, Sol B jadi memiliki waktu lebih lama untuk memandang seseorang yang selama ini ia kagumi itu.

Sudah lima menit berlalu dan Sol B masih enggan berpindah tempat. Bukannya bergegas untuk persiapan berangkat ke kampus. Ia malah masih sibuk memandang seseorang diseberang sana. Posisinya pun tidak berubah. Joonhwi benar-benar sudah seperti magnet bagi Sol B. Setidaknya untuk kali ini, momen yang sangat langka tentu harus digunakan sebaik mungkin, pikirnya.

Sol B tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Sudut bibirnya naik keatas begitu ia menemukan ide yang ia rasa tepat untuk momen saat ini. Dimana hal itu membuatnya langsung bergegas kembali ke kamar. Ia mengambil ponselnya yang ada diatas nakas lalu membuka aplikasi chating. Saat ingin menuliskan kata-kata ia menengok ke arah jendela kamarnya. Ia tampak ragu-ragu ingin mengirim pesan kepada seseorang. Ia pun akhirnya kembali berjalan ke koridor.

Gue liat lo di depan rumah, mau berangkat ke kampus bareng?
Terkirim

Begitu pesannya terkirim, Sol B langsung menunduk bersembunyi dibalik tepi koridor. Ia tidak mau ketahuan oleh sang penerima pesan jika sedari tadi ia telah memperhatikannya. Benar saja, setelah membaca pesannya, kedua mata Joonhwi langsung berpendar ke seluruh bagian halaman rumah yang ada di depannya itu. Namun nihil, ia tidak menemukan seseorang pun disana. Lagian ini kan masih petang.

Oke, gue tunggu didepan rumah, ya?
Terkirim

Sol B kembali tersenyum. Senyum yang kedua kalinya pada hari yangmana masih terlalu pagi. Sepertinya, ini akan menjadi hari yang mengesankan baginya.

Halooo, readersku yang setia dan tersayang hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halooo, readersku yang setia dan tersayang hehe. Disini aku mau ngucapin terimakasih yang sebanyak-banyaknya sekaligus minta maaf yang sebanyak-banyaknya juga. Pertama, aku mau makasih ke kalian yang udah baca ceritaku yang apa yaaa (yang masih acak adul mungkin). Setiap kali menulis itu aku merasa tulisanku kurang baik dan takut jika nanti yang baca jadi ngga nyaman... Namun, karna aku memiliki tujuan, jadi aku ngga akan berhenti. Aku mau menulis. Aku mau belajar. Doain aku ya temannn hehehe...

Kedua, aku mau minta maaf ke kalian karna beberapa kali terakhir ini aku udah menelantarkan kaliannn huhuuu aku pun sedih banget, sih. Maaf yaaa maaf banget karna udah buat kalian nunggu dan terus nanyain kabarnya. Sebelumnya aku memang ada kesibukan yang lain. Aku sedang magang sama volunteer. Tapi masih aman, sih. Ngga sibuk-sibuk banget dan ngga menyita waktu. Makanya, aku berani minta maaf ke kalian karna ini memang salah aku. Salah aku ngga gunain waktu itu dengan maksimal. Sekali lagi maaf yaaa.

Bismillah, mau buat outline yang banyak biar bisa update sesuai jadwal lagi. Ayo ide, datanglah padaku!!!

 Ayo ide, datanglah padaku!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Day In The LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang