Di dalam rumah yang tak cukup luas, yang terletak di tengah kampung, ada seorang anak remaja yang kini tengah termenung di meja makan. Perutnya terlihat buncit. Kulit nya putih, seputih susu. Rambutnya telah berubah menjadi hitam.
Otaknya kini sedang memikirkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Sudah lima bulan sejak terakhir kali pria berambut blonde itu meninggalkannya di rumah ini seorang diri. Dan kini, perutnya sudah begitu besar sebab usia kandungan yang mendekati masa persalinan.
Sama sekali tidak ada kabar dari sepasang kekasih itu, hanya kartu kredit yang setiap bulannya tidak pernah lupa untuk di isi. Ia selalu berpikir tentang apa yang terjadi di antara keduanya, hingga tak menjenguknya sama sekali.
Dua hari lagi kandungannya sudah masuk bulan ke sembilan. Dan setelah itu, hanya menunggu waktu sebelum akhirnya perut nya akan terasa sangat sakit. Dan sungguh, ia Merakan ketakutan yang amat sangat.
Sunoo merasa yakin, jika pada akhirnya ia akan melewati mas a persalinannya sendiri. Tanpa di temani oleh siapapun. Mengingat jika kedua orang yang membawanya kesini tidak pernah datang lagi.
Jadi, mulai saat ini. Ia akan berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri. Sebab, tidak akan selesai dengan mudah hanya dengan menangis. Ia juga harus kuat demi anaknya dan juga anak Ni-Ki. Ia harus kuat.
“a'sunoo~”
Suara gadis itu begitu nyaring, membuat sunoo terkekeh sebab begitu hapal siapa si pemilik suara itu. Lalu, tak lama kemudian terlihatlah si pemilik suara yang selama ini berbaik hati menjadi temannya.
Gadis itu tersenyum lebar, lalu setelahnya ia duduk di kursi yang ada di sana. Ia tatap mata cantik milik si pemuda berurai merah muda itu. Tangan putih sunoo ia ambil, lalu di elusnya pelan menggunakan ibu jari.
“a’sunoo kalo udah ga tinggal di sini jangan lupain saya ya?” tatapan gadis itu berubah menjadi sendu. membuat sunoo menatap nya bingung.
“ngga, lagian aku mau kemana? ga kemana mana kok” ujar sunoo.
Gadis itu tersenyum, sebelum akhirnya ia memeluk sunoo dengan erat. Mungkin, ini terakhir kalinya ia bisa memeluk pria manis ini. Tidak lama kok, pelukannya kini sudah terlepas.
Gadis itu kembali menatap sunoo, tatapan nya begitu sendu. Ada banyak kesedihan di mata itu kala melihat pria manis di depan nya.
“gimana bisa anak semanis kamu Nerima perlakuan kejam dari orang lain? gimana bisa kamu diem aja waktu mereka mukulin kamu? gimana bisa mereka tega ngelakuin hal keji itu ke anak yang begitu polos kaya kamu?”
“dan gimana bisa? orang yang kamu sayang mukulin kamu dan bayi kamu? kemana perginya hati nurani mereka? kemana pergi nya rasa kemanusiaan mereka?”
“tubuh kamu yang harusnya bersih tanpa noda dan di rawat dengan baik, tubuh yang seharusnya jadi bagian dari diri kamu yang bisa kamu banggakan, kenapa harus penuh dengan bekas luka yang sekarang masih belum hilang?”
“orang seperti kamu itu harusnya di jaga, di sayangi, di kasihi, di cintai. bukan malah di rusak, di pukuli, di aniaya. beruntung kamu kuat, mental kamu masih aman. coba kalo kamu lemah? sekarang mungkin kamu uda ada di rumah sakit jiwa.”
“sunoo, mulai sekarang kamu harus lebih banyak bersyukur. tuhan baik banget sama kamu. sekarang, kamu mungkin ngga akan nerima semua hal itu lagi. dan kamu juga bakal hidup bahagia”
“makasih karna udah jadi temen saya enam bulan belakangan. saya seneng banget bisa ketemu sama orang sebaik kamu. saya juga seneng karna pada akhirnya saya ketemu sama seseorang yang mau dengerin semua cerita dan keluh kesah saya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
N O T A D O L [ SunKi Or NiSun ]
Novela JuvenilKim Sunoo, pria manis malang yang harus menerima kehidupan yang begitu sulit di tempat barunya. Di tempat di mana ia akan di siksa sebagai pelampiasan amarah oleh tuannya. Dimana tubuhnya akan di pukuli hingga lebam lebam tertinggal juga dimana sesu...