Drttt drttt drtttt
Suara handphoneku berbunyi, awal nya rada kesal sih orang dia lagi asik tiktokan malah ditelfon
Tapi kesal itu hilang setelah tau nama yang tertera di layar hp nya
Bapak is calling
"gimana? Kenapa bisa rusak laptopnya? " bukan suara bapak tapi ternyata ibuk yang mau menelfon menggunakan nomor bapak.
Oh iya lupa tadi aku laporan kepada bapak meminta uang servis laptop karena laptopku yang entah kenapa tiba tiba mati dan gamau nyala. Padahal laptop itu tergolong baru sebab aku membelinya ketika awal masuk kuliah tapi emng sekarang udah semester 4 sih jadi udah hampir 2 tahun dan ga pernah diservis sama sekali." ya gatau buk, kemaren pas tak pake buat nugas tiba tiba mati gamau nyala, tak tunggu sampai hari ini kalau masi ga nyala tak bawa ke konter dan udah di konter sekarang. " jawabku
" Makanya barang tuh dijaga yang bener, laptop belum sampai setahun udah rusak." sahut bapak dengan nada yang agak tinggi.
" setahun apa loh pak, udah 2 hampir 2 tahun itu laptopnya, ga pernah diservis juga." dengan sedikit menahan tangis, emang dasar aku denger nada bicara tinggi dikit aja udah nangis.
" lah kenapa ga kamu servisin nak? Kalau rutin diservis kan ga bakal gitu." jawab ibuk sedikit menenangkanku.
Ya enggalah buk mana ada duit. Batin ku.
" engga buk, kan aku mikirnya laptopnya baik baik aja dipake yudah gausah aku servis gappa tapi malah gini, trus tadi kata mas konternya apanya gitu yang rusak katanya harus diganti biayanya sekitar 400 ribu. " jawabku seadanya.
Sebenarnya aku ga tega buk buat minta uang ke ibuk sama bapak karena aku tau kondisi keuangan rumah kaya gimana tapi mau gimana lagi aku juga butuh. Batinku menangis" yaudah besok ibuk transfer uang nya, masih bisa kan kalau besok?" tanya ibuk setenang mungkin
Ya allah buk maafin anakmu ini ya yang nyusahin terus. Batinku
" iya buk bisa"
" engga pulang?" pertanyaan ibuk membuatku diam. Pasalnya udah 2 bulan ini aku ga pulang, emang alasn yang pertama aku tidak mau pulang adalah aku memang tidak ingin melihat tangis mereka, sebab itu yang membuatku goyah untuk tetap bertahan kuliah. Jahat memang tapi mau bagaimana lagi, meski mereka bilang tidak apa apa tapi aku yang merasa menjadi beban terberat keluarga. Awal masuk kuliah dulu masih baik baik saja meskipun ekonomi pas pasan tetapi masih cukup untuk aku kuliah dan kehidupan keluarga, tetapi ketika sudah masuk ke tahun kedua disitulah tahun terburuk perjalanan kuliahku, bapak sakit dan belum bisa bekerja sedangkan beliau adalah tulang punggung keluarga, aku gatau harus gimana, dan pas semster itu aku harus berangkat ke solo untuk memenuhi tanggungan ku ikut organisasi dan lain sebagainya. Jahat banget ya aku mengorbankan semuanya. Itu aja sih sebenarnya alasanku, jahat ya tapi kalau kalian tau terkadang lebih baik tidak tau daripada harus tau dan gabisa berbuat apa apa untuk meringankan beban mereka.
" engga buk, nanti mungkin tanggal 5 atau ga 6 aku pulang. Masih ngurusin magang buk" jawabku
" yaudah, kalau emang belum bisa pulang ya gausah pulang dulu."
" iya buk"
Dan percakapan itu berlanjut terus smpai akhirnya ibuk bilang untuk aku istirahat dan kemudian panggilan terputus.
Setelah panggilan terputus aku menangis lagi, rasa rindu ingin pulang, capek, dan semua keluh kesah selama disini ingin ku ungkapkan semuanya dirumah, namun apalah dayaku aku terlalu takut untuk pulang.
Masalah laptop rusak sebenarnya hanyalah masalah sepele bagi orang orang tapi bagiku yang hidup serba pas pas an membuatku harus berfikir berulang kali hanya untuk meminta uang itu. Dan yang membuatku lebih menangis bukan itu sebenarnya, tetapi rasa rindu yang sngat mendalam kepada kedua orng tua tapi aku yang terllu takut untuk pulang karena alasan tadi. Maafin aku ya pak buk selalu beralasan sibuk padahal aku yang terlalu takut untuk pulang dan maafkan aku karena masih menjadi beban keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's me
ChickLit"Di dunia ini ada hal-hal yang tak ingin kita lanjutkan, namun kita terlalu takut untuk mengakhirinya."