Karya : Rizal
Dinginnya penghujung malam menuju pagi yang cerah.
Kududuk di teras lalu ada hal yang terlintas.
Perihal mengingatmu yang Mengisi ruang kehampaan di hati.
Rasanya dadaku nyaman, perlahan pulih atas lara dan sakit.Awalnya aku hanya menggaggap semua ini, hanya biasa saja.
Setelah melihatmu, yang kurasa nampaknya sudah tidak biasa.
Hati kecil ini berbisik, apakah aku sudah siap untuk jatuh hati lagi.
Takjub..., tak mampu kumengelak atas keindahanmu bagaikan ratu peri.Aku hanyut, terbawa arus melihat indahnya pupil bola matamu.
Aku tenggelam saat melihat senyum tulus di bibirmu.
Aku terbuai akan lembutnya perkataan dan sapaanmu.
Aku yang kau bangkitkan , perlahan mulai kuat seperti dulu.Tentang rasa yang pernah Sakit.
Tentang rindu yang pernah melekat.
Tentang kehilangan yang pernah ku rayakan.
Tentang penyesalan yang ikhlas kumaafkan.Aku kembali sembuh dari kebutaan akan perjalanan di dunia.
Kau pula datang memperlihatkan bagaimana makhluk dari alam surga
Di saat kutak percaya akan cinta, disitulah kau menjawab semuanya.
Kau hadir dengan tawa manis di lesung pipi mu, menutupi rintih yang aku rasa.Dengarkanlah Cantik, akan aku tunjukkan bagaimana rasa cinta adam ke hawa
Dekatlah denganku, akan kuperlakukan dengan baik seperti perlakuan rasulullah ke istrinya.
Kemarilah Manis, akan aku ajarkan bagaimana kesetiaan Romeo dan juliet
Mendekatlah denganku, akan aku perlihatkan bagaimana perlakuan dilan ke milea.Perihal mengenalmu, Rasanya aku ingin menjadi penguasa ruang dan waktu.
Menggenggam segala rindu, lalu kuperlihatkan bagaimana besarnya hal itu padamu.
Agar tak ada lagi alasan untuk tidak bersenda gurau denganmu.
Agar tiada lagi perpisahan yang mengatas namakan jarak dan waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Menggenggam Rindu
Poetrykamu hanyalah sekedar manifestasi dari sebuah ekspektasi. Yang dapat dilihat dalam wujud materi. Yang berusaha kuungkap namun bersifat misteri. Yang hanya mampu kuaktualisasikan melalui puisi. Saat rindu itu kembali membutuhkan pertemuan. Justru Per...