Karya : Rizal
Disaat ku mulai memilih berlabuh untuk meluluhkan hatimu.
Disitu pula aku remuk, hilang, hancur tinggal puing-puing.
Dari dulu saya sudah siap akan hal itu.
Waktu kepergianmu dulu.Akhirnya aku diberi kesempatan untuk kembali mencintaimu lagi.
Tapi tidak dengan takdir, semuanya hanya tinggal harapan yang beradu dengan nasib.
Walaupun sebenarnya raga ini hancur Bersamaan dengan realita yang tak sudi aku telan dan terima.Tuhan kembali tak adil, merenggut kebahagiaan yang sudah hampir aku dapatkan sepenuhnya.
Kebahagiaan yang tertunda akan kehendaknya, kuserahkan kepada maha pemilik atas jiwa dan raga.
Walaupun wujud ini sudah tak ada, tapi rasaku ini akan selalu ada.
Tentunya rasa itu juga selalu hadir di dada mu seperti apa yang selamanya aku rasa.Biarlah kupeluk erat indahnya senja di ingat ku, sampai akhir hayat hidupku.
Semoga kita tetap dipertemukan di akhirat kelak, menjadi kisah yang kekal dan abadi disana.
walau untuk saat ini, hanya bisa kusaksikan keindahannya di alam sana.Kenangannya akan tetap membekas selalu ada.
Kuberlabuh hingga akhir hayat batas perjalanan hidup ini.
sampai mati.#KRINanggala402
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Menggenggam Rindu
شِعرkamu hanyalah sekedar manifestasi dari sebuah ekspektasi. Yang dapat dilihat dalam wujud materi. Yang berusaha kuungkap namun bersifat misteri. Yang hanya mampu kuaktualisasikan melalui puisi. Saat rindu itu kembali membutuhkan pertemuan. Justru Per...