Tidak! Aku akan selalu ada.
Aku patokan sedangkan kamu pacuan.
Aku berputar sedangkan engkau berlari.
Kita bersama berdampingan beriringan.Kita sepasang sandal sejarah arsipan canda tawa air mata.
Aku Melekat pada dirimu.
Aku Menjelma menjadi kenanganmu.
Aku saksi dari bagian proses perjuanganmu.Suka, duka, senang, kecewa.
Gabut, sibuk, normal, stres.
Jatuh, bangkit, patah, tumbuh.
Bersandarlah pada kaki dan bahumu sendiri.Kamu yang memilih mengukir, Kelak akan mengungkit.
Mengungkit lembaran hitam putih beralaskan rindu.
Bahan refleksi membentang, seberapa jauh kamu melangkah.
Agar ketika kamu lelah dan tersesat, kamu tak akan kehilangan arah.Yang baik jangan dipuaskan.
Yang buruk jangan disesalkan.
Nikmati setiap langkah sebagai buku perjalanan.
Jadikan evaluasi sebagai tinta pelajaran.Karna beberapa bagian dari proses kegagalan yang menyakitkan, Cukup disyukuri pembelajarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Menggenggam Rindu
Poetrykamu hanyalah sekedar manifestasi dari sebuah ekspektasi. Yang dapat dilihat dalam wujud materi. Yang berusaha kuungkap namun bersifat misteri. Yang hanya mampu kuaktualisasikan melalui puisi. Saat rindu itu kembali membutuhkan pertemuan. Justru Per...