HELLOO, HAPPY READING GUYS !!!!!
****
Sore ini Sierra sudah pulang karena permintaan papah dan mamahnya. Kini mereka sedang berada di ruang keluarga untuk membahas masalah perjodohan.
"Jadi? Gimana?" tanya Dito.
"Em ya Sierra mau tapi ini karena Sierra terpaksa," tekan Sierra.
"Terimakasih ya nak, bulan depan pernikahan kalian," ucap Dito.
Sierra membelakkan matanya "Pah? Masa satu bulan si? Aku masih kuliah pah!"
"Ya bagus dong, lebih cepat lebih baik," jelas Dito.
"Ya ga satu bulan juga pah!" bantah Sierra.
"Sierra, ini demi kebaikan kamu," ujar Lia.
"Ya udah seterah papah sama mamah aja, aku cape," ucap Sierra lalu pergi ke kamarnya begitu saja.
"Kak!" panggil Kenzo.
"Kakak!" panggil Kenzo lagi yang masih di hiraukan oleh Sierra.
Sierra merebahkan tubuhnya dikasur kingsize miliknya. Menghela nafas lelah. Perlahan matanya terpejam begitu saja. Hingga tak sadar ia sudah terlelap ke alam mimpi.
Ditempat lain Daniel sedang duduk diteras balkon kamarnya dengan mata yang terus memandangi wajah gadis cantik yang selalu ada dipikirannya.
"Ini gue bener-bener ga bisa sama dia terus ya?" monolog Daniel.
Daniel menghela nafas kasar, menundukan kepalanya "Gapapa yang penting Rara bahagia," lanjut Daniel.
Seorang wanita paruh baya menghampiri Daniel saat melihat Daniel sedang duduk di teras balkon kamarnya.
"Sayang, kamu ga tidur?" tanya Vivie lembut.
Daniel menggeleng pelan "Entar aja bun, Niel belum ngantuk,"
"Kamu jangan keseringan bergadang loh ga baik," kata Vivie.
"Iya bun bentar lagi Niel tidur," ucap Niel yang diangguki Vivie.
"Ya udah bunda ke kamar dulu ya," ujar Vivie.
"Iya bun," setelah mendapat jawaban dari Daniel, Vivie langsung pergi dari sana menuju kamarnya.
Daniel menoleh kebelakang saat melihat Vivie keluar dari kamarnya Daniel langsung merebahkan tubuhnya di kasur miliknya "Selamat malam dan salam tidur dunia," gumam Daniel.
****
Pagi ini suasana sangat sejuk, belum banyak kendaraan yang berlalu lalang, matahari yang sudah menerangi dunia masuk kedalam kemar seorang gadis cantik yang bernama Sierra Adeline. Sierra perlahan membuka matanya, duduk dari tidurnya dan meregangkan otot-ototnya. Sierra melirik jam yang berada diatas nakas samping tempat tidurnya, menampilkan jam 05.06. Dengan cepat tetapi santai Sierra memasuki kamar mandi untuk bersiap pergi kesekolah sebelum Daniel sampai.
Saat sudah siap dengan perlengkapan sekolahnya ia turun kebawah untuk sarapan bersama, saat sudah dianak tangga terakhir Sierra melihat Daniel dan orang tuanya yang sedang berbincang santai dimeja makan.
"Pagi Mah, Pah, Niel!" sapa Sierra.
"Pagi sayang," sahut Mamah dan Papah.
"Pagi pendek," sahut Daniel.
"Ih mentang-mentang tinggi, liat aja nanti kalo aku lebih tinggi dari kamu," kesal Sierra.
"Coba aja kalo bisa," ucap Daniel yang langsung melahap roti buatan Lia.
"Udah-udah kalian nih masih aja suka berantem udah gede juga," sela Dito.
"Tau nih Niel duluan," ujar Sierra melirik Niel, sinis.
"Iya-iya maaf," ucap Niel, lanjut memakan rotinya.
Saat sudah selesai dengan sarapannya Sierra dan Daniel pamit untuk pergi kesekolahnya. Sebenarnya ini masih sangat pagi untuk berangkat tapi karena tidak ingin terjebak macat mereka sengaja berangkat pagi.
Saat sudah disekolah Daniel memarkirkan motor besarnya. Dengan cepat Sierra turun dari motor milik Daniel. Sierra mendumel kesal saat tidak bisa membuka pengait helemnya.
"Makannya kalo ga bisa tuh bilang jangan diem aja, marah-marah aja si bisanya masih pagi juga," omel Daniel.
"Iya-iya, kamu juga marah-marah tuh," ucap Sierra.
"Aku bilangin Ra ga marah-marah," ujar Daniel.
"Iya deh iya seterah kamu, ya udah ayo ke kantin dulu mau beli susu karamel aku lupa bawa tadi," ajak Sierra.
"Susu mulu, ya udah ayo."
Setelah itu mereka pergi menuju kantin untuk membeli susu karamel. Sierra itu sangat suka sekali dengan susu karamel dan seblak.
"Pagi teh, Sierra beli susu karamelnya dong empat ya," ucap Sierra kepada teh Ani—salah satu stan minuman dikantin.
"Eh neng Erra, pagi neng!" sapa teh Ani "Nih neng udah teh Ani siapin," ujar teh Ani memberikan satu kantong berisi empat susu karamel.
"Makasih teh, nih duitnya," Sela Daniel.
"Ih Niel, Sierra bayar sendiri," ujar Sierra.
"Udah ga usah ayo," ujar Daniel lalu menarik Sierra untuk pergi kekelasnya.
"IH, MAKASI YA TEH!" teriak Sierra yang sudah pergi jauh dari kantin.
****
OKE KITA LANJUT KE CHAPTER SELANJUTNYA AYANG
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN FOLLOW BAGI YG BELUM FOLLOW!!!
see u next chapter! bay bay~
KAMU SEDANG MEMBACA
college time.
Teen FictionCerita ini tentang Sierra Adeline yang di jodohkan dengan seorang ceo muda ternama yang bernama Mahendra Xendrick. Sierra yang kini sedang melanjutkan S2-nya di Universitas Indonesia dengan jurusan kedokteran. Seorang gadis yang memiliki wajah canti...