Happy reading!
Suara dentingan alat makan begitu terdengar jelas. Saat ini suasana kantin begitu ramai. Banyak murid berlalu lalang, dan hampir semua meja terisi penuh.
Saka dan Winona baru sampai, mata mereka menelusuri kawasan kantin untuk mencari seseorang.
"Wina!" Seru seorang gadis dengan suara yang sedikit nyaring.
Winona mengedarkan matanya. Ia tersenyum saat menangkap presensi dari orang yang dicarinya. "Kak, itu." Katanya menghadap Saka dan menunjuk seseorang.
Saka tersenyum. "Ayo," lelaki itu menarik tangan Winona.
"Kak Bella!" Sapa Winona antusias yang dibalas lambaian oleh Bella. Ia mendudukkan dirinya di samping gadis itu. Sedangkan Saka duduk di samping kedua temannya, Alan dan Liam. Duduk mereka saling berhadapan.
Bella, Alan, dan Liam. Ketiga teman Saka yang bisa dibilang sangat dekat dengan Winona dan kedua gadis lainnya, yang tak lain adalah Jena dan Sabrina.
"Bella doang nih yang disapa?" Sindir Alan pada Winona.
Winona tertawa kecil. "Halo Kak Lan, Kak Liam," ia melambaikan tangannya pada kedua lelaki itu.
Mereka berdua tersenyum. "Lucu banget sih lo," ujar Alan gemas.
"Ekhem." Suara Saka menginterupsi keduanya. "Pesenan gue udah belom?" Tanyanya pada kedua temannya.
"Nih, bro. Masih anget baksonya." Liam menggeser dua porsi bakso serta es teh pada Saka dan Winona.
"Makasih, Kak."
"Yoi,"
Kemudian mereka semua fokus pada makanannya masing-masing. Perbincangan kecil juga mengisi pada sekumpulan remaja itu.
Bella yang asyik menikmati makanannya mulai menyadari bahwa mereka seperti kekurangan sesuatu. "Oh iya, Win, Sabrina sama Jen–"
"HALO KAKAK-KAKAK GANTENG DAN CANTIK!" Jena datang membawa nampan berisi semangkok mie ayam dan es teh. Kemudian ia duduk di tempat kosong di samping Bella.
"Buset dah, dateng-dateng udah main teriak aja lu," komentar Liam terkejut.
"Lo kayak nggak tau aja, Jena kan dari kecil didikannya udah kayak di militer. Makanya dia sering banget teriak." Saut Alan terkekeh.
"Masuk akal sih, tapi ya enggak gitu juga dong." Protes Jena setelah menuangkan sesendok sambal di mie ayamnya.
"Bercanda Jen, bercanda. Maaf ye," Alan meminta maaf dengan masih tertawa.
"Dimaafin, tapi lo harus jadi pacar gue, Kak." Kata Jena tersenyum lebar seraya mulai memakan mienya.
"Berani banget ngomong di samping ceweknya." Saka membuka suara.
Jena seketika tersedak. Gadis itu menjadi gelagapan. Ia dengan cepat memeluk lengan Bella. "Ya ampun Kak Bel, maaf ya. Ini cuma bercandaaaa," rengek Jena takut. "Kak maaf ya, Kak Alan gue minta maaf," ia menatap Bella dan Alan bergantian.
Alan yang tadinya sudah tertawa menjadi lebih terbahak.
Begitu juga Bella. "Iya, nggak papa, Jen. Aku tau kok kamu lagi bercanda," tangan kanannya mengusap lengan Jena berkali-kali.
Winona mencolek bahu Jena. "Lagian lo sih, udah tau Kak Alan punyanya Kak Bella masih aja bilang kayak gitu."
"Ya namanya juga manusia, Win. Sering lupa." Balas Jena masih memeluk lengan Bella. Kepalanya juga ia sandarkan pada bahu gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
So, I Met You Again (Completed)
Novela Juvenil- semi baku Masa SMA Winona tiba-tiba berubah menjadi suram. Gadis itu tak menyangka harus bertemu kembali dengan cinta monyetnya dulu. Hansel, laki-laki yang pernah menjadi kekasih Winona pada periode putih biru. Datangnya Hansel membuat Winona kem...