Happy reading!
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Lekas Winona membereskan semua barangnya dan bersiap untuk pulang. Ditengah kegiatannya, suara Jena mengintrupsi.
"Lo ada masalah?" Tanya Jena berbalik menghadap Winona. Mulai dari Winona masuk ke kelas selepas keluar begitu saja tadinya, gadis itu hanya diam menutup mulutnya rapat.
Winona tak menggubris pertanyaan dari Jena. Dirinya sibuk memasukkan semua buku yang ada di mejanya.
Sabrina menyentuh bahu Jena. "Nggak mau diganggu kali." Ia kemudian menatap Winona. "Kayaknya lo butuh sendiri dulu, ya?"
Perkataan Sabrina berhasil membuat Winona mendongak menatap keduanya. "Sorry. Mood gue hari ini nggak enak. Mungkin lain kali gue bakal cerita ke kalian."
"It's okay. Inget, lo punya gue, sama Jena. Jadi kalo punya masalah, lo bisa luapin ke kita. Jangan dipendem sendiri."
Winona mengangguk. "Makasih, udah mau ngertiin."
"Anyway, jadi sama Kak Saka?" Tanya Sabrina.
"Iya. Kebetulan nggak ada kelas tambahan." Jawab Winona kemudian beranjak dari duduknya. "Duluan ya, dia udah di depan."
"Hati-hati." Ucap Sabrina. Matanya mengekori Winona hingga gadis itu keluar dari kelas. Begitu juga dengan Jena.
"Juna sama Hansel?" Jena langsung menoleh cepat menatap Sabrina.
"Gue rasa, iya." Tatapan Sabrina jatuh pada bangku di samping Wandra yang kosong.
"Apa gue tanya langsung aja ya, ke mereka berdua?" Jena meminta saran. Mungkin dengan itu ia bisa langsung menghilangkan rasa penasaran yang ada dibenaknya daritadi.
"Lo nggak lihat waktu Hansel masuk kelas tadi gimana? Sama kayak Winona. Datar. Bahkan sekarang aja mereka bertiga diem-dieman. Kalo Juna juga hasilnya mungkin bakal percuma."
"Mereka berempat pada berantem."
Jena mengikuti arah pandang Sabrina. Terlihat disana Hansel, Jordan, dan Wandra yang sibuk sendiri. Tak seperti biasanya membuat kegaduhan dengan suara menggelegar Jordan yang kemudian diikuti gelakan tawa dari tiga lelaki lainnya.
Jena menggaruk dahinya yang tak gatal. "Kenapa gue ngerasa juga kejebak sama masalah mereka sih?"
•••
"Kak, kok malah kesini?" Alis Winona berkerut begitu motor Saka berhenti di kedai es krim pinggir jalan.
"Mampir dulu bentar." Saka turun dari motonya selepas melepaskan helmnya disusul Winona yang mengekori di belakang.
Kedai tersebut tidak terlalu ramai. Hanya diisi beberapa orang yang singgah sambil menikmati es krim. Karena hal itu Saka bersyukur di dalam hati setidaknya ia tak perlu mengantri lama untuk memesan.
Disisi lain, Winona duduk manis menunggu Saka dan es krimnya datang. Gadis itu membuka ponsel. Alangkah terkejutnya saat ia mendapatkan banyak notifikasi dari grup antara dirinya, Jena, dan Sabrina.
NaNaNa
Jena
| @Winona sorry banget nih, awalnya gue nggak mau ganggu lo dulu
| tapi kayaknya lo harus muncul dan jelasin ke kita berdua
| KARNA GW UDH KEPO DLUANSabrina
| hah? ada apasih?
| knp dahJena
| @Winona muncul lo ancritttSabrina
| fak
| jelasin ke gue ada apaaa
| napa lo tbtb chat begituann
KAMU SEDANG MEMBACA
So, I Met You Again (Completed)
Roman pour Adolescents- semi baku Masa SMA Winona tiba-tiba berubah menjadi suram. Gadis itu tak menyangka harus bertemu kembali dengan cinta monyetnya dulu. Hansel, laki-laki yang pernah menjadi kekasih Winona pada periode putih biru. Datangnya Hansel membuat Winona kem...