4. Rencana

149 17 0
                                    

Happy reading!




"Kak Saka udah otw?" Tanya Sabrina. Gadis itu sudah menggendong tasnya dipundak, bersiap untuk pulang.

Bel tanda waktu pulang sudah berbunyi 5 menit lalu, banyak murid 11 IPS 1 sudah meninggalkan kelas. Hanya tersisa yang melakukan piket dan beberapa masih belum beranjak.

Winona mengemas semua barangnya. "Udah, lo duluan aja." Katanya pada Sabrina.

"Oke. Gue duluan ya, sama Jena." Gadis itu berdiri dari bangkunya. "Jena ayo!"

Jena yang sedang menghapus papan tulis menoleh. "Oke!" Lalu meletakkan penghapus papan tulis di meja guru. "Eh gue udah ya!" Teriaknya pada teman-temannya yang kebetulan memiliki jadwal piket yang sama.

"Eh, eh, eh!" Jordan tiba-tiba berseru.

"Ape?!"

Sabrina menghembuskan napas berat. "Hadeh, mulai dah." Monolognya kemudian kembali duduk pada kursinya. "Kenapa sih, bisa-bisanya mereka berdua sejadwal piket? Udah diundi padahal ambilnya."

Winona yang melihat itu tertawa. "Yang sabar, Brina."

"Nyapu dong! Masa cuma hapus papan doang?!" Protes Jordan tak terima pada Jena.

"Heh gue tadi udah nyapu ya! Tanya aja noh, sama si Acha. Gue tadi nyapu sama dia!" Tunjuk Jena pada Acha yang merapikan meja guru. "Lagian lo sendiri tau kan mana mungkin sih gue nggak piket, sayang duit coy!"

Ya kali Jena mau buang uang lima ribu buat denda piket doang, mendingan beli gorengan Mbak Siti di kantin biar makin kenyang.

Acha yang namanya disebutkan langsung menghentikan aktivitasnya. "Ah iya, Dan. Jena udah piket kok, barengan sama gue." Terang Acha.

"Tuh denger! Lo-nya aja tadi keluar dulu, nggak langsung piket. Jadi gak lihat gue nyapu di kelas pas bel pulang bunyi tadi."

Nyali Jordan seketika menciut. "I-iya, deh. Sana lu pulang." Ucapnya sudah dengan nada biasa. Lalu melanjutkan kembali kegiatan menyapunya.

"Ye, dasar!" Jena mengepalkan tangannya di udara.

Hansel yang hanya memerhatikan dari tadi saat mengemas semua barangnya mulai bertanya pada temannya yang duduk di depannya. "Emang mereka sering gitu?"

Keduanya menoleh, "Hem." Wandra bergumam mengiyakan.

"Nggak usah kaget lo, kalo liat mereka adu mulut lagi." Tambah Juna.

"Brina, ayo!" Panggil Jena pada gadis yang menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Sabrina mendongak. "Kelar?"

"Iye, mau pulang kagak lo?"

"Ya maulah." Kemudian beranjak dari kursinya. "Wina, duluan ya." Pamit gadis itu lagi pada Winona sambil berjalan menghampiri Jena.

Winona mengangguk. "Iya."

"Wina, duluan!" Pamit Jena sembari melambai.

"Hati-hati." Balas Winona melambai juga. Tak lama kemudian gadis itu mulai berdiri meninggalkan bangkunya.

Melihat Winona yang akan meninggalkan kelas, Hansel dengan cepat juga beranjak pulang. Ia ingin menghampiri gadis itu dan meminta suatu hal.

"Gue duluan," kata Hansel berpamitan dengan ketiga temannya.

"Hati-hati, Sel!" Jordan menyaut masih dengan menyapu.

Hansel mengangguk kemudian keluar meninggalkan kelas. Tepat di depan kelas, ia berhasil menghentikan Winona yang akan melangkah menjauh.

So, I Met You Again (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang