Penyihir dan Gaza

17 4 0
                                    

Nothing will work unless you do it.
Maya Angelou

Sekarang aku ingin berteriak. Aku ingin menangis dan bilang kalau aku ingin keluar dari dunia dalam buku ini karena terlampau takut setelah kejadian tadi.

Sebelum nenek Vivi memulai bercerita, terdapat keributan di kota. Dan itu membuat nenek Vivi harus meninggalkan kami untuk pergi menuju kota. Aku dan Gaza tidak tinggal diam begitu melihat semuanya sibuk. Saat kami mengikuti nenek Vivi diam-diam di belakang, sesosok monster cokelat berdiri dan membuat keributan dengan menghancurkan rumah-rumah. Ada yang bilang kalau itu adalah makhluk buatan seorang penyihir!

Mendengar itu tentu aku panik dan segera menarik tangan Gaza untuk menjauh dari kota. Sayangnya, Gaza adalah orang dengan rasa ingin tahu yang tinggi! Dia malah menahanku untuk diam dan melihat adegan memporak-porandakan kota bersamanya. Dia memang gila! Jadinya, monster cokelat mengerikan itu melihat kami, dan dengan tiba-tiba, kepulan asap datang mengelilingi tempat kami berada. Aku mengeratkan pegangan tanganku pada Gaza begitu asap membuatku tidak bisa bernapas dengan baik.

Sayangnya, tangan Gaza terlepas, teriakannya memanggil namaku jelas terdengar. Setelah kepulan asap itu menghilang, barulah kulihat Gaza tidak ada di sampingku. Tidak ada di sisiku. Tidak ada di kota. Tidak ada di rumah Glob dan Torra. Tidak ada di kastel. Tidak ada di sudut-sudut kota.

Gaza tidak ada di Cokosallis.

Gaza menghilang, meninggalkanku.

Siapa yang berani bilang bahwa aku tidak ketakutan sekarang?! Aku ingin pulang, tentu saja dengan Gaza. Tapi, aku tidak dapat menemukannya. Aku takut. Di dunia dalam buku ini penuh makhluk-makhluk yang tidak ramah, bisa saja nanti aku bertemu dengan Goblin yang jahat, atau bertemu dengan pohon ek raksasa yang bergerak lagi.

Glob mengelus pundakku. "Tenanglah, Meify. Kamu di sini aman. Tidak ada yang bisa menculikmu."

Aku menggeleng. "Aku ingin pulang."

"Tanpa temanmu?"

Aku terdiam. Bagaimana caranya untuk bilang bahwa aku juga ingin pulang bersama Gaza? Tapi sekarang Gaza tidak ada di sini. Apa yang harus kulakukan? Mencarinya?

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Aku sedikit menekankan kata-kata dengan mimik kecewa. "Kamu kan tahu aku datang ke sini sama Gaza, aku ke mana-mana sama dia di sini, dia yang bantu aku dan sekarang dia hilang? Dia pergi? Siapa yang culik Gaza? Gimana caranya aku bisa ... bisa keluar dari sini tanpa dia?"

"Hei, tenang. Kau tidak sadar bahwa ada kami di sini?" tanya Torra. "Makanlah cokelat ini, bisa membantumu merasa lebih baik?"

"Kamu pikir ini ampuh?" Aku mengambil sepotong cokelat dengan meses dan memakannya langsung. Dengan napas yang masih menggebu, kekhawatiran yang membuatku seolah terbelenggu, demi apa pun kalau makan sesuatu yang manis sekarang tidak akan membuatku lebih baik. Aku butuh kepastian, aku butuh Gaza di sini.

Aku tidak dapat sendirian.

Aku takut.

Mataku terasa panas, dan aku sadar sekarang aku menangis sambil mengunyah cokelat. Walaupun Gaza gila, walau dia aneh, walau dia menyebalkan, aku tetap ingin dia berada di sini. Aku tetap tidak ingin dia pergi.

Nenek Vivi, Annie, dan Troll lain datang mengerumuniku, nenek Vivi juga memberikan segelas air dan duduk di samping. Beliau mengelus bahuku pelan. "Jangan khawatir, kami pasti akan membantumu," katanya.

"Jangan bohong." Aku menyeka air mata. "Kami ini orang asing. Kalian beneran mau bantuin aku gitu? Aku ini gak punya apa-apa. Cokelat mars juga udah abis. Paling uang, tapi di sini mata uangnya beda." Aku menangis lagi.

Trouvaille: Meify and The Mysterious BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang