The secret to getting ahead is getting started.
—Mark TwainKami pulang ke kediaman para Troll sore hari, karena Annie mengajakku mengunjungi beberapa toko untuk persiapan sebelum pergi. Salah satunya adalah toko baju. Karena pemilik tokonya adalah manusia, maka isinya adalah baju-baju biasa. Bukan baju berupa kertas cokelat atau jeli yang harum stroberi. Kainnya ada yang terbuat dari katun, atau juga terbuat dari benang wool. Meski baju-baju ini terlihat biasa, tentu saja ada saja hal ajaibnya! Baju-baju ini punya sihir.
Annie menyilakan aku memilih satu baju untuk ganti, atau baju yang bisa dipakai untuk menyamar dan baju yang memiliki sihir tertentu. Aku memilih jubah merah marun yang memiliki sihir berupa harum familier para hewan. Aku tidak memilih baju setelan, sebab bingung nanti gantinya bagaimana. Di sini bisa saja tidak ada toilet di hutan, atau tempat berganti baju ....
Ah, sudahlah. Memikirkan ke sana malah membuatku ragu untuk pergi.
Pokoknya, jubah ini sangat lucu. Memiliki motif hewan-hewan di bagian bawah jubah, memiliki kancing dan tali emas untuk diikat kalau aku mau mengencangkan bagian tudung kepala. Jubah yang sangat hangat, dan aku mendapatkan bonus sarung tangan yang dapat mengeluarkan angin. Entah itu angin kencang atau angin biasa. Aku tidak tahu.
Sementara aku sibuk pamer di depan cermin, Annie memilih tiga baju yang dapat membuat tubuh si pemakai menghilang, tidak terlihat, dan dapat berubah bentuk menjadi makhluk lain. Annie bilang, ini berfungsi untuk melakukan penyamaran---karena menurutnya, perjalanan kali ini akan mengunjungi beberapa kota kecil di perjalanan, saat itu pula mereka akan melakukan penyamaran.
Lalu, tempat yang paling hebat yang kami kunjungi sebelum pulang ke kediaman para Troll adalah, peternakan! Ya ampun, ini gila dan super, super, super ajaib!
Saat kami ke sana, aku sudah memikirkan bau kuda atau bau kambing yang tidak sedap, tapi sangat bersih dan tidak ada bau-bau yang seperti itu. Di dalamnya terdapat hewan-hewan aneh. Bukan kambing, kuda, atau sapi. Tapi ada unicorn, pegasus, burung berapi, tupai raksasa, beruang-beruang, dan macan putih. Pemiliknya adalah sesosok raksasa yang bernama Gif. Gif sudah tua, dia memakai baju dan topi petani, tubuhnya kurus, dia ramah dan suka tersenyum. Gif juga memiliki gigi yang tidak rata. Saat dia membuka topinya, Gif memiliki sedikit rambut pada kepala. Suaranya sangat lucu, melengking tinggi dan tiba-tiba menjadi serak berat.
Hewan-hewan itu tidak dijual. Kami hanya boleh menyewanya untuk pergi ke suatu tempat, atau untuk melawan sesuatu. Sebagian sudah disewa, tinggal tersisa satu macan putih, tiga tupai raksasa, dan satu beruang. Aku pikir, masing-masing dari kami akan mendapatkan satu hewan untuk pergi, tapi ternyata tidak. Karena harganya yang mahal juga, jadinya kami hanya menyewa ... satu tupai raksasa, itu pun yang paling kecil di antara mereka. Yang paling kurus ...
Annie juga menawar, agar kami dapat memakai si tupai raksasa dengan nama Nomi itu sepuasnya, sampai kami dapat kembali ke sini. Tapi Gif menolak keras, tapi Annie juga keras kepala, jadilah perdebatan itu berlangsung selama beberapa menit. Sampai kemudian disetujui, kami boleh menyewa sepuasnya, tapi Nomi tidak boleh dibawa-bawa selama perjalanan. Kami hanya boleh memanggilnya ketika perlu menggunakan peluit merah, dan Nomi akan datang. Setelah Nomi datang dan mengantar, maka Nomi akan kembali.
Aku jadi bingung, tapi ya sudahlah. Itu sudah menjadi kesepakatan bersama.
Saat pulang, Nenek Vivi sudah menyiapkan perbekalan. Aku juga segera diperintahkan untuk makan lalu beristirahat, karena besok kami akan memulai perjalanan.
Untuk menemukan Gaza, dan untuk misi Annie menemukan bunga Schell, untukku yang tiba-tiba ragu berada di sini.
Untukku yang tiba-tiba ingin pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouvaille: Meify and The Mysterious Book
FantasyINI tentang aku yang tak sengaja masuk ke dalam dunia entah-berantah, mencari banyak jawaban yang sebenarnya pertanyaan pun tak ada, mencari jati diri hingga aku mempertanyakan satu hal: aku ini siapa? Ini juga tentang satu orang laki-laki yang memb...