Satu

701 98 2
                                    

"JI!"

Jisea yang sedang menjilat dua es krim secara bergantian di genggaman kedua tangannya menoleh ke belakang lalu menyahut polos bentakan Vi,"Kenapa?"

Vi langsung merampas kedua es krim batangan yang di pegang kanan kiri sama Jisea,"Lo makan es krim mulu sih!"

"Ih emang kenapa??? Sini es krimnya Pi, kenapa kamu ambil sih? Vi mau? Beli sendiri dong." rengek Jisea seraya berdiri dari duduknya dan mulai mencoba merebut kembali kedua es krimnya dari tangan Vi. Sayang sekali karena Jisea belum ada makan setengahnya!

Vi mengangkat tangannya tinggi tinggi guna menjauhkan es krim dari jangkauan Jisea,"Gak boleh! Duduk lagi gak?!

Dengan wajah ditekuk, Jisea kembali duduk di sofa ruang tamu rumahnya. Kebetulan Vi memang sedang bermain ke rumah Jisea, ia baru saja kembali sehabis membuang hajat di kamar mandi namun Vi malah mendapati pacarnya sedang menjilati es krim dengan nikmatnya.

Vi kan jadi pengen!

Eh..

"Nih Ji udah duduk. Trus Vi mau apa?!" sewot Jisea yang masih sebal dengan pacar gantengnya.

Vi tersenyum tipis tanpa disadari Jisea, kemudian lelaki itu menjilati kedua es krim milik Jisea di depan pacarnya yang menganga lebar memandangi ulahnya.

"Gue mau makan lah es krimnya. Mmm enak." goda Vi sengaja supaya Jisea ngiler.

Benar saja, Jisea langsung meneguk ludah melihat Vi menikmati dua es krimnya,"AAA GUE MAU ES KRIMNYA!!"

Vi melotot mendengar kata yang salah pada Jisea,"Heh kok ngomong gue?!"

"BODO AMAT! LO JUGA SUKA NGOMONG GUE-LO KENAPA GUE ENGGAK?! SINI GAK ES KRIMNYA?!"

Vi langsung menjauhkan es krimnya dari jangkauan Jisea,"Enggak Jisea!! Cepet ubah jadi aku-kamu lagi!"

"Tapi balikin es krimnya ya?" pinta Jisea dengan wajah memelas.

Vi menggeleng,"Enggak Ji. Lo udah makan es krim lima hari ini! Kalo gue kasih dua es krim ini berarti lo abisin es krim tujuh, gak boleh! Nanti gigi lo bolong mau?"

"Ihh bacot banget sih kamu Vi. Mana bacotnya sama aku doang, sama orang lain sok irit ngomong banget cuih." julid Jisea membuat Vi mendelik padanya.

"Dih suka suka gue. Lagian lo gak usah sok ngomong bacot bacotan kalo makan es krim aja masih suka blepotan kayak bocah TK!"

"Ih tauah bete sama Pi!" Jisea langsung bersandar ke sofa dengan tangan dilipat di atas perut.

Vi lagi lagi tersenyum tipis melihat bagaimana pacar manjanya itu ngambek, Jisea benar benar sangat menggemaskan di mata Vi saat ini!

Tanpa memedulikan Jisea lagi, Vi melangkah meninggalkan ruang tamu dan pergi ke dapur untuk membuang kedua es krim milik Jisea ke tempat sampah yang tersedia disana.

Beberapa menit ditinggal Vi, Jisea menjadi semakin bete. Ia beberapa kali menengok ke belakang untuk berharap Vi akan muncul dari belokan yang mengarah ke dapur rumah Jisea namun cowok yang aslinya dingin itu belum kembali juga.

"Assalamu'alaikum. Jarewo ganteng udah pulang!!"

Bukannya suara Vi, eh malah suara genderuwo yang terdengar di telinga Jisea. Gadis itu membalas pelan salam dari adik laki lakinya itu,"Wa'alaikumsalam."

"Ada orang weh ternyata di ruang tamu. Jawab atuh salam saya Teh." Jarewo datang menghampiri Jisea lalu mengambil duduk di sebelah kakaknya yang sedang bersandar di sofa dengan wajah kusutnya.

Jisea melirik adiknya malas,"Udah."

"Kapan? Gue gak denger tuh."

"Kamu yang budek berarti."

"Dihhhh kayak gak budek aja lu. Gue panggil anjing aja kagak pernah nyaut, apa itu tidak diartikan sebagai budek?"

"Kamu tolol, Jarwo."

"JI! LANGUAGE!" tegur Vi yang tiba tiba saja sudah kembali dari dapur dan kini ikut bergabung di sofa bersama adik kakak tersebut.

Jisea memandangi Vi yang mengambil duduk di sebelah kirinya dengan wajah kesal,"Pi lama banget sih?!"

"Kangen?"

"Bukan! Ji tuh lagi kesel tapi kenapa Pi malah pergi, bukannya peluk Ji terus balikin es krim Ji! Oh ya es krim Ji mana?!" oceh Jisea.

Vi membalas santai,"Udah gue buang."

"WHAT?!" kaget Jisea membuat Vi memasang wajah heran kemudian mengangguk dan beralih merapatkan diri ke Jisea untuk memeluk gadis itu.

Mohon maaf, itu masih ada Dek Jarewo loh kak.

Jisea tidak berontak dipeluk, dia mah malah senang hihi.

"Kok Pi peluk Ji?"

"Katanya kalo lo kesel gue harusnya peluk lo?"

Jisea tersenyum dalam pelukan Vi, ia pun langsung mengeratkan pelukannya.

Jarewo yang baru saja pulang sekolah berencana ingin mengganggu kakaknya yang dikira sedang sendirian nyatanya harus menerima kepahitan ini.

Lelaki kelas 9 SMP itu malah ditakdirkan menjadi penonton tak dianggap untuk keuwuan kakaknya bersama pacarnya.

Jarewo menyeletuk pelan,"Iya anggep aja saya perabotan rumah."

***

a/n:

ada yang mau sama jarewo?

jangan lupa vote dan komennya jika mau dilanjut ceritanya wkwk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa vote dan komennya jika mau dilanjut ceritanya wkwk!

V & JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang