BAB IV

2 0 0
                                    

Happy Reading!

Setelah kejadian itu mama masih belum percaya seprti apa yang sudah terjadi semua nya seperti bunga tidur, karena papa itu terkenal sholeh, dan sering berdakwah ke mana-mana.

Setiap malam papa dan mama pasti bertingkar di saat pas jam 00.00 teng, maka pertengkaran itu akan di mulai mereka akan bertengkar disaat gue dan abang sudah tertidur, beberapa kali gue terbangun dan mendengar percakapan mereka, kata-kata yang keluar dari mulut mama;

Mam'a POV

"Kenapa selama ini bohong? kenapa baru sekarang terungkap, mungkin kalau gak ada yang memberitahu kami selama ini kami hidup satu atap dengan seorang pembohong. Kamu sudah punya keluarga lain mungkin selama ini, dengan pamit sama aku sama anak-anak dengan alasan berkerja. 

"Kamu akan terus diam kan, kamu tega banget ya mas, kamu gak mikir in perasaan anak-anak, mereka tau papa nya pembohong mereka lihat papa nya sama perempuan lain bahkan punya anak dari perempuan lain.

"Kamu kalau mau menikah lagi silahkan tapi bilang, kasih aku alasan kalau udah gak cocok  sama aku bilang, udah bosen sama aku bilang, apa yang gak suka dari aku bilang, jangan kayak gini kamu main di belakang aku diam-diam sementara ikatan kita masih suami istri."

"Kalau kamu menikah lagi si saat status kita sudah berpisah aku tidak akan mempermasalhkan sama sekali aku akan ikhlas laihir batin kamu sama perempuan lain, tapi ini apa kamu bohongi kami, kamu simpan ini bertahun-tahun."

"Sepandai-pandai nya manusia menyimpan rahasia atau aibnya maka akan terbongkar dengan sndirinya, sepandai-pandai nya orang menyimpan buah ditempat mana pun akan tercium bau nya baik dalam keadaan sudah membusuk atau masih bagus."

 "Sekarang kamu tinggal pilih mau sama yang sana apa mau yang sini, mau sama yang sana sikahkan tinggal kan yang sini, mau sama yang sini silahkan tinggal kan yang sana, kamu jadi manusia jangan egosi mas, kamu udah tua kamu juga alim tau agama pasti kamu tau mana yang baik dan soal tindakan kamu ini pasti kamu sadar kan kalau ini salah."

"Aku gak ridho seandainya aku di madu, aku gak pernah rela aku didua kan, kalau mau mengikutin jejak Rasulullah tidak begini, kamu tau rasullulah poligami karena demi kemajuan islam demi umatnya serta mendapatkan restu dari istru beliau bukan karena nafsu semata, sementara yang kamu lakukan kamu poligami apa kamu sudah berlaku adil selama ini?"

"Kamu pulang seminggu sekali padahal kamu kerjaan nya setiap sabtu minggu libur, tapi aku maklumi kamu capek diperjalanan jadi kamu gak usah pulang istirahat aja di rumah karyawan yang sudah disediakan. Kamu gak ngasih uang belanja berapa pun aku terima karna aku kerja juga jadi bisa sedikit membantu untuk jajan anak-anak."

"Aku mengantar kamu kerja kedepan pintu dengan harapan kamu lancar kerjaan nya, sehat selalu selamat sampai tujuan, dan ternyata kamu  selama ini berangkat bukan untuk kerja tapi untuk pulang ke rumah perempuan lain, hati aku sakit mas sakit lihat orang kepercayaan aku menghancurkan kepercayaan, orang yang selama ini ku anggap bisa bimbing aku kesurga bareng-bareng ternyata main di belakang aku."

"Sekarang kamu mau kek mana pisah?"Jawab jangan diam aja;

Selama mama berbicara papa selalau diam seribu bahasa dan mengalihkan tatapannya ke sembarang arah.

"Udah la, udah kek gini" jawab papa. 

"Apanya yang udah, kamu gak ngerasa in jadi aku jadi anak-anak yang udah di bohongi, kamu gak tau apa yang kami rasain, anak-anak rindu orang tua nya, tapi mereka udah paham tau papa nya lagi kerja, mereka belajar giat karena kalau papa nya pulang mau nunjukkan nilai nya tinggi, tapi bales an kamu apa, kamu diam-diam main di belakang kami."

"Sekarang kamu pergi aja ke dekat istri kamu disana, anggap aja kami yang disini udah mati, kami bukan siapa-siapa kamu bawak semua baju kamu angkat kaki kamu dari sini."

mama ngusir papa dan nyampak semua baju papa hingga satu pun gak ada tersisa baju papa di rumah; Papa cuma diam gak ada satu pun kata yang keluar dari bibir papa;

****

Nit'a POV

Dari kejadian itu gue selalu lihat teman-teman pergi sekolah di antar papa nya, dan saat temen-temen main ke rumah selalu nanya papa nya ke mana, dan gue selalu jawab "papa kerja jauh, pulang nya lama; 

Hingga abang gue masuk SMP abang di paksa masuk suatu Pesantren sama mama, agar abang lebih terarah hidup nya, selama bertahun-tahun kami gak pernah jumpa sama papa lagi, gue melanjutkan sekolah tiap pulang sekolah mama akan nitip in gue sama temen nya yang sesama propesi guru yang dekat sama rumah, mama akan nitip gue sampai mau adzan magrib sampai mama pulang dari kuliah nya;

"Awal-awal gue di titip gue selalu nangis dalam diam gue mau ikut mama tapi mama semenjak itu keras dalam mengajar kami, kami gak boleh cengeng harus bisa mandiri, mama tepuk bahu gue sambil berkata;

"Dek kita gak punya siapa-siapa di sini, bahu kamu ini harus kuat kita harus hidup dan berdiri di kaki kita sendiri, adek harus menjadi orang sukses tunjuk kan ke dunia kita sukses pakek kerja keras kita, usaha kita hidup kita jangan bergantung sama orang , adek tau kan papa kek mana jadi kita yang harus berjuang adek di sini ya tunggu mama pulang, nanti kalau mama udah pulang adek mama jemput jangan nakal sama mbak ya baik-baik adek ya mama jalan dulu."

Tiap hari mama akan melakukan ritual itu kalau gue di tinggal kerja dan kuliah sama mama, mama selalu percaya sama anak gadis nya yang ini kuat dalam memahami kondisi yang terjadi. Hingga kami udah terbiasa hidup tanpa kehadiran papa, karena mama udah menjadi kedua nya mama udah menjadi mama sekaligus seorang papa.

.....

Mungkin nanti cerita kehidupan author selangi sama cerita asmara nya guys

Cerita ini bukan tentang kisah percintaan aja ya, cerita ini selangi related kehidupuan

JANGAN LUPA VOTE, KOMENTAR DAN FOLLOW 

Kamu Yang Tak TergapaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang