I Turned Into An Antagonist Character

»»---> 011 <---««

୨୧˚ I Turned Into An Antagonist Character ˚୨୧⋆｡˚ ⋆

|||    

Sesampainya disekolah

|                 |                  |
|                 |                  |
|                 |                  |

Kei dan Akira bersama ke sekolah merupakan kejadian yang langka

Anak kelas yang berada disana langsung foto adegan mereka

Kei yang tidak nyaman hanya menundukkan kepalanya didepan anak anak yang fotoin mereka

Didepan Akira terdapat sudah banyak sekali rombongan orang yang ingin tau berita di chat temen nya

Katanya kei ama akira bersama pergi kesekolah

Mereka mengira hanya rumor jadi mereka melihat nya untuk menemukan sebuah kepastian yang viral di grup sekolah

Ternyata benar mereka berdua bersama kesekolah

Wah ini akan jadi kejadian langka

Si cupu dengan si pembuat onar bersama pergi kesekolah

"Kalian bisa minggir gak?"
Setelah mendengar ucapan ketus dari kei mereka semua terkejut dan langsung memberi jalan

Bayang bayang dia melihat ekspresi ejekan dan hinaan oleh temen sekelasnya saat dia masih kecil karena membuat ibunya meninggal masih ada

Ntah kenapa aku merasa mereka berkata bahwa
'Dasar anak monster tidak tau diuntung'
'Anak yang tidak layak'
'Anak monster'
'Pembunuh'
'Menjijikkan'
'Ewwhh.. Kenapa dia masih hidup?'
'Ayah nya sangat menyayanginya dan terlalu naif mempunyai anak pembunuh seperti itu, sampe dia dibiarkan hidup hahahahaha'
'Anak pembawa sial'

Saat aku menanya dengan datar kepada ayah "apakah ibu terbunuh karena aku? Temen sekelasku bilang kalau aku adalah penyebab ibu meninggal"

Ayah menangis melihat ku dan berkata kepadaku "maafkan ayah, tidak bisa jadi sosok ayah yang baik ke kamu. Maafin ayah yang selalu sibuk, ayah akan berusaha meluangkan waktu luang ayah buat kamu"

Akira yang berada disamping nya juga terkejut melihat penampilan kei yang bertampang dingin dengan ucapan ketus nya tadi membuat bulu kuduk nya bergidik..

Kei berjalan duluan meninggalkan Akira dan rombongan dengan wajah dingin nya

'Ntah kenapa aku merasa dia sedang tidak mood saat ada rombongan didepannya tadi atau cuma perasaan ku saja'

"Ada apa dengannya?"
"Ntahlah"
"Aku tidak pernah melihat kei seperti itu"
"Aku juga, aku juga"

Nanti saja aku tanyakan padanya sekarang aku harus ke kelas dulu

Akira ke kantin untuk membeli botol minum karena kecerobohan nya yang gak pernah bisa diubah itu

Lalu pergi ke ruang kelas untuk mengikuti pembelajaran dan juga menanyakan pada kei tapi kalau kondisinya belum mau cerita seperti nya dibiarkan saja dulu

Aku harap dia bisa bercerita pada orang lain yang dekat dengan nya

Sebelum sampai ke ruang kelas ntah kenapa si rei ada di depan pintu seperti menunggu nya

"Apa mau mu?"
"Hahahaha... Akira, kau tidak perlu seserius itu. Btw kamu mau ikut aku ke cafe malam ini"
"Ngapain? Jika tidak penting aku mau pergi.. Lupakan tentang undanganmu itu"
"Kau ini terlalu serius sekali Akira, aku hanya ingin makan saja denganmu dan mulai kenalan dengan akrab, sebelum nya aku terlalu kasar kepadamu"
"Aku gak ikut"
"Akira dengarkan aku dulu.. Oy ayoo kita ke bar malam ini"
Akira memakai headset lalu pergi meninggalkan nya yang sedang teriak teriak seperti orang bodoh

_Akira_
[System apa kamu ada disana, akhir akhir ini kamu tidak pernah muncul]

_Akira_
[Oy, system.. ]

'Apakah system nya eror?'

System 999 ntah kenapa hanya muncul saat dia memberikan aku cerita dalam buku, dan semua tentang identitas pemilik aslinya
Lalu dia tiba tiba menghilang seperti tidak pernah komunikasi sebelumnya

Saat memikirkan system, kei yang berada disebelah nya menunduk lalu berkata
"Maaf, tadi aku meninggalkanmu"

Akira yang awalnya memikirkan system segera menjawab kei

"Tidak apa apa, pasti kamu terganggu oleh mereka.."

"Hmm"

Akira yang melihat hanya menghela nafas
'Sejak kapan protagonis ini sifatnya berubah menjadi seperti itu?'

.
.
.
.

.

.

Sementara dipihak lain

"Hei, apa kau sudah siap? "
"Saya siap tuan"
"Mari kita liat apakah kita bisa mengambil kesempatan dengan mencuri dia? "
"Tenang saja tuan tidak ada yang mengenal identitas mu"

"..."
"..."
"..."
"Baik tuan aku akan melakukan sesuai yang kamu mau"

.

.

.

.

To be continued

.

.

.

.