Terbiasa sendirian bukan berarti akan terbiasa dengan kesepian, itu dua hal berbeda, meskipun baginya teman yang sebenar-benarnya memanglah sepi. Setidaknya walaupun hanya satu, ada yang mau menjadi tempatnya pulang saat ia tumbang. Itu Defran, Ayahnya..Menjadi anak tunggal selama hidupnya, Aijezz bingung menghadapi situasi diruang rawatnya saat ini. Biasanya hanya ada ayahnya, kadang malah tanpa di temani oleh siapapun. Lalu tiba-tiba ia kedatangan empat bersaudara. Dunia serasa di jungkir balikkan seketika, Aijezz tidak tahu harus bagaimana.
Sejak mereka datang dan mulai mengisi ruang rawatnya dengan berbagai macam obrolan, Aijezz masih mati kutu, tidak banyak ambil bagian. Ia baru akan berbicara jika ditanya. Selebihnya hanya tersenyum kemudian mengangguk, padahal ia tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.
Mas Yudhis tidak pernah kehabisan topik untuk dibahas, ditambah dengan komentar pedas dari Mas Bima juga tawa ala bapak-bapak milik Mas Juna. Sedangkan Nakula, walaupun dia tidak banyak bicara, namun senyumnya tidak pernah menghilang. Rasanya sedikit aneh, disini ramai, tapi Aijezz masih merasa ada yang kosong.
Ia menatap dalam pada sang ayah yang dengan mudah bisa berbaur diantara 'anak-anaknya', menimpali dan menyahuti segala yang mereka bicarakan. Sudah lama sekali sejak terakhir kali Aijezz melihat pancaran bahagia secerah itu di wajah Defran. Kapan lagi ada kesempatan melihat ayahnya tertawa begitu lepas.
Aijezz lega Ayahnya menemukan 'tempat yang nyaman' di 'rumah barunya'.
Itu bagus..
Dan tanpa Aijezz sadari, ia juga mencari. Mencari dimana tempat untuknya. Mulai memindai segala celah di setiap sudut. berharap segera menemukan disebelah mana seharusnya ia berada.
Nakula duduk bersandar di sofa. Meletakkan smartphone-nya begitu saja, membiarkan benda itu tergeletak disampingnya, ia sudah kehilangan minat untuk sekedar scrolling atau bermain game, sungguh membosankan.Detik yang berlalu banyak dikudeta oleh hening, hingga pandangnya menemukan iris terang Aijezz tengah menatap ke arahnya. Cukup lama mereka hanya beradu pandang. Rasanya awkward sekali. Nakula tidak habis pikir mengapa mendadak semua orang keluar dengan alasan-alasan yang tidak begitu masuk akal. Termasuk bundanya juga Ayah 'tirinya'.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E N I A L »[ Lee Jeno ]«
General FictionNotes :: -Book ini untuk di Baca! Bukan untuk diplagiat!!! -Bacanya dari Prolog, Biar paham alurnya. -Jangan lupa tinggalkan jejak. -Follow juga biar nggak ketinggalan kalau Booknya di Update dan Mamak ada book baru. //////////////// Summary : Katak...