Kepada mereka yang sudah pergi. Tidak ada cara yang lebih tepat selain belajar merelakan. Berat sudah pasti, sakit tak perlu di tanya lagi. Karena hidup memang tidak pernah mudah, bisa jadi perpisahan adalah awal yang baik. Sedangkan hal-hal indah yang terjadi di awal adalah permulaan sebelum datangnya ujian di kemudian hari. Manis di awal, bukankah itu benar adanya.
Dari sana Renan belajar. Tidak ada yang bertahan selamanya. Termasuk kehilangan yang pada akhirnya akan menemukan pengganti. Orang-orang yang pernah kita sakiti, -entah sengaja atau tidak- akan menemukan tempat yang tepat untuk di obati, atau kepala penat yang penuh dengan segala kerumitannya akan menemukan bahu ternyaman untuk bersandar. Juga tangan dingin yang kemarin hanya bisa bersembunyi di saku jaket, akan menemukan tangan lain untuk digenggam dan berbagi kehangatan.
Semuanya sudah memiliki tempatnya masing-masing. Termasuk yang lebih dulu pergi, apalagi yang pernah mengukir senyum dan tawa bersama. Mereka jelas punya tempat yang amat spesial, mereka akan terus di ingat dan terkenang di dalam hati.
Di atas gundukkan tanah yang sudah di penuhi rumput teki, sebuket bunga krisan Renan letakkan di sana. Kata kakak cantik yang merangkainya di toko tadi, Bunga itu memiliki arti 'persahabatan abadi', Bukankah Renan adalah teman yang romantis. Iya sekarang, dulu?
"Tenang dan Bahagia ya disana, bebasin diri lo sebebas-bebasnya.. -Semuanya emang nggak baik-baik aja setelah lo pergi, tapi lo jangan ngeremehin gue, apa lagi Hasta. Kita bukan anak cupu kayak lo.." Renan larut dalam obrolan satu arah yang ia ciptakan. Biarlah, karena sebanyak apapun kata yang dia ucapkan, tak akan ada balasan dari yang di tuju.
"Sorry ya.. kita goblok dan nggak peka.. "
Kepedulian yang datang terlambat adalah penyesalan terbesarnya. Mereka terlalu sering bercanda dan tertawa bersama, hingga tidak menyadari jika candaan hari itu bukan sekedar candaan semata.
"si Hasta ya, walaupun mukanya kayak 'ngok-ngok' ( read : Babbi ) Kelakuannya kayak 'u uk a ak' (read : Monyet ) Nggak ada akhlak kayak 'guguk' ( read : Anjing) tapi dia yang paling setia kawan. Nggak kayak lo berdua." Dengan senyum lebar Sadewa melirik Hasta. Hari itu seusai jam pulang sekolah mereka berkumpul di cafe tempat biasa mereka nongkrong.
Sadewa dan Hasta datang terlambat, karena mereka baru saja lepas dari interogasi guru BK. Agenda-nya memberi keterangan atas laporan beberapa siswa yang katanya melihat mereka membolos dan merokok di belakang sekolah.
"orang tuh biasanya ya.. Di angkat dulu, baru di banting. Ini dibanting dulu, terus dibanting lagi kagak di angkat-angkat. Sadewa bangsatnya udah overlimit." Nakula tertawa puas.
"Bicit nya Dewa makin ngadi-ngadi ye kalo di denger. Belum pernah di maki-maki orang bisu kayaknya.." ( Note : Dark Joke. jangan di tiru!!)
KAMU SEDANG MEMBACA
D E N I A L »[ Lee Jeno ]«
Ficção GeralNotes :: -Book ini untuk di Baca! Bukan untuk diplagiat!!! -Bacanya dari Prolog, Biar paham alurnya. -Jangan lupa tinggalkan jejak. -Follow juga biar nggak ketinggalan kalau Booknya di Update dan Mamak ada book baru. //////////////// Summary : Katak...