14. Forget to Forgive

295 29 1
                                    

"Yang mulia?" Kuroko terkejut melihat Emperor lah yang datang dan masuk ke ruangan tanpa ada pemberi tahuan.

Tampak Kuroko tidur di sisi Seichi di tengah dan Seiya di kirinya Seichi.

Kuroko tampak memegangi buku yang di ambilnya dari perpustakaan kerajaan.

"Hmp, ikut aku ke ruangan ku, baron" ucap Akashi,

"Tapi pangeran-" ucap Kuroko tidak bisa meninggalkan ruangan tanpa penjaga.

"Aku sudah memerintahkan Marquees Ryouta dan Marquees Daiki" ucap Akashi,

"Tolong perintahkan mereka menjaga di dalam ruangan" ucap Kuroko mengingat kejadian di masalalu,

"Hmp!?"

".  .  ."

"Wakata"

.

.

.
"Duduklah dimana pun kau inginkan,hmp" ucap Akashi, keduanya sudah berada di ruang kantor Emperor.

"Jadi apa yang, ingin Anda katakan pada hamba sampai membawa hamba ke ruangan Emperor" ucap Kuroko dengan nada datarnya.

"Sebelum terlambat-"

"Anda sudah sangat terlambat yang mulia" ucap Kuroko meski dia tak mengerti apa yang sedang di bicarakan.

BRUKKK

Emperor mendekati Kuroko setelah membanting beberapa barang yang ada di atas meja kerjanya.

"Dengarkan aku sampai selesai, hmp" ucap Akashi mencengkram wajah Kuroko keras.

"Yang mulia, apapun yang aku katakan.

Apapun yang aku inginkan,

Apapun yang aku harapkan,

Bukankah semuanya tiada artinya di mata anda?

Lalu untuk apa anda membawa hamba kemari,

Lakukanlah seperti sebelumnya" ucap Kuroko.

"Kau!? (Mengingat saat dia mengusir Kuroko dari istana 5 tahun lalu)

Huft, dengar Tetsuya.

Aku membuangmu saat itu karena aku sudah tak membutuhkan mu, hmp.

Dan sekarang aku memungutmu kembali karena kedua anak itu membutuhkan mu,

Tidak kurang atau lebih" ucap Akashi dengan kalimat tajam nya,

"Sou desu ka" ucap Kuroko,

"Baguslah, sekarang kau bisa mendengarkan ku dengan baik, hmp.

Setelah Seiji kembali kelak, aku akan menjadikannya Emperor,

jadi jangan berharap menjadikan kedua anakmu itu sebagai putra mahkota atau bahkan calon Emperor selanjutnya, hmp.

Aku tak ingin ada pertumpahan darah antar saudara"ucap Akashi menatap Kuroko dengan mata dwidarnanya yang selalu mempesona, yang merah layaknya rubi dan kuning layaknya topaz.

"Huft, kenapa di dunia ini di penuhi oleh orang gila yang tampan,

Bahkan anak yang lahir dari perutku pun sama tampan nya,

Gen fantasi memang luar biasa" ucap Kuroko mulai bangun dari tempat duduknya.

"Hmp!?"

"Yang mulia, hamba tak pernah mengharapkan kekuasaan  apapun dari yang mulia,

Aku hanya ingin hidup tenang dan mati di hari tua" ucap Kuroko berjalan mengarah ke pintu.

BUKK

Tangan Akashi menahan pintu yang hendak di buka oleh Kuroko,

Seduce Villain EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang