Setelah penampilan itu Seiya berjalan ke arah Seichi dan Seichi langsung turun dari tempat duduknya yang berada di kiri sang selir kerajaan, Baron Kuroko.
"Arigatou, nii-sama" ucap Seichi lalu berjalan ke tengah aula,
"Hmp?" Akashi Seiji cukup terkejut melihat keduanya akur, dengan pakaian lebih tertutup tetapi pakaian kerajaan itu sangat manis di gunakan oleh Seichi,
Tetapi perhatian Seiji tak lagi seperti dahulu, kini apapun yang di Lakukan Seichi, harusnya tak kan berarti lagi bagi sang putra mahkota.
.
.
Aku rasa aku selalu seperti itu, dimanapun kau berada
Ketika aku mendengar tentangmu
Aku langsung berlari padamuWaktu itu, sepertinya hatiku hanyalah sebuah lelucon
Setiap kali aku melihatmu tertawa
Aku tak pernah belajarSehingga sulit untuk mengungkapkan perasaanku
Aku ingin menjadi masa depanmu
Aku tetap hidup seperti ini
Semenjak pertama kali aku melihatmu sampai sekarangHanya ada dirimu dalam hatiku
Sekarang aku akan mengatakan kata yang jelas itu
Tapi akankah kata itu bisa membuatmu mengerti yeahTerima kasih, terima kasih dan hanya terima kasih
Untuk penantian, kerinduan
Dan juga kenanganTerima kasih yeah
Terima kasih yeahTapi itu hanya kata biasa, aku takut kau tak mengerti
Itulah mengapa aku tak bisa mengatakannya
Aku mencoba mencari kata yang lebih indah dari 'terima kasih'
Tapi aku tak bisa mengatakan apapunAku tak bisa mengungkapkan perasaanku
Karena aku tak berani
Seandainya saja aku tahu 'cinta' sedikit lebih awal
Sejak pertama kali aku melihatmu sampai sekarangHanya ada dirimu dalam hatiku
Sekarang aku akan mengatakan kata yang jelas itu
Tapi akankah kata itu bisa membuatmu mengerti yeahTerima kasih, terima kasih dan hanya terima kasih
Untuk penantian juga untuk mengajariku apa itu cintaTerima kasih yeah
Terima kasih yeahHatiku takkan berubah, tak akan pernah
Meskipun kau melupakanku
Kita tak akan berubah
Karena sudah terukir di hati kita
(sudah terukir)Terima kasih yeah
Terima kasih yeahSemoga lagu ini bisa mengungkapkannya padamu
Terima kasihTerima kasih
Tubuh Seichi mengikuti irama layaknya bunga yang layu dan bermekaran,
Bahkan para bangsawan yang hadir pun bisa melihat betapa cantiknya pangeran bungsu kerajaan rakuzan ini.
Tetapi bukannya kembali ke kursi, Seichi kembali melantunkan lagu terakhirnya sebagai ungkapan hatinya,
aku tidak ingin menangis
aku tidak ingin menangiskarena aku mencintaimu
karena aku mengatakan aku mencintaimu
apa pun yang kukatakan
itu masih tak cukupkau meninggalkanku
meski hanya kau yang aku anggap berharga
ke mana kamu pergi?
apakah kamu meninggalkanku
karena sudah tidak menyukaiku lagi?jangan bercanda, aku tahu kamu di sana
aku merasa kamu datang
jadi aku menunggu tanpa hentiaku harus menemukanmu, menemukanmu
jika aku menangis sekarang
aku akan kehilangan kesempatan bertemu denganmuaku tidak ingin menangis
aku tidak ingin menangis
meski aku memiliki banyak air mata
aku tidak ingin menangisjalan ini terasa asing, terasa asing
meski sebenarnya aku tahu
bisakah orang itu mencariku?
aku mencarimu sekarangjangan bercanda, aku tahu kamu di sana
aku merasa kamu datang
jadi aku menunggu tanpa hentiaku harus menemukanmu, menemukanmu
air mataku mulai mengalir
dan mulai memburamkan penglihatankuaku tidak ingin menangis
aku tidak ingin menangis
meski aku memiliki banyak air mata
aku tidak ingin menangisaku baik-baik saja
(aku tidak baik-baik saja)
aku tak ingin melihatmu
(aku sangat merindukanmu)
harus kukatakan
kebohongan yang bahkan tak berasal dari hatiku
karena hatiku tak akan mendengar
apa yang aku pikirkankembalilah kembalilah kembalilah
ketika separuh dariku hilang
bagaimana bisa aku tetap hidup?aku tidak ingin menangis
aku tidak ingin menangis
meski aku memiliki banyak air mata
aku tidak ingin menangis
aku tidak ingin menangisjika kita bertemu lagi
aku tidak ingin menangis
Namun begitu lagu kedua selesai, Seichi sadar kalau kursi putra mahkota sudah tak di tempati lagi.Seiji-ouji pergi entah kemana.
"Seiya-ouji, Seichi-ouji, penampilan yang sangat menakjubkan" bisik Selir kerajaan,Baron Kuroko Tetsuya.
"Hmp" tak ada kalimat pujian dari Emperor, karena anak kesayangannya yaitu Akashi Seiji tampak pegi dari tempatnya karena penampilan ke dua anak nya.
.
.
.
"Apa kau yakin pamit seperti ini, nodayo" ucap Midorima Arima"Diamlah!" ucap Akashi Seiji pergi ke kkamarnya dan mempersiapkan semua barangnya untuk pergi hari ini juga,
'Hari ini aku mengerti kalau aku sudah kehilangan Seiya,
Dan sekarang aku membuang Seichi,
Ini kekalahan kedua ku, dan kini aku kehilangan keduanya' ucap Seiji dalam hati memejamkan mata,
"Daripada memikirkanku, apa kau yakin akan ikut dengan ku, hmp?
Bagaimana dengan Marquess Midorima kalau tahu anak kesayangannya akan pergi ke tempat yang jauh?" ucap Akashi Seiji.
"Justru tou-sama yang menyuruhku nodayo.
Hamba akan mengikuti yang mulia sampai akhir nodayo" ucap Arima,
"Hentikanlah, bagaimanapun kau juga merupakan anggota kerajaan Shutoku" ucap Seiji.
"Tapi kini Shutoku sudah tidak ada, dan aku tinggal di kerajaan Rakuzan yang mana Tou-sama adalah kaki tangan setianya Emperor, nodayo.
Aku pun ingin sepertinya, nodayo" ucap Arima sangat membanggakan Midorima Shintaro.
"Karena itu kau ingin menjadi abdi setiaku, hmpp.
Sou ka, Arima-ouji" ucap Seiji seraya meledek.
"Berhentilah meledek hamba yang mulia, nodayo"
.
.
.
Pukul 3 pagi terdengar ketukan di kamar Kuroko,Tetapi tak ada suara penjaga mengungkapkan siapa yang datang.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Seduce Villain Emperor
Romantiekcerita mengenai calon mahasiswa yang tiba tiba harus menemui ajalnya di hari pertama dia masuk kampus akibat kecelakaan lalulintah, dan terbangun di tengah medan perang tanpa tahu ini adalah kehidupan keduanya setelah kematian, kuroko tanpa sengaja...