29. Campur Aduk

217K 23.9K 11.7K
                                    

Haii guys, selamat hari senin. Semoga harimu senin terus.

Absen dulu yuk, pembaca Bucinable dari kota mana aja nih?? Kali aja kita satu kota mwehehe.

Aku update nunggu vote dan komen chapter ini melebihi chapter sebelumnya💓 Jadi kalo aku belum update, bantuin biar bisa cepet memenuhi target jangan cuma nyuruh up doang😊

Aku update nunggu vote dan komen chapter ini melebihi chapter sebelumnya💓 Jadi kalo aku belum update, bantuin biar bisa cepet memenuhi target jangan cuma nyuruh up doang😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN DISKIP BACANYA! BIAR GAK BINGUNG!

Riri mengusap air mata di pipinya yang belum berhenti mengalir. Sejak kepulangan Gala dari rumahnya tadi, Riri terus kepikiran dan khawatir mengenai keadaan cowok itu. Wajahnya babak belur. Sudah dipastikan, kini Gala memang sedang tidak baik-baik saja. Kekhawatiran Riri juga bertambah karena hingga detik ini ponsel Gala tidak kunjung aktif.

Riri bangkit dari tidurnya. Ia berjalan ke arah jendela yang menghadap ke balkon kamar. Riri berdiri dan menatap langit yang gelap. Ia sama sekali tidak merasakan kantuk meski hari sudah larut malam. Sedari tadi, pikirannya hanya tertuju pada Gala, Gala dan Gala.

"Riri salah ya kalo maafin Gala terus?" gumamnya dengan mata bulat yang sibuk memerhatikan bintang-bintang berhamburan di langit. "Riri bodoh ya kalo ujung-ujungnya selalu nerima Gala kembali?"

Gadis itu menghela napas panjang. Merasa bingung dan bimbang dengan keadaan yang ia hadapi sekarang. "Tapi sebelum Riri punya keluarga kaya sekarang, cuma Gala sama Bunda yang selalu nemenin Riri dalam keadaan apapun. Bahkan waktu itu, setelah Bunda pergi, juga cuma Gala yang Riri punya."

"Gala yang nemenin Riri, Gala yang selalu ada buat Riri, Gala yang urus Riri, Gala yang ngelindungin Riri, Gala juga yang nenangin dan nguatin Riri kalo Riri lagi kangen sama Bunda."

"Gala emang suka marahin Riri, suka bentak-bentak Riri, suka kasarin Riri. Tapi itu cuma sekian persen dari berjuta-juta persen kebaikan Gala ke Riri."

"Bunda, Riri gak salah kan kalau pertahanin Gala?" tanya Riri seolah sedang berbicara dengan bundanya yang sudah tiada. "Riri sayang banget sama Gala. Riri mau sama Gala terus. Riri gak mau Gala ninggalin Riri, kaya Bunda."

"Ditinggalin itu sakit. Riri gak mau kehilangan lagi," lanjutnya setelah memejamkan mata untuk beberapa detik. Menahan rasa sesak yang muncul tiba-tiba.

"Riri ingat, dulu, setiap Bunda mau ninggalin Riri kerja ke luar kota, Bunda selalu pesen ke Riri buat gak percaya sama siapapun, selain Gala." Gadis itu tersenyum tipis. "Sekarang, gimana bisa Riri gak mau maafin Gala, kalau sampai akhir hayat Bunda pun, Bunda percaya banget kalo Gala bisa jagain dan bahagiain Riri."

Senyum Riri kian melebar. "Riri percaya, Gala itu sayang banget sama Riri. Cuma cara Gala buat pertahanin Riri aja yang kadang kurang tepat."

Tiba-tiba gadis itu terkikik geli. "Kalau kata Bunda, Gala itu kaya Singa, tapi bisa berubah jadi kucing kalo lagi laper."

BUCINABLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang