Tok tok tok..
"Sore Tante, Angkasa."
"Eh Calla, masuk sayang," Anggi mengusap air matanya cepat-cepat ketika melihat Calla muncul di ambang pintu. Sementara Angkasa masih setia memegang tangan Nayla sambil matanya menatap Calla.
Kemudian JJK menyusul di belakang Calla, ketiganya memasang ekspresi canggung karena ucapan Angkasa yang tidak sengaja mereka dengar barusan. "Loh, sama Jay, Jake dan Kai juga."
Jay terkekeh pelan, "Iya, Tan."
"Masuk-masuk. Nayla baru di cek lagi sama dokter, masih mau 'istirahat' lebih lama katanya," ujar Anggi lirih.
Calla yang mengerti maksud dari ucapan Anggi lantas merangkul Anggi dengan lembut. "Nay pasti sehat lagi, Tan. Kita cuma perlu sabar," jawab Calla. "Oh iya, ini Calla bawain Tante Sop, Iga bakar, roti sama teh krisan. Karena Nay nggak bisa makan, jadi buat tante supaya tante tetap banyak energinya."
Ada seulas senyum kecil dibibir Angkasa mendengar suara ceria Calla. Sayangnya senyum itu hanya sebentar dan tidak nampak oleh siapapun.
"Repot-repot sekali, Calla. Tante selalu jaga makan kok, kamu ngga perlu repot kayak gini, sayang."
"No problem, Tante. Tante kan Mamanya Nay, jadi Calla anggap sebagai Mama Calla sendiri."
"Ini Jay juga bawain parcel buah, Tan."
"Jake ada bawa camilan juga nih banyak."
Anggi terharu merasakan perhatian mereka terhadapnya, ini sangat lebih daripada cukup. Ia senang karena Nayla memiliki sahabat baik seperti mereka.
"Makasih ya Jake dan Jay."
"Anytime, Tan."
"Lo bawa apa, Kai?" tanya Jake songong
Kai termangu di tempatnya, ia merasa dikhianati oleh ketiga sahabatnya. Tidak satupun dari mereka memberitahu Kai jika harus membawa buah tangan untuk menjenguk Nayla, setiba di parkiran rumah sakit barulah Kai melihat Calla, Jay dan Jake turun dari mobil masing-masing dengan membawa bingkisan.
"Kai nggak sempet mampir tadi, Tan. Sorry ya, next Kai bakal bawain makanan yang banyak deh."
Kini semuanya tertawa melihat raut wajah Kai yang cemberut. Kai memang terlalu polos jika untuk urusan begini.
"Nggak perlu, Kai, kamu kesini aja Tante udah senang banget."
"Hehe," Kai terkekeh, sedetik kemudian Jake mengaduh sakit karena pundaknya di pukul oleh Kai tiba-tiba. "Lain kali lo gue buat malu juga, awas aja," bisik Kai.
"Ye, bodo," ejek Jake.
"Sa, kapan balik ke Berlin?" Jay buka suara
Angkasa melirik sekilas lalu kembali melihat Nayla. Sungguh Calla muak ada disini, ia benci harus melihat Angkasa begitu mencintai Nayla.
Padahal dulu siapa yang mati-matian menolak Angkasa? Namun, tetap saja Calla tidak ingin dijodohkan dengan Angkasa. Tapi, kenapa perasaannya selalu bolak-balik tidak karuan dan membuat Calla bingung.
"Belum tahu."
"Dih, minta kena siram emang ini anak. 2 bulan di Berlin bukannya nambah pinter, malah makin rese."
"Tante mau cek administrasi perawatan Nayla dulu ya, mumpung ada kalian."
"Iya, Tan," jawab Nayla.
Sepeninggalan Anggi, Calla mendekati Nayla, tangannya hendak meraih pipi Nayla tapi langsung dihalangi oleh Angkasa dan JJK turut menyaksikan itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily Terakhir Untuk Calla
Teen FictionCalla lily; bunga yang dianggap sebagai simbol kepercayaan dan kesetiaan. Seperti Calla yang percaya dan setia menunggu Angkasa kembali. Atau seperti Angkasa yang percaya dan setia menunggu Nayla terjaga dari koma. . On going.