Maaf bila ada salah penulisan dan ejaan!
-
-
-
-
Happy Reading❤
Bugh!
"Enan stopp!" Jerit Luna ketika melihat Arka tiba-tiba memukul orang yang baru saja memeluk dan mengaku sebagai kakaknya. Otomatis pelukannya pada Luna terlepas begitu saja.
"Lo berani meluk cewek gue!" Ucap Arka dengan terus memukul Zidan. Zidan tak melawan, dia masih tak menyangka apa benar perempuan itu yang selama ini ia dan papanya cari karena wajahnya yang begitu mirip dengan Dista, adiknya. Dan sekarang ia yakin itu adalah adiknya.
Anggota Zercos yang melihat leadernya dipukul segera bergerak namun tangan Zidan yang terangkat menandakan berhenti untuk tidak membalas.
"Pliss Nana mohon stopp! Stopp..." Luna memeluk Arka dari belakang sambil menangis. Sungguh ia kasihan dengan orang yang Arka pukul bertubi-tubi hanya karena orang itu memeluknya.
"Hiks...hiks...stopp..."
Arka membalikkan badannya menghadap Luna yang sedang menangis sambil memeluknya, ia tak membalas pelukan itu.
"Kamu bela dia?" Ucap Arka dengan nafas yang memburu setelah menghentikan pukulannya. Emosinya belum mereda, ditambah suara Luna yang seakan-akan membela orang didepannya ini.
"Enggak...hiks...enggak."
"Arka di--"
"Lo diem!" Ucapan Zidan terhenti karena sentakan Arka. Zidan membiarkan Arka menyelesaikan urusannya, setelah itu ia akan membiacarakan sesuatu dengannya.
"Fine."
"Lo semua hari ini libur dan bubar kecuali Cerpenter, Zercos, dan sahabat Luna tetep disini." Ucap Erlan tajam yang membuat mereka berpulang. Memang selalu saja begitu, tiap hal ini terjadi semua murid bahkan guru segera dipulangkan. Mungkin kali ini sedikit berbeda.
"Hiks...hiks..." Luna masih sesegukan, ditambah Arka yang tidak membalas pelukannya seperti biasa.
"Kamu marah?" Tanya Luna sambil mendongak melihat Arka. Yang ditanya hanya mengunci mulutnya tak menjawab.
"Nana juga nggak tau kenapa dia tiba-tiba meluk Nana sambil bilang kakak."
"Jangan marah."
"Nana nggak bela dia."
"Nana cuma nggak mau Enan kena masalah."
"Tapi dia meluk kamu itu jadi masalah buat aku!!!"
"Iya-iya Nana tau. Udah jangan marah-marah. Jangan bikin Nana takut." Ucap Luna dengan lirih. Kasian dengan Luna, Arka akhirnya membalas pelukan Luna dengan lembut.
"Ar!" Arka menoleh dengan wajah datar karena Zidan yang memanggilnya. Ia mengangkat sebelah alisnya.
"Dia adik gue."
"Kalian, bawa Nana keruangan gue!" Suruh Arka pada enam sahabat Luna.
"Tap--"
"Nurut, Nana. Nggak mau bikin aku marah kan?" Luna menggeleng. Tapi ia masih penasaran dengan orang yang mengaku sebagai kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA(END)
Ficção AdolescenteThanks for reading!! - - "Kamu selalu menjadi yang pertama. Kecuali, menjadi yang kedua setelah mama." - Arka Denantra Dirka "Makasih selalu ada. " - Luna Pradista - - Ikuti kisah lengkapnya disini!! Bagi yang tidak suka menye-menye, kalian salah la...