2

1.9K 142 22
                                    

Lee Jeno dulu namanya bukan Lee Jeno.

Namanya hanya satu kata Jeno tanpa marga dibelakang namanya. Dia sejak bayi tinggal dipanti asuhan. Dia tidak pernah tahu siapa orang tua kandungnya, dan mengapa dia dibuang oleh mereka. Mungkin dia adalah anak hasil pemerkosaan, atau anak orang miskin yang tidak mampu memberinya makan. Itu sebabnya dia ditinggalkan didepan gerbang panti asuhan swasta dan saat para perawat menemukannya, Bayi Jeno yang menangis kelaparan, meminum ludah anjing jalanan yang menetes ke wajahnya.

Para perawat yang melihat sangat kaget dan segera menggendongnya. Mereka langsung membawa bayi kecil yang kurus itu untuk diperiksa oleh Dokter. Mereka khawatir bayi yang menelan ludah anjing akan terinfeksi virus dan mati.

Salah satu perawat yang kejam menceritakan lelucon itu kepada anak-anak yang lain. Sejak saat itu teman-temannya di panti akan memanggilnya anak anjing.

...

Hari-harinya dipanti asuhan tidak berlangsung lama. Sekitar umur 8 tahun dia di adopsi oleh sepasang suami-istri dari keluarga menengah dan di beri nama keluarga oleh mereka. Itulah asal mula marga Lee yang dia gunakan hingga sekarang.

Para Ibu perawat menangis bahagia saat dia diseret pergi bersama keluarga lain. Jeno menatap mereka satu per satu. Dia tahu dan sadar bahwa kebahagiaan itu bukan kebahagiaan karena terharu melihatnya punya keluarga baru, tetapi kebahagiaan itu adalah simbol rasa lega karena akhirnya mereka bisa terbebas dari anak setan yang nakal.

Teman-temannya sangat gembira saat melihat dia dibawa pergi. Mereka tidak perlu khawatir lagi mainannya akan direbut oleh bocah nakal ini. Mereka sangat bahagia. Mungkin nanti malam para perawat dan anak-anak panti akan merayakan kepergiannya.

Jeno merasa benci mereka. Tangan kecilnya mengepal. Bibirnya lurus dan wajahnya dingin tanpa ekspresi.

Perlahan roda mobil berputar dan meninggalkan gedung penampungan anak yatim piatu itu, dan Jeno yang menempelkan wajahnya dijendela tidak bisa lagi melihat bayangannya.
...

Hari itu Jeno masuk kedalam rumah keluarga Lee. Untuk tahun pertama dan kedua, Ayah-Ibu angkatnya sangat baik dan memperlakukannya dengan tulus. Untuk kali itu saja dia merasa sangat bahagia. Kali pertamanya tersenyum dan merasakan kehangatan sebuah keluarga. Jeno tidak menyesal pergi dari panti dan datang kerumah keluarga Lee. Mungkin pasangan ini benar-benar menginginkan seorang anak. Mereka menyayanginya seperti toples kaca yang mudah pecah, penuh kesabaran dan hati-hati saat merawatnya.

Perlahan Jeno juga mulai menjadi anak baik, penurut, dan pintar. Dia disekolahkan dan selalu meraih nilai terbaik untuk jadi persembahan pada orang tua angkatnya. Jeno sangat bersemangat,

Dia bahkan pernah berjanji untuk terus membuat mereka bangga sampai dia dewasa nanti. Aku tidak akan membuat kalian menyesal karena mengadopsiku, aku akan nembuat kalian bangga sampai ke-langit, hingga kalian tidak tahu caranya untuk turun.

..

Tapi,... Musim panas tahun itu saat Jeno baru pulang dari sekolah. Dia mendengar jeritan dan barang pecah belah dari rumahnya. Dia melangkah ketakutan dan masuk melewati pintu. Ruang tamu didepannya berantakan dan diselimuti bau darah dan kematian.

Ibu angkatnya tergeletak dilantai. Wajahnya pecah ditutupi darah hitam dengan mata melotot kearahnya. Kaki Jeno bergetar. Ibu angkatnya dibunuh, dan pembunuh itu sedang sibuk memotong kakinya(Ibu) dan mengupas daging dengan tulang secara terpisah.

Pelakunya adalah Ayah angkatnya yang baik.

Tuan Lee menoleh dan menatap Anaknya yang mematung tanpa riak apapun dimatanya. Seakan-akan daging yang sedang dia kupas dan dimasukan kedalam panci itu bukan daging istrinya, tetapi daging sapi segar yang baru saja disembelih. Dia tersenyum hangat, "Kamu sudah pulang, Nak? Ayah akan membuatkanmu bakso daging dan sepanci sup segar. Apa kamu mau?"

[𝐁𝐋] 🔞𝐓𝐎𝐏 𝐒𝐀𝐃𝐈𝐒𝐓𝐈𝐊 | 𝐑𝐉𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang