10 -End

925 72 18
                                    

"AKU AKAN MEMBUNUHMU!"

Renjun berlari dengan ganas. Urat matanya sampai berwarna merah karena terlalu banyak memendam kebencian. Jika dilihat dari ekspresinya, niat membunuh begitu besar, kedua alisnya bahkan hampir menyatu. Dia menjelma menjadi orang jahat dalam semalam demi membalaskan ketidakadilan bagi keluarganya. Namun di tengah jalan, tiba-tiba dia terjatuh.

"AKH!"

Renjun memegangi telapak kakinya yang berdarah. Di bawah kakinya terdapat pecahan kaca yang menusuk dalam dan hampir menancap sepenuhnya. Dia meringis hebat, darahnya tidak berhenti mengalir seperti air, menambah basah lantai yang awalnya sudah ternoda darah Yuxin.

"Ah!!"

Sakit!

Jeno menyilangkan tangannya sambil menggeleng prihatin, "Ckck, Huang Renjun... Huang Renjun... Apa yang terjadi? Bukannya kamu ingin berkelahi? Ahh... Apakah kakimu tertusuk sesuatu? Pfft... Yang dibutakan adalah aku, tetapi mengapa matamu yang lebih tidak berguna? Haha..."

Renjun membatin. 'Jangan dengarkan dia.'

"ARGGH!" Dia menahan erangan kesakitannya sambil mencabuti satu per satu pecahan kaca dengan dahi yang berkeringat. Luka menganga terlihat sangat menakutkan saat semua kaca itu berhasil dia singkirkan, tetapi serpihan kecil masih tertinggal di dalam dagingnya, menimbulkan rasa kesemutan dan sensasi ditusuk-tusuk sangat ngilu. Tangannya ikut berlumuran darah, memercik ketika dia membuang benda tajam itu ke lantai.

TANG... TANG... TANG...

Itu memantul tiga kali sebelum berhenti.

"Hhahh... Hhahh..." Renjun memandang pecahan terakhir yang berhasil dia keluarkan dengan nafas memburu. Dada telanjangnya naik turun tidak beraturan seperti balon yang dipompa angin. Tangannya juga tidak berhenti gemetar ketika dia memegang telapak kakinya yang berdarah.

Renjun mengangkat kepalanya dan mengerang kesakitan, "AAARGHH!"

Keputus asaan hampir terlihat, air matanya meluncur tanpa dia sadari.

Di depannya, Jeno tidak pernah berhenti menertawakannya dengan sikap yang memuakkan. Pria psikopat itu sangat menikmati setiap keluhannya seperti sedang mendengarkan sebuah lagu. Aiyah... Jeritan kesakitan orang lain adalah musik pengiring paling indah yang pernah dia dengar.

Jeno memijat kedua alisnya dan berkedip beberapa kali. "Sial." Belum ada perubahan apa pun pada matanya. Dia menggeram marah, kemudian menegakkan tubuhnya setelah beberapa saat dengan senyuman lebar. Aura membunuhnya sangat kuat, kali ini dia tidak akan mengampuni Huang Renjun lagi seperti yang terakhir kali.

Aku akan membunuhnya, mencincang dagingnya! Merebus tulangnya! DAN MEMAKAN OTAKNYA!

"Bagaimana hadiah dariku? Hebat bukan? Kkekke... Apakah kamu ingat, daging yang kamu bumbui adalah daging wanita itu." Dia menjilat bibirnya sambil berdecak, "Sayang sekali kita tidak sempat makan malam. Biar kuberi tahu, daging wanita lebih enak dari pada daging laki-laki, aku sudah pernah mencobanya."

Tidak ada suara apa pun dari Renjun. Ruang tamu itu begitu sunyi senyap. Hanya siulan angin dari luar yang menabrak jendela yang sesekali terdengar ditelinganya.

Bola mata Jeno bergerak cepat dibalik kelopak matanya. Dia tidak merasakan apa pun, apakah pria bodoh itu pingsan?

"Hah?"

"...."

"Kamu tumbang hanya karena pecahan kecil?" Dia tertawa tetapi kemudian tawanya langsung menghilang, "Akan aku buat kamu merasakan hal yang lebih dari tusukan kaca itu. Kamu harus membayar karena telah berani membutakan mataku! ANJING SIALAN!"

[𝐁𝐋] 🔞𝐓𝐎𝐏 𝐒𝐀𝐃𝐈𝐒𝐓𝐈𝐊 | 𝐑𝐉𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang