Tugas?

2K 204 23
                                    

Sepulang sekolah, aku dan Adel mencari Kevin dan Erza. Kalo bukan karena tugas, aku gak mau deh ngelilingin sekolah buat nyari dia. Tapi ya ada senengnya juga sih.

Ternyata Kevin dan Erza nongkrong di balkon kelas X IPS II. Dan.. disana ada Sabrina.

"Sabrina, kamu mau gak jadi pacarku?" tembak Erza pada Sabrina seraya menggenggam tangannya erat dan menatap matanya dalam.

Itu yang kusaksikan saat aku sudah berada di dekatnya.

"Iya, aku mau kok jadi pacarmu"  jawab Sabrina tersenyum dan membalas tatapan Erza.

Rasanya air mataku ingin keluar, namun kutahan. Aku berusaha tegar.

"Ciee, ada yang baru aja jadian nih"  kata Adel memecahkan suasana yang sudah membuat hatiku sesak. Karena telah menyadari keberadaanku dan Adel, Erza segera melepaskan genggamannya dan beralih menatapku dan Adel sambil tersenyum malu-malu.

"Eh, apaan sih lo, Del. Jadi lo tadi liat gue nembak Sabrina?"  tanya Erza pada Adel.

"Iyalah, elo sih. Gue kesini tu nyariin elo sama Kevin. Katanya hari ini mau ngerjain tugas dari Pak Irwan di rumah lo? Iya kan?"  jawab Adel. Erza menepuk dahinya "Ohiya, gue hampir lupa. Sabrina, aku duluan ya, mau ngerjaiin tugas nih" pamit Erza pada Sabrina yang dijawab Sabrina dengan senyuman yang dipaksakan "Iya, gapapa kok, aku juga mau pulang".

"Ayo buruan" ajak Kevin yang ternyata sudah berjalan mendahului kami.

***

"Wow, rumah lo gede juga ya, Za" puji Adel pada rumah Erza saat kami berempat sudah berada di depan pintu masuk.

"Hehe, ayo masuk"  ajak Erza pada kami bertiga. Kami hanya melongo saat memasuki rumah Erza. Sumpah gede banget.

"Kita belajar di kamar gue apa di ruang tamu aja?" tanya Erza pada kami bertiga.

"Di ruang tamu aja deh, Za" jawab Adel. Aku, Erza, dan Kevin menyetujuinya.

"Nyokap sama bokap lo kemana? Kok sepi banget sih?" tanyaku pada Erza saat kami sudah duduk di ruang tamu yang super duper gede.

"Biasalah, mereka kalo jam segini kan belum pulang" jawab Erza sambil tersenyum manis.

"Bi Inah, tolong bawakan minum sama camilan buat kita berempat dong"  teriak Erza pada pembantunya dari ruang tamu.

"Siap"  balas Bi Inah sambil berteriak juga dari dapur.

Setelah lima menit menunggu Bi Inah, akhirnya Bi Inah datang sambil membawa 4 gelas berisi air berwarna orange, mungkin itu syrup dan 5 toples berisi makanan ringan.

"Makasih, Bi"  ucap kami berempat bersamaan. Bi Inah hanya menjawab dengan senyuman dan anggukan kepala. Lalu kembali menuju dapur.

"Kita bagi aja ya tugasnya, 1 bab ini banyak banget lho. Kalo gak dibagi gak bakalan selesai"  ujar Adel.

"Gue sama Kevin bagian yang A dan B. Erza sama Velis bagian yang C dan D. Gimana setuju?" tambah Adel yang sukses membuatku melotot. Kenapa aku harus sama Erza? Kenapa nggak sama Adel aja? Menyebalkan. Tapi  seneng juga sih bisa deket sama dia. Aku, Erza dan Kevin hanya menganggukan kepala.

Setelah kerja kelompok dimulai, pikiranku tidak fokus. Ya, aku tidak fokus karena dekat dengan Erza. Gimana mau fokus kalo jantung udah gak bisa diajak kompromi?
Huh.

Ternyata kamu jauh lebih ganteng kalo diliat dari jarak deket ya, Za. Batinku.

Aku tidak mengerjakan tugas malah memandangi wajah Erza yang sedang serius merangkum buku paket. Tetapi tiba-tiba dia mendongakkan kepalanya dan membuatku gelagapan. Dan secepat mungkin pandanganku beralih pada buku paket kembali. Untung aja dia gak tau kalo dari tadi aku memperhatikan dia.

Waiting My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang