10

5.7K 438 4
                                    

"Mulai hari ini kau tidak boleh bekerja di tempat itu!" Ucap pria itu tegas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mulai hari ini kau tidak boleh bekerja di tempat itu!" Ucap pria itu tegas.

"Tapi kenapa?!" Renjun bertanya dengan nada tak kala tinggi.

"Kau tak perlu mengetahui alasannya, ikut aku sekarang!" Pria itu menarik lengan Renjun dengan kasar kemudian memasukan tubuh itu ke dalam mobil. Renjun memberontak tetapi tenaganya jelas berbeda.

"Hyung!!"

"Kita akan pergi dari kota ini."

"Kau tidak bisa mengaturku!" Bentak Renjun.

"DIAM!"

"Hyu- Akhh!" Kepalanya tiba-tiba terasa sangat sakit. Dan membuat Taeyong panik kemudian segera menghentikan mobilnya.

"Hey! Kau kenapa?" Taeyong mencoba menghentikan jemari Renjun yang terus meremas kepalanya.

"H-hyung sakithh." Renjun menangis sebab tak dapat menahan sakit di kepalanya. Ia memejamkan mata, tetapi saat memejamkan mata bayang-bayang seseorang muncul dalam penglihatannya. Bukan hanya satu orang tetapi ada banyak.

Bayang-bayang dirinya di siksa oleh perempuan yang sama sekali Renjun tak tau itu siapa. "Arghhhhh."

"Kita akan pulang." Taeyong membiarkan Renjun yang duduk si sampingnya sembari menahan sakit di kepalanya. Ia lebih memilih untuk pulang kerumahnya bukan menuju rumah sakit.

Suasana di rumah sakit sangat genting sebab sedang menjalankan operasi. Di dalam ruangan operasi semuanya panik sebab setang jantung pasien sempat berhenti sejenak. Namun mereka bersyukur sebab masih menemukan detak jantung nya.

Diluar sana ada seseorang yang setia menunggu operasi selesai. Hingga sesuatu dalam sakunya bergetar. Ia melihat ponselnya yang bergetar tak berniat mengangkat nya. Tatapi saat beberapa menit ponselnya kembali bergetar, mau tak mau haechan harus mengangkat telefon tersebut.

"Hallo?"

"Ibumu pingsan cepatlah pulang." Orang yang di dalam telfon terdengar sangat panik. Dan itu juga membuat Haechan cemas akan ibunya.

"Aku akan kesana." Dengan cepat ia mematikan telfonnya. Ia mendekat ke arah pintu dan berkata "Renjun-ah sahabatku kau harus bertahan, aku akan pergi dan aku akan kembali. Tunggu aku, aku tak akan lama. Dan hangat pernah menyerah."

Setelah kepergian Haechan seseorang muncul di balik tembok, ia menatap remeh kepergian pria itu. Kemudian mendekat ke arah pintu dengan tak sopan nya ia membuka pintu tersebut.

"Bisakah tuan keluar, kami sedang menjalankan operasi!"

"Buatlah seakan pria itu mati." Titah pria yang diketahui bernama Lee Taeyong.

"Jangan meminta yang aneh-aneh tuan!"

"Ikuti perintah ku atau ku buat rumah sakit ini bangkrut dalam sekejap!" Tegas taeyong.

Sang dokter menoleh, "ba-baiklah tuan kami akan menurutinya."

Sang dokter menyelesaikan operasi pengangkatan tumor nya setelah itu dirasanya pasien itu masih memiliki detak jantung meskipun sedikit tak terasa. Ia perlahan melepaskan semua alat yang menempel pada tubuh Renjun.

"Dia masih dalam pengaruh obat bius." Ujar dokter itu.

"Berapa lama biusnya?"

"Selama Dua puluh empat jam."

"Bisakah kau menambah obat biusnya?"

"Tidak bisa karena itu akan memperlambat pasien bangun."

"Tidak masalah lakukan saja!" Dengan terpaksa dokter itu menuruti kemauan Lee Taeyong.

"Ada yang ingin bertemu dengan dokter." Ucap sang suster saat baru memasuki ruangan.

"Siapa?"

"Sahabatnya pasien itu."

"Baiklah saya akan keluar."

"Tunggu! Jika pria itu ingin membawa pulang pasien ini maka katakan, 'kalian akan mengisi jasadnya di peti mulai dari rumah sakit' mengerti!" Dokter itu hanya pasrah dan mengangguk dan kembali melangkah keluar.

"Bagaimana keadaan sahabat saya?" Tanya Haechan.

"Sahabat Anda tidak bisa diselamatkan."

"Tidak! Tidak mungkin!" Haechan segera masuk kedalam ruangan dan melihat sahabatnya yang masih terbaring disana.

"Renjun!! Bangun! Kau harus hidup hiks, kau hanya bercanda kan?! Kau menyuap dokter itukan?! Hiks Renjun-ah bangun." Haechan mencoba mengguncang tubuh itu tetapi tak ada respon.

Haechan mengangkat tubuh lemah itu dan membawanya keluar.

"Tuan! Jangan membawanya! Kami akan mengurus jasad nya terlebih dahulu."

"Aku akan kembali!" Haechan membawa Renjun pulang kerumah orang tua Renjun dan menunjukan betapa kehilangan nya ia.

Saat pemakaman mereka semua datang tetapi tak dapat melihat wajah putra mereka, Haechan mengiyakan perkataan Dokter untuk mengemasi jasad saat masih di rumah sakit.

Jasad sudah di isi di dalam peti saat dirumah sakit, namun Haechan juga tak melihatnya langsung, ia hanya melihat saat peti itu sudah di tutup dan di paku. Haechan hanya sedikit mengintip sahabatnya yang sudah menggunakan Jaz, Jaz itu ia yang membelinya.

Kejadian saat di ruangan untuk mengemasi, Taeyong sudah mengambil renjun lebih dulu dan di ganti dengan jasad lain.

Ia membawa Renjun ke luar negeri, Lee Taeyong sangat bersyukur saat mengetahui anak itu mengalami amnesia yang cukup lama tak tahu lama itu juga kapan.

Taeyong sama sekali tak tau semua tentang Renjun ia hanya mengetahui jika namanya Renjun, dan soal yang lain-lain sama sekali Taeyong tak tau.

Untuk umur, Taeyong hanya melihat dari wajahnya, perkiraan anak itu berusia 17 tahun, mungkin baru kelas 12 SMA.

Dan Taeyong akan mengatakan hingga anak itu bangun, tetapi Renjun masih mendapatkan perawatan selama beberapa bulan untuk memulihkan isi otaknya.







Dan Taeyong akan mengatakan hingga anak itu bangun, tetapi Renjun masih mendapatkan perawatan selama beberapa bulan untuk memulihkan isi otaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Terimakasih telah membaca cerita saya:)

[✓] Undesirable | JaerenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang